Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Heru Winarko, hadiri kuliah umum BPSDM Hukum dan Ham di Cinere, Depok, Senin (21/1). Dihadapan 350 taruna BPSDM, Heru menjelaskan gambaran situasi penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Indonesia.
Taruna BPSDM merupakan aset negara yang nantinya akan menjadi Aparatur Sipil Negara yang berkualitas dan memiliki personal branding yang kuat serta memiliki daya saing yang tinggi. Untuk itu, Kepala BNN mengajak seluruh Taruna BPSDM untuk menanamkan sikap anti narkoba.
Menyinggung sedikit maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di dalam Lapas, Heru berharap, Taruna BPSDM dapat menjadi pelopor pemberantasan peredaran narkoba dari balik lapas dan upayaya rehabilitasi bagi narapidana penghuni Lapas.
Menurut Heru, salah satu sistem yang perlu ada di dalam Lapas adalah Fasilitas Rehabilitasi. “Tak harus ada di dalam Lapas, bisa diluar lapas, asal dibawah pengawasan kepala Lapas”, ujar Heru.
Kepala BNN juga memberi sedikit gambaran tentang maraknya pemanfaatan jalur tikus oleh para sindikat narkoba, baik jalur laut maupun darat. BNN berhasil memetakan 84 jalur tikus di wilayah Batam yang rawan terjadinya penyelundupan narkoba. Data ini sedikit menggambarkan betapa Indonesia rawan terhadap keluar masuknya narkotika dari luar, dan banyaknya pihak yang harus terlibat dalam penanganannya.
Atas dasar itu, BNN berupaya menyebar luaskan pemahaman terkait bahaya penyalahgunaan narkoba. Dengan harapan, seuruh pihak dapat memiliki persepsi yang sama terhadap Narkoba dan cara penanganannnya.
Heru menganggap bahwa Taruna BPSDM merupakan aset berharga bagi negara dan harus terus di jaga dan dibina hingga sukses kelak. Kuliah umum ini ditutup dengan penyerahaan cinderamata narkotika sintetis dari Kepala BNN kepada Kepala BPSDM Hukum dan HAM, Dr. Marjoeki.
Humas BNN
