Skip to main content
UnggulanBerita UtamaBerita SatkerBidang Hukum dan Kerjasama

BNN RI Hadiri ASEAN Seaport Interdiction Task Force (ASITF) 2023 Guna Perkuat Pelabuhan Laut dari Ancaman Narkotika di Kawasan Asia Tenggara

Oleh 13 Des 2023Desember 16th, 2023Tidak ada komentar
BNN RI Hadiri ASEAN Seaport Interdiction Task Force (ASITF) 2023 Guna Perkuat Pelabuhan Laut dari Ancaman Narkotika di Kawasan Asia Tenggara
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama regional antar negara dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN), Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) menghadiri kegiatan ASEAN Seaport Interdiction Task Force (ASITF) kedelapan yang digelar di Hotel Ciputra, Semarang, Jawa Tengah (13/12).

Laos bertindak selaku tuan rumah dari the 8th ASITF tahun ini yang digelar secara virtual. Masing-masing negara anggota ASEAN yang terdiri dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand dan Laos memaparkan drug situation nya.

Pertemuan ASITF 2023 kedelapan dihadiri oleh perwakilan seluruh Negara Anggota ASEAN (AMS) dan Sekretariat ASEAN. AMS berbagi gambaran mengenai situasi Narkotika di masing-masing negara. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Methamphetamine tetap menjadi narkotika yang paling banyak disita di wilayah Asia Tenggara.

Deputi Hukum dan Kerja Sama Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Irjen. Pol. Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., P.hD., memaparkan pandangannya dan memberikan masukan pada agenda tujuh yaitu rekomendasi ke depan dalam hal intediksi di pelabuhan laut kawasan ASEAN.

Baca juga:  Pelaksanaan Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika melalui Tes Urine bagi Mahasiswa Politeknik STIA LAN Jakarta

“Saya sampaikan tadi berupa pentingnya manajemen Seaport, sharing informasi masing-masing Seaport antara negara dengan sipil serta otoritas lain untuk disupport terus. Kemudian saya sebagai perwakilan Indonesia membuat proposal untuk ditanggapi. Kedepannya ada beberapa kegiatan yaitu join patrol dengan pihak eksternal ASEAN yaitu dengan India terutama daerah perbatasan,” ujar Irjen. Pol. Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., P.hD.

Pertemuan ASITF 2023 mencatat statistik terkini mengenai penangkapan terkait narkotika, penyitaan besar-besaran, dan kasus-kasus besar perdagangan gelap narkotika di pelabuhan laut dan pos pemeriksaan perbatasan, khususnya di tengah pembukaan kembali perbatasan setelah pandemi COVID-19.

Tantangan yang sama di kawasan juga turut dirasakan, antara lain tingginya permintaan narkotika sintetik dari tempat produksinya di Segitiga Emas, minimnya pertukaran informasi antar aparat penegak hukum, serta munculnya modus operandi baru yang digunakan sindikat narkotika.

Ke depan, pertemuan ini menggarisbawahi pentingnya mekanisme yang dipimpin ASEAN untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi peredaran gelap narkotika di wilayah pelabuhan terutama kawasan Asia Tenggara dalam wujud peningkatan jumlah pelatihan bersama, operasi bersama atau investigasi antara/di antara lembaga penegak hukum Negara-negara Anggota. Kemudian menyiapkan hotline untuk memfasilitasi pertukaran intelijen dan informasi.

Baca juga:  BI Kembali Laksanakan Test Urine

Biro Humas dan Protokol BNN RI

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel