BNN.GO.ID – Jakarta, Dalam aktualisasi perang melawan narkoba atau War on Drugs menuju Indonesia Bersinar, BNN memiliki Grand Strategy, salah satunya adalah Soft Power Approach, yang mencakup bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi. Dalam konteks upaya pencegahan, peran para Penyuluh Narkoba sangat strategis. Sebagai ujung tombak di tengah masyarakat, para penyuluh harus terus diberikan keterampilan agar dapat membimbing, membina dan membentuk pola hidup atau perilaku masyarakat anti narkoba secara maksimal.
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan para Penyuluh Narkoba, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BNN menggelar Pelatihan Teknis Bidang Pencegahan secara bertahap mulai tanggal 28 Juli-18 September 2021. Pada Tahap I telah dilaksanakan sejak tanggal 28 sampai dengan 30 Juli 2021 dengan metode Massive Open Online Course. Kemudian Tahap II dilaksanakan mulai tanggal 23 Agustus sampai dengan 1 September 2021 secara virtual (distance learning). Sementara itu, Tahap III akan digelar pada tanggal 2 sampai dengan 18 September 2021 secara Virtual (distance learning) yang terdiri dari bimbingan rancangan aktualisasi, presentasi rancangan aktualisasi, bimbingan implementasi, evaluasi implementasi, dan diakhiri dengan penutupan pelatihan.
Dalam pembukaan Pelatihan Teknis Bidang Pencegahan, pada Senin (23/8), Deputi Pencegahan BNN RI, Drs. Sufyan Syarif, M.H., menekankan, Penyuluh Narkoba ditantang untuk berkreasi dan berinovasi dalam melakukan penyuluhan terhadap target segmentasi yang variatif baik dari segi usia, maupun karakteristik masyarakat.
Inovasi sangat diperlukan terutama di saat pandemi Covid-19 sehingga para Penyuluh tetap dapat melaksanakan program dengan maksimal sekaligus menjaga protokol kesehatannya dengan ketat.
Jenderal Bintang Dua ini juga memaparkan, saat ini Bidang Pencegahan memiliki beberapa program unggulan Tematik P4GN yang harus diimplementasikan, antara lain : Desa Bersinar, Ketahanan Keluarga, Soft Skill SMA/SMU, Kampanye atau Branding Elektronik atau Nonelektronik dan CNS Radio Podcast.
Terkait program Desa Bersinar, Deputi Pencegahan kembali mengingatkan agar para Penyuluh dapat memiliki pemahaman mulai dari Grand Strategy hingga ke pelaksanaan teknisnya di lapangan. Ia menguraikan, dalam program Desa Bersinar terdapat aktivitas pencegahan dan regulasinya. Seperti contoh, di sebuah daerah, terdapat regulasi dari provinsi yang berlaku hingga ke tingkat RT dan RW. Menurutnya hal itu sangat penting, karena pada akhirnya regulasi tentang P4GN itu menyasar aspek ketahanan keluarga.
Selain itu, Deputi Pencegahan juga mengulas pentingnya branding atau kampanye baik melalui media elektronik maupun nonelektronik.
“Kita harus branding program BNN dan yakinkan masyarakat, sehingga perlu dipikirkan secara menarik, agar orang mau melihat. Hal tersebut juga perlu dilakukan secara masif dan komprehensif. Harus bersinergi dengan dinas terkait, dan masyarakat serta pihak swasta,” imbuh Deputi Pencegahan.
Kepada para peserta pelatihan, Deputi Pencegahan juga mengimbau agar kreativitas dan inovasi terus digali sehingga tidak terbelenggu dengan DIPA. Ia memberikan contoh tentang program Podcast yang penting untuk dikembangkan, karena cukup efektif dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Di tengah tantangan yang besar saat ini, Deputi Pencegahan menyadari pentingnya sebuah sistem yang terintegrasi. Dalam kesempatan inilah, ia mengatakan pihaknya sedang menyusun sebuah sistem yang bisa digunakan secara praktis melalui ponsel masing-masing untuk berinteraksi sosial, melaksanakan tugas, dan melakukan evaluasi dari pelasaksanaan tugas di bidang pencegahan.
“Jangan pernah mengeluh, semua masalah bisa diselesaikan dengan duduk bersama, Tetap sehat, selamat melaksanakan tugas,” pesan Deputi Pencegahan memungkasi sambutannya.
Senada dengan hal tersebut, Sindhu Setiatmoko, S.E.,M.M. selaku Kepala PPSDM BNN, berharap agar para Penyuluh memahami strategi besar dalam bidang pencegahan terutama dalam mempersiapkan diri untuk beralih dari dunia konvensional ke digital.
“Semoga pelatihan kali ini bisa memberikan warna, sehingga komprehensif,” imbuh Kepala PPSDM.
Pada kesempatan ini, Sindhu juga melaporkan, peserta Pelatihan Teknis Bidang Pencegahan merupakan Penyuluh yang tergabung sejak tahun 2012 dan 2014 di lingkungan BNN. Adapun total peserta sebanyak 120 (seratus dua puluh) orang yang terdiri dari 31 orang personel dari BNN Provinsi dan 89 orang dari BNN Kabupaten/Kota. (BK)
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI
Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn
#WarOnDrugs
#IndonesiaBersinar