Skip to main content
Berita Utama

Kepala BNN : Jangan diam 1000 bahasa untuk Narkoba .

Oleh 05 Jul 2013Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Masalah Narkoba sekarang ini sudah menjadi ancaman global. Ancaman bahaya Narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Sementara itu, Data Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan Kalimantan timur masuk Peringkat Ketiga penyalahgunaan dan peredaran Narkoba dengan urutan DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Kaltim, Sumatera Utara dan DI Yogyakarta. Pada tahun 2008 persentase prevalensi 1,95% tapi tahun 2011 menjadi 3,10% atau naik 1,15%. Berarti penyalahgunaan Narkoba di Kaltim tahun 2011 menjadi 77.884, melebihi proyeksi tahun 2013 sebanyak 61.841.Dalam upaya mensinergikan implementasi program Pencegahan Pemberantasan dan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), Kepala BNN RI, Anang Iskandar mengadakan kunjungan kerja selama 2 hari di Samarinda Kalimantan Timur yang dikenal dengan kota tepian sungai Mahakam, Sabtu (3-4/7). Selain bersilahturahmi, kunjungan ini juga untuk meningkatkan semangat kerja bagi para pegawai di lingkungan Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) Samarinda dalam rangka akselerasi Pencegahan dan Pemberantasan narkoba di kawasan tersebut. Dalam kunjungan di hari yang pertama, Kepala BNN menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh staf di lingkungan BNNP Samarinda. Pegawai Sipil, Polri dan tenaga kerja kontrak diharapkan bisa menjadi pejuang yang tahan banting dan menunjukan keteladanan serta kejujuran dalam melaksakan tugas. Dalam kesempatan ini Kepala BNN memberikan 4 kunci penting guna mencapai keberhasilan yaitu ,mempunyai keteladaaan/ karakter yang baik, Mampu bekerja sebagai team Building, Pencapaian misi dan visioner kedepan untuk kemajuan kinerja dan terakhir diharapkan setiap harinya mampu meningkatan kemampuan masing-masing individu dalam hal yang positif. Kepala BNN juga mendorong kepada staf BNNP Samarinda untuk tidak diam 1000 bahasa. Maknanya yaitu kita harus mampu bekerja sama dan memberdayakan instansi lain, baik itu pemerintah daerah, LSM. Khusus kepada Media kepala BNN mengetuk untuk peduli menyuarakan masalah penyalahgunaan narkoba. Masyarakat harus diberi ruang untuk bebas berbicara, mengemukakan berbagai beban yang dirasa selama ini. Dan, memecahkan berbagai persoalan. Untuk itu FGD diharapkan bisa menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersuara. Kepala BNN mengutip sambutan Presiden RI, H Susilo Bambang Yudhoyono pada waktu peringatan Hari Anti Narkotika Internasional 2013 mengatakan Banyak diantara warga negara kita, termasuk anak-anak kita generasi muda kita yang benar-benar menjadi korban, victims, tidak ada niat kejahatan dan tidak ada kegiatan kejahatan yang mereka lakukan tetapi dia masuk dalam lingkaran itu, pengguna, ya singkatnya menjadi korban. Terhadap mereka itu, terapinya, solusinya adalah diobati disembuhkan direhabilitasi dibimbing kembali kedalam kehidupan masyarakat agar dia punya masa depan. Ini harus sama kuatnya dengan upaya penegakan hukum. Upaya membongkar menjaring menjerat pelaku kejahatan narkoba. Kegiatan kemudian dilanjutkan mengunjungi proses pembangunan Balai Rehabilitasi Samarinda yang terletak di daerah Tanah Bumbu. Hadir mendampingi Deputi Terapi dan Rehabilitasi, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah untuk melihat secara langsung kesiapan sarana dan prasarana yang rencana ditahun ini akan segera diresmikan untuk bisa beroperasional guna menjangkau para korban penyalahguna narkoba yang kebanyakan para pekerja tambang dan perkebunan yang ada di samarinda. Kedepan Kepala BNN berharap, akan muncul terbangunnya rehabilitasi lain di samarinda dan provinsi lainya, sehingga semakin banyak korban penyalahgunaan Narkoba bisa di tangani dan segera pulih dari ketergantungnya dan siap kembali ke masyarakat.

Baca juga:  PEMUSNAHAN BARANG BUKTI NARKOBA 1.008,7 gram Shabu4 Januari 2011

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel