BNN.GO.ID, Jakarta – Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di masa pandemi covid-19 bukan hal yang mudah. Namun, BNN sebagai leading sector P4GN terus berusaha untuk menurunkan demand dan supply secara simultan. BNN tetap serius melakukan serangkaian upaya dalam intensitas yang tinggi, meski dihadapkan pada masa pandemi covid-19 saat ini.
Seperti disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol BNN RI, Sulistyo Pudjo Hartono, S.I.K.,M.Si dalam program Catatan Akhir Tahun Trijaya FM bertajuk Pemberantasan Narkoba di Tengah Pandemi, Jumat (18/12), bahwa situasi covid-19 memberikan banyak tantangan pada petugas BNN di lapangan.
Meski demikian, petugas BNN tetap bekerja maksimal dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Bagi personel yang terpapar covid-19, mereka diberikan pelayanan kesehatan atau pengobatan dari satgas covid BNN sehingga mereka kembali sembuh dan melaksanakan tugasnya di bidang P4GN.
Dalam masa-masa seperti ini, petugas terus berjibaku dalam rangka memproteksi anak bangsa dari mulai memberantas jaringan sindikat narkoba hingga memberikan layanan rehabilitasi kepada masyarakat luas. Karo Humpro mengakui bahwa dalam masa pandemi seperti ini, terjadi penurunan pengungkapan kasus. Meski demikian, upaya pemberantasan tidak pernah kendor. Bahkan, BNN menguatkan kerja sama dengan berbagai negara mitra agar narkoba bisa diungkap di negara mereka dan tidak sampai masuk ke negeri ini. Hal ini adalah bentuk strategi active defense yang faktanya telah banyak membuahkan hasil signifikan. Berbagai kasus besar bahkan bisa diungkap di negara lain, seperti kasus 2 ton sabu di Malaysia dan banyak lagi lainnya.
Di samping upaya supply reduction, BNN juga tetap melakukan pengurangan demand dengan berbagai langkah komprehensif. Pada aspek pencegahan, telah banyak hal yang dilakukan, dari mulai optimalisais portal rean.id (rumah edukasi anti narkoba) sebagai wadah anak muda berkreasi, hingga optimalisasi desa bersinar di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, BNN juga telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba dan masyarakatnya tidak terlibat dalam bisnis narkoba. Salah satu langkah ini diaktualisasikan dalam program Grand Design Alternative Development (GDAD) di Aceh yang melibatkan banyak stakeholder baik instansi pemerintah maupun swasta. Demikian halnya, dengan rehabilitasi, BNN terus meningkatkan inovasinya, salah satunya adalah program intervensi berbasis masyarakat (IBM), di mana hal ini menjadi salah satu strategi untuk membuka akses rehabilitasi yang lebih luas kepada masyarakat.
Menanggapi berbagai upaya yang telah dilakukan oleh BNN, Habiburokhman, anggota Komisi III DPR RI menyampaikan apresiasinya atas seluruh langkah BNN dalam memutus jaringan sindikat dan menurunkan permintaan narkoba di tengah masyarakat. Menurutnya, BNN serius dalam melaksanakan P4GN meski di tengah kendala situasi pandemi covid-19. Hal ini terbukti dengan berbagai pengungkapan kasus dengan jumlah barang bukti yang cukup besar.
Dalam perspektifnya, upaya penanggulangan narkoba harus fokus bukan hanya dalam pemberantasan akan tetapi juga dalam upaya edukasi kepada masyarakat.
“Demand itu harus kita potong, agar supply yang masuk tidak bisa laku dijual,” imbuhnya.
Ia juga berharap agar upaya penanggulangan narkoba dapat sinergis antar lini dan tidak ada lagi ego sectoral. Penegak hukum diharapkan memiliki koordinasi yang harmonis,sehingga penanganan penyalahguna narkoba bisa proporosioanl. Artinya, mereka yang memang murni penyalah guna narkoba sebaiknya diberikan layanan rehabilitasi bukan dijebloskan ke penjara. (BK)
*Biro Humas dan Protokol BNN RI*
#hidup100persen