Skip to main content
Berita Utama

BUDAYA KONSUMTIF FAKTOR PENDORONG TINGGINYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Oleh 09 Apr 2019Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
BUDAYA KONSUMTIF FAKTOR PENDORONG TINGGINYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Indonesia adalah pangsa pasar yang paling menggiurkan bagi bandar Narkoba. Bagaimana tidak, di Indonesia sabu dibandrol sebesar 1,5 juta per gram. Sementara di luar negeri, harga jual sabu hanya berkisar antara 50 – 60 ribu rupiah per gram.

Hal tersebut disampaikan Direktur Peran Serta Masyarakat, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Drs. Mohamad Jupri. MM, saat menghadiri Bimbingan Teknis Penggiat Anti Narkoba Lingkungan Pendidikan di Kota Bengkulu, Selasa (9/4). Mohamad Jupri menilai tingginya angka penyalahgunaan narkoba, meski dibandrol dengan harga tinggi, juga dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat Indonesia yang konsumtif.

Dalam paparannya, Mohamad Jupri menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan BNN sebagai koordinator penegak hukum dalam mengimplementasikan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba (P4GN) di Indonesia. Salah satunya adalah membangun sistem pemberdayaan masyarakat di lingkungan pendidikan.

BNN menilai pendidikan merupakan elemen yang paling strategis dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat sejak usia dini. Hal tersebut dapat dilihat dari peran pendidikan dalam mengantisipasi penyalahguna narkoba. Menurut Mohamad Jupri, Adanya pola terstruktur di sekolah mempermudah tenaga pendidik untuk mengawasi adanya penyalahgunaan narkoba di lingungan sekolah.

Baca juga:  Lokakarya Tokoh Masyarakat

Selain itu, kebijakan yang jelas dan konsisten menjadikan lingkungan pendidikan berpotensi komit terhadap upaya yang menjadi bagian dari strategi P4GN, salah satunya pencegahan narkoba melalui kurikulum.

Sekolah memiliki peran dalam membentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan remaja dalam memilih dan mengambil keputusan. Maka dari itu, penting bagi pemerintah untuk menjadikan P4GN sebagai materi pendidikan agar budaya anti penyalahgunaan narkoba dapat tertanam lebih dalam.

Disisilain, Rektor Universitas Hazairin, Dr Ir Yulviperius, M.Si, berpendapat perlu adanya kepedulian terhadap penyalahgunaan Narkoba. Salah satu bentuk kepedulian pemerintah adalah ketersediaan anggaran dalam mengembangkan upaya P4GN. “Jika peduli harusnya kegiatan seperti ini sudah dianggarkan. Itu salah satu bentuk kepedulian” tegasnya.

Salah satu penggiat Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkiba (Artipena) ini menilai maraknya peredaran gelap narkoba di Indonesia merupakan salah satu upaya pihak asing dalam melemahkan ketahan bangsa.

“Banyak cara untuk melemahkan pertahanan inidonesia, salah satunya narkoba”, ujar Yulviperius.

“Pemuda Bengkulu adalah aset bangsa yang harus dijaga”, tegasnya .

Baca juga:  BNNK LANGKAT SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA DI SMA NEGERI 1 BESITANG

Humas BNN

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel