
BNN.GO.ID – Jakarta, Kepala BNN RI, Drs. Heru Winarko, S.H berbagi pengalaman terkait Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) bersama Helmi Yahya di Kantor BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (18/08).
Helmi Yahya adalah seorang presenter dan politikus yang juga dikenal sebagai Raja Kuis Indonesia. Mantan Direktur Utama TVRI ini banyak menelurkan kuis sebagai program acara yang menjadi favorit pemirsa televisi.
Pada Kunjungannya ke Markas Besar BNN RI kali ini, Helmi Yahya berkesempatan menghadirkan sosok Kepala BNN RI ke dalam program Youtube yang dikelolanya di channel @Helmi Yahya Bicara. Program ini Helmi akan bicara berbagai hal, mulai dari informasi, pengetahuan, tips, hingga kritik.
Kepala BNN RI mengatakan, bahwa kasus peredaran narkotika di masa pandemi saat ini demandnya tetap tetapi untuk peredarannya menurun. Hal itu dikarenakan ketatnya pengawasan di perbatasan. Sebenarnya, yang lebih ditakutkan oleh BNN adalah masuknya narkotika jenis baru hasil sintesis atau New Psychoactive Substances (NPS) karena saat ini terdapat 960 jenis NPS di dunia, sedangkan yang terdaftar di Indonesia baru 78 jenis.
Dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkotika yaitu, banyaknya jumlah korban meninggal setiap harinya yang mencapai 30-50 orang. Hal ini sangat memprihatinkan, karena penyalahguna narkotika terbanyak merupakan generasi muda. Oleh karena itu, BNN RI menyediakan tempat rehabilitasi untuk mengurangi demand sehingga supply narkoba bisa menurun serta berfokus pada upaya pencegahan dan pemberantasan.
“Tugas BNN berikutnya adalah merubah mindset penegak hukum sehingga kita bisa satu persepsi dalam penanganan kasus penyalahgunaan narkotika, dengan begitu dapat memutuskan apakah seseorang itu akan direhabilitasi atau di penjara,” ungkap Kepala BNN RI.
BNN RI juga menjalin kerja sama dengan beberapa negara seperti, Malaysia, Thailand, Myanmar, Srilanka dan negara lainnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk menanggulangi peredaran yang semakin marak serta berbagai modus penyelundupan narkoba yang semakin beragam. BNN juga menerapkan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) narkoba yang berfungsi untuk memiskinkan para bandar narkoba. Kita semua tahu, bahwa para bandar narkoba yang telah dihukum pun masih bisa melakukan transaksi meskipun berada dibalik jeruji.
Selain itu, pemberdayaan mantan pecandu narkoba dengan pemberian pelatihan juga penting dilakukan supaya mereka bisa survive di masyarakat.
Saat ini BNN RI mengembangkan program Grand Desain Alternatif Development (GDAD) kepada para kelompok tani dan masyarakat Aceh. Hasilnya pada bulan Februari 2020, telah dilakukan panen raya jagung hibrida sebanyak 65.000 ton di lahan seluas 11 hektar.
Sebelum berakhirnya acara tersebut, Kepala BNN RI berpesan bahwa narkoba ini bisa masuk lewat mana saja sehingga masyarakat harus waspada dan menjaga kesehatan. Untuk para generasi muda supaya makan makanan yang bergizi karena mereka semua adalah bonus demografi bagi bangsa untuk menuju Indonesia Emas 2045. (ADR/JRT/HNY)
- Auto Draft
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI
#Hidup100persen
Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn