Mantan penyalahguna Narkoba Seringkali di hadapkan dengan serangkaian permasalahan, seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan, sulitnya berintegrasi dengan masyarakat dan sejumlah permasalahan pelik lainnya. Hal ini banyak dipengaruhi faktor stigma negatif di tengah masyarakat tentang mantan penyalahguna Narkoba.Menanggapi situasi tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN) terus menempuh upaya yang komperehensif demi mendorong para mantan penyalahguna Narkoba tersebut kembali pulih, produktif dan mandiri. Melalui Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (PLRKM) menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) di Yayayan Embun Pelangi Jalan. Raja Ali Haji, Kompleks Ruko Roma Sumatra Blok A N0. 4 Tanah Longsor, Nagoya, Kepulauan Riau, Rabu (3/7). Bekerjasama dengan BNNP Kepulauan Riau dan Instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial. BNN juga mengundang berbagai LSM seperti Yayasan Embun Pelangi, Lintas Nusa, Granat, Ganas serta masyarakat sekitar untuk duduk bersama mendiskusikan permasalahan Narkoba khususnya rehabilitasi serta kendala yang dihadapi LSM dan Panti Rehabilitasi dalam menangani pecandu Narkoba.Kepala BNNP Kepri, Benny Setiawan mengatakan Hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes-UI) pada tahun 2008 menunjukan angka prevalensi pecandu Narkoba di Indonesia sebesar 1,9 % atau sekitar 3,1-3,6 juta jiwa. Di tahun 2011 angka prevalensi itu naik menjadi 2,2 % atau sekitar 3,7 – 4,7 juta orang. Di Provinsi Kepualauan Riau sendiri angka penyalahgunaan Narkoba berada diperingkat 5 dengan prevalensi 4,3 % dari jumlah penduduk (1.045.136 jiwa) atau sekitar 44.941 orang. Saat ini BNN memiliki tiga tempat rehabilitasi, diantaranya di daerah Lido Jakarta, Waduka dan Tanah Merah. “Dan insya Allah Agustus 2013 juga akan dibangun di Batam. Menurut Benny, di Batam tempat rehabilitasinya memiliki kapasitas hingga 300 tempat tidur. “Jadi karena tempat rehabilitasi Kepribelum rampung, maka pecandu yang ada di Keprikami kirimkan ke Lido, Jakarta,”. Untuk tahun 2013 ini saja sudah lima pecandu yang dikirimkan ke Lido, namun untuk total keseluruhannya baik dari hasil tangkapan maupun laporan sedikitnya sudah 28 pecandu yang kami kirimkan ke Lido, kalau yang bisa dirawat jalan dilarikan ke RSUD Embun Fatimah. Berdasarkan jurnal data P4GN 2010, jumlah pecandu narkotika yang menjalani proses rehaabilitasi medis dan sosial hanya 0,5 persen atau sekitar 18 ribu pecandu narkotika. Hal itu terjadi karena minimnya jumlah panti rehabilitasi yang ada di Indonesia. BNN hanya mampu menyediakan fasilitas rehabilitasi bagi lebih dari 2 ribu pecandu. Dalam kegiatan tersebut Kepala BNNP Kepri juga memberikan piagam penghargaan kepada Yayasan Embun Pelangi dan Lintas Nusa berperan aktif dalam dukungan Lembaga Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat Dalam Rangka Dukungan Penguatan Lembaga Rahbilitasi.Kombes Pol Sri Kamaril Marhaein, Analisis Manajemen Monitoring Pengendalian Kekambuhan dan Wajib Lapor Departemen Bidang Rehabilitasi BNN Pusat menuturkan, BNN selakufocal pointdan leading sectordalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba(P4GN) terus berupaya menekan laju peningkatan jumlah pecandu di Indonesia. Salah satunya melalui bidang rehabilitasi. Namun, demikian hal ini tidak semata-mata mampu meminimalisir angka pecandu jika tidak ada kerja sama dan dukungan dari masyarakat, meski rehabilitasi menjadi satu hal yang amat pokok dalam menekan jumlah pecandu di Indonesia umumnya dankhususnya yang terus berkembang. Sri Kamaril, panggilan akrabnya juga menambahkan jika diamati, peningkatan suplai dan demand Narkoba beriringan dengan meningkatnya jumlah kebutuhan akan barang terlarang itu. Maka dari itu melalui kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Rehabilitasi Adiksi Masyarakat dalam rangka penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Msyarakat angka pecandu ini bisa ditekan. Bisa dikatakan fokus di bidang pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelapNarkobasaja tidak cukup untuk menekan angka pecandu ini, jika tidak ada upaya rehabilitasi bagi para pecandu. Untuk itu kedepan rehabilitasi perlu terus digaungkan guna membantu menekan angka pecandu.
Berita Utama
Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat Dalam Rangka Dukungan Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat
Terkini
- Kajian Model Intervensi Ketahanan Keluarga Anti Narkoba 05 Apr 2024
- BNN RI SIAPKAN JUKNIS KOLABORASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KAWASAN RAWAN NARKOBA 26 Mar 2024
- TINGKATKAN PROFESIONALISME, BNN RI GELAR PEMBINAAN KEPEGAWAIAN JABATAN FUNGSIONAL TAHUN 2024 25 Mar 2024
- BNN RI GELAR PEMBEKALAN MANAJERIAL STANDARDISASI LEMBAGA REHABILITASI SESUAI SNI 8807:2022 25 Mar 2024
- MONEV REFORMASI BIROKRASI BNN: LAKUKAN PERUBAHAN GUNA MENDORONG PENINGKATAN NILAI RB 25 Mar 2024
- 22 TAHUN UNTUK P4GN, BNN KUATKAN KOLABORASI BERLANDASKAN PROFESIONALISME WUJUDKAN INDONESIA BERSINAR 22 Mar 2024
- BNN RI-PT BINTANG TOEDJOE BERSIAP PERLUAS KOLABORASI 22 Mar 2024
Populer
- KOLABORASI BNN RI-UNODC-TP PKK PERKUAT KETAHANAN KELUARGA ANTI NARKOBA 19 Mar 2024
- BNN RI–RCMP JAJAKI PELUANG KERJA SAMA 20 Mar 2024
- SIDE EVENT CND KE-67: BNN RI SAMPAIKAN STRATEGI PENANGANAN NARKOTIKA DALAM AGENDA PREVENTIVE DRUG EDUCATION-THE WAY FORWARD 19 Mar 2024
- KUNJUNGI BANK MANDIRI, KEPALA BNN RI BANGUN KOLABORASI 21 Mar 2024
- SIDE EVENT SIDANG CND KE-67: BNN RI PAPARKAN PEMANFAATAN SCIENTIFIC INFORMATION DALAM DETEKSI DINI NPS 19 Mar 2024
- SIDE EVENT CND KE-67: BNN RI SAMPAIKAN PANDANGAN DAN REKOMENDASI TERKAIT NARKOTIKA UNTUK KEBUTUHAN MEDIS 18 Mar 2024
- BNN RI-PT BINTANG TOEDJOE BERSIAP PERLUAS KOLABORASI 22 Mar 2024