#BNN#StopNarkoba#CegahNarkobaKementerian PPN/ Bappenas sangat konsen terhadap GDAD Aceh, hal ini dilatarbelakangi dengan permasalahan pembangunan di Aceh berupa tingginya tingkat kemiskinan, tingginya pengangguran, dan ketimpangan antar wilayah. Walaupun pertumbuhan ekonomi masih tumbuh secara positif, tetapi cenderung bergerak semakin melambat. Disamping itu, penciptaan lapangan pekerjaaan masih menjadi salah satu masalah besar meskipun angka inflasi relatif kecil dan terkendali. Akibatnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh masih relatif rendah dibandingkan wilayah lain yang setingkat dengan nilai investasi pembangunan yang cukup besar. Sehingga hal ini Bappenas berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional melalui program Alternative Development menyusun rencana pengembangan kawasan Agropolitan di Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Bireuen, serta Kawasan Agrowisata di Kabupaten Gayo Lues. Hal tersbut diwujudkan dalam bentuk koordinasi bersama pengembangan kawasan antar stakeholder antara lain K/L, pemerintah daerah, dinas terkait, dan masyarakat di kawasan pengembangan wilayah. Kawasan tersebut dipilih karena telah menjadi 3 kawasan pilot project GDAD BNN.
Dalam Agendanya di Kabupaten Gayo Lues, Tim Bappenas yang diketuai Taufiq Hidayat Putra, ST, M.Eng, PhD (koordinator Tim Perkuatan Pembangunan Alternatif di Aceh) dan perwakilan BNN Yudhi Widiarto, SP (Kasi Pemetaan dan Analisis Masyarakat Perdesaan) melaksakan sejumlah Agenda dimana pada hari Rabu, 09-10-19 melakukan Audiensi dengan Dinas Pertanian Kab. Gayo Lues yang diterima Sekretaris Dinas beserta para Kabid dan jajarannya. Hasil dari moment tersebut bahwa distan Gayo Lues dalam mendukung GDAD mencanangkan budidaya kopi sesuai visi bupati yaitu 2500 ha (lahan baru) dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022, penanaman dimulai pada wilayah kecamatan. Blangkejeren, Blangjerango, Pantan Cuaca serta Dabun Gelang. Serta melalui program peremajaan tanaman kopi 350 ha, juga penanaman Jagung seluas 30 Ha di Gp. Pepelah Kecamatan Pining serta membahas banyak topik lainnya yang sangat penting dalam pembangunan kerangka GDAD. Pada kesempatan tersebut juga meninjau lokasi Pilot Project di Gampong Agusen dan melihat langsung potensi Tanaman Kopi (markas kopi).di lereng Taman Nasional Gunung Leuser, meninjau Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Buge Musara telah memulai memanfaatkan mesin pengolah Kopi dari bantuan Kementerian Desa PDTT dan visinya akan menjadi pusat penampung kopi di seluruh Agusen. Beberapa produk yang telah diproduksi berupa biji kopi yang sudah dirosting harga Rp.50rb/250 gram, kopi halus harga Rp.125rb/250 gram.
Kegiatan FGD perkuatan GDAD melalui pengembangan Kawasan Agrowisata di Gayo Lues. dilaksanakan pada hari Kamis, 10/10/2019 yang bertempat di Kantor Bappeda Kabupaten Gayo Lues, dengan peserta berjumlah 45 orang dari Bappenas, BNN, BNNK Gayo Lues, Pemprov Aceh, jajaran SKPK Gayo Lues dan Task Force GDAD yang dibentuk khusus oleh Bupati Gayo Lues. Kegiatan FGD dibuka oleh Ir. Rasyidin Porang (Asisten 1 Bupati Gayo Lues), menyatakan dukungannya terhadap GDAD dalam menjadikan agrowisata serta berharap seluruh SKPK dapat berperan bersinergi dalam GDAD saling mendukung antar satker. Pemaparan pertama oleh Taufiq Hidayat Putra, ST, M.Eng, PhD (koordinator Tim Perkuatan Pembangunan Alternatif di Aceh) tentang Penyusunan Konsep THIS untuk Rancangan Pengembangan Agrowisata sebagai Perkuatan GDAD Kabupaten Gayo Lues, pemaparan kedua oleh Yudhi Widiarto, SP. (kasi pemetaan dan Analisis masyarakat Desa BNN) tentang peluang dan tantangan Pemberdayaan Masyarakat dalam GDAD. Adapun Kabid Litbang Bappeda Prov. Aceh Dr. Ir. Ema Alemiba, MP, menyampaikan tentang Strategi dan Rencana pembangunan wilayah berbasis pertanian dan pariwisata/ekonomi lokal di Kab. Gayo Lues dan drh. Ibnu Hafit (kepala bappeda gayo lues) tentang potensi dan tantangan daerah dalam pembangunan daerah berbasis pertanian dan pariwisata/ekonomi lokal.
Melalui rangkaian kegiatan ini BNN dan Bappenas akan membuat skema yang lebih efektif dalam mensinergikan aksi stakeholder (K/L, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan masyarakat) melalui design inpres P4GN tahun 2020-2024 yang khusus dalam GDAD. Rencana tindak lanjut dari kegiatan FGD ini adalah bekerja bersama, sinkron dalam perencanaan GDAD baik pusat dan daerah dengan capaian tertinggi masuk dalam dokumen perencanan Renja K/L, Renja SKPA dan Renja SKPK. Tentunya ini bukanlah hal yang mudah dan menjadi peluang serta tantangan dalam mewujudkan kawasan Agrowisata, masyarakat mandiri, sejahtera dan berkelanjutan tanpa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.