Bagi para pecandu perjuangan untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap narkoba tidak berhenti saat mereka berhenti menyalahgunakan narkoba, atau keluar dari panti rehabilitasi. Faktor lingkungan atau hal spesifik lainnya yang mengingatkan pecandu akan kenikmatan menggunakan narkoba, dapat memicu mantan pecandu mengalami slip. Sementara, pecandu yang kembali menggunakan narkoba secara teratur disebut mengalami fase relapse. Oleh karena itu, kegiatan pendampingan pascarehabilitasi sangat lah penting untuk mencegah mantan pecandu yang sudah pulih mengalami kekambuhan (relapse). Mengingat pentingnya program pascarehabilitasi (aftercare), maka Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jawa Barat mengadakan Kegiatan Pendampingan Pascarehabilitasi untuk Mantan Pecandu di Program Terapi Rumatan Metadon Bogor Timur (PTRM), pada 25 April 2013.PTRM atau singkatan dari Program Terapi Rumatan Metadon adalah kegiatan memberikan metadon cair dalam bentuk sediaan oral (diminum), kepada pasien sebagai terapi pengganti adiksi opioida yang biasa mereka gunakan. Adapun metadon adalah suatu opiat sintetik yang menyebabkan pasien akan mengalami ketergantungan fisik. Jika pasien berhenti mengonsumsi metadon secara tiba-tiba, akan mengalami gejala putus zat.Terapi Rumatan Metadon merupakan salah satu terapi substitusi diperlukan sebagai pendekatan harm reduction atau pengurangan dampak buruk penularan HIV/AIDS melalui narkoba suntik. Jenis terapi ini juga dijalankan pecandu guna melepaskan diri dari ketergantungan narkoba, khususnya jenis heroin (putaw).Salah satu pusat pelayanan PTRM terdapat di Puskesmas Bogor Timur, yang berdiri sejak bulan Februari 2008, dan selanjutnya disebut PTRM Botim. Pada 16 Februari 2008, PTRM ini mulai aktif menerima pasien/klien dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Saat ini terdapat 48 klien aktif, dari 130 klien yang terdaftar. Dari 82 klien yang tidak aktif, ada yang drop out (DO) atau tidak minum obat dalam waktu tujuh hari berturut-turut tanpa alasan, dirujuk keluar Puskesmas Bogor Timur, pindah, dan telah meninggal dunia.LSM yang para anggotanya menjalani terapi di PTRM Botim adalah Komunitas Metadon (Komet), yang beranggotakan 46 orang. Salah satu pelopor berdirinya Komet adalah Nova (30), yang mengaku mulai menggunakan narkoba sejak 2002. Kini ia sudah bisa menjalankan aktivitas seperti biasa, setelah menjalani terapi. Sewaktu saya masih menjadi pecandu, yang saya ingat hanya putaw. Saat bangun tidur, saya tidak lagi cari air putih, yang saya inginkan hanya pakai putaw. Dulu saya biasa pakai per tiga jam. Malam juga saya pakai. Kalau saya gak make¸ saya gak bisa tidur, kisah Nova.Nova memang belum bisa sepenuhnya lepas dari metadon. Gejala putus zat, seperti nyeri sendi masih kerap menghampirinya, jika ia absen mengonsumsi metadon. Namun, kualitas hidupnya kini sudah jauh lebih baik. Ia tidak lagi harus mengeluarkan uang dalam jumlah banyak karena desakan sakaw. Kini, ia dan rekan-rekannya cukup mengeluarkan uang sekitar Rp 6.000 (atau sesuai dosis), untuk sekali konsumsi metadon. Selain itu, secara teratur klien PTRM bisa berkonsultasi dengan dokter.Bagi pecandu, pencegahan kekambuhan (relapse) bersifat seperti siklus. Terus berulang, terus berputar. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pecandu. Demikian juga dari teman-teman LSM. Jangan LSM hanya mendampingi klien saat mendaftar saja, tetapi juga harus mengetahui berapa lama klien akan menjalani terapi, dosis yang harus dikonsumsi, dan lain sebagainya, ujar dr. Wida Widiawati, selaku Koordinator PTRM Botim. Diperlukan penanganan dan upaya serius untuk mendampingi pecandu pascarehabilitasi (aftercare). Oleh karena itu, kegiatan kali ini hanya merupakan awal dari program pendampingan pascarehabilitasi yang berkesinambungan di masa mendatang. Program ini diharapkan dapat menjangkau para pecandu secara lebih luas, dan memfasilitasi mereka agar terhindar dari kekambuhan (relapse). (SS/Dayamas BNNP Jabar)
Berita Utama
Pendampingan Pascarehabilitasi di PTRM Bogor Timur
Terkini
-
KAPOLRI PIMPIN KORPS RAPORT: KEPALA BNN RI SUYUDI ARIO SETO RESMI SANDANG PANGKAT KOMJEN POL 13 Sep 2025
-
PENGUMUMAN HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DALAM RANGKA SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN BNN T.A. 2025 12 Sep 2025
-
BNN DAN PEMKAB TULANG BAWANG BARAT JALIN SINERGI BERANTAS NARKOTIKA 12 Sep 2025
-
ARAHAN PERDANA PENASIHAT DWP BNN RI: PERKUAT KEBERSAMAAN DAN KEPEDULIAN SOSIAL 12 Sep 2025
-
COMMANDER WISH KEPALA BNN RI: TEGASKAN TIGA NILAI KUNCI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN P4GN 12 Sep 2025
-
FUN WALK WOD FOR HUMANITY: PERKUAT SOLIDITAS, TEGUHKAN INTEGRITAS UNTUK BERSINAR 12 Sep 2025
-
TEMUI MENTERI HUKUM, KEPALA BNN RI DORONG REALISASI REVISI UU NARKOTIKA 11 Sep 2025
Populer
- Melawan Ancaman di Tengah Kemerdekaan: BNN Musnahkan 474 Kg Barang Bukti Narkotika dan Ungkap Kasus Narkoba pada Rokok Elektrik 22 Agu 2025
- BNN SUSUN REVISI JUKNIS REHABILITASI YANG RESPONSIF TERHADAP KEBUTUHAN ANAK 15 Agu 2025
- BUKTI NEGARA HADIR, KEPALA BNN RI RESMIKAN GEDUNG KANTOR BNN KABUPATEN SAMBAS 14 Agu 2025
- HASIL SELEKSI KOMPETENSI MANAJERIAL DAN KOMPETENSI SOSIAL KULTURAL (ASSESMENT CENTER) SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA BNN T.A. 2025 15 Agu 2025
- PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO RESMI MELANTIK SUYUDI ARIO SETO SEBAGAI KEPALA BNN RI 25 Agu 2025
- SEMARAKKAN HUT KE-80 RI, BNN GELAR SENAM PAGI DAN BERAGAM LOMBA 15 Agu 2025
- PERERAT HUBUNGAN BILATERAL, KEPALA BNN RI IKUTI PERAYAAN 60 TAHUN KEMERDEKAAN SINGAPURA 22 Agu 2025