Sumber : Harian Jakarta, Jakarta Selatan. Anggaran yang diterima Badan Narkotika Provinsi (BNP) DKI Jakarta tahun 2004 hanya Rp 15 miliar Anggaran tersebut dialokasikan untuk berbagai kegiatan pendataan dan penyuluhan.?Kontras sekali dibandingkan dengan anggaran yang dialokasikan Amerika Serikat (AS) untuk kegiatan serupa, yaitu 20 miliar dolar,? kata Sudirman, Wakil Kepala BNP DKI Jakarta, dalam workshop ?Pembangunan Generasi Muda Tanpa Narkoba? di kantor Walikotamadya Jakarta Selatan, Jl Trunojoyo Kebayoran Baru Senin (16/8). Kendala lain menurut dia kurangnya sumber daya manusia serta minimnya kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia.?Masalah narkoba baru muncul 5-10 tahun yang lalu sehingga kemampuan dan pengetahuan sumber daya manusia masih kurang. Selain itu tidsak ada buku-buku mengenai narkoba di toko buku? ucap Sudirman. Kepala Unit Pembinaan dan Penyuluhan Kepolisian Resort Jakarta Selatan Supangat mengatakan kendala yang dihadsapi Polisi dalam upaya memberantas narkoba adalah munculnya modus peredaran baru. ?Dulu sistemnya ada uang ada barang, jadi pelakunya bisa langsung disergap. Sekarang harus transfer uang dulu baru barang diantar? ujar supangat. Berdasarkan Data Dit Narkoba Polda Metro Jaya, kasus narkoba pada 2002 sebanyak 2559 kasus dan tahun 2003 sebanyak 3449 kasus, para pengguna narkoba antara lain pelajar, mahasiswa dan karyawan. Untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba di jakarta dikembangkan suatu model penanggulangan berbasis masyarakat melalui pemberdayaan atau peningkatan kelembagaan yang sudah ada di masyarakat. Lembaga masyarakat berpotensi menjadi wahana yang tepat karena berfungsi sebagai lembaga pendidikan masyarakat yang berperan sangat penting untuk menghasilkan sdm yang memiliki wawasan dan ketrampilan dengan keterlibatan aktif lembaga diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai dalam masyarakat.
Baca juga: Pejabat Utama BNN RI Hadiri Do’a Bersama Lintas Agama Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke-77