Pelaksanaan kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat di Bali memiliki makna penting bagi Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose. Menurut Kepala BNN RI, selain untuk mengimplementasikan strategi soft power approach, kegiatan ini juga bisa menjadi bagian dari kontribusi BNN RI untuk mendukung pemerintah dalam hal pemulihan ekonomi, khususnya di daerah Bali.
Persoalan ekonomi yang terjadi pada saat ini, baik yang dirasakan di mancanegara maupun Indonesia menjadi atensi khusus dari Kepala BNN RI untuk untuk disikapi. Menurutnya, kesulitan ekonomi baik yang diakibatkan oleh naiknya harga maupun perang bisa memicu terjadinya masalah-masalah sosial, salah satunya persoalan narkoba.
Oleh karena itulah, BNN RI perlu mengambil peran strategis agar Bali tidak digerogoti dengan masalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
“Ini kita harus antisipasi jangan sampai dimanfaatkan bandar, kurir narkoba, sehingga perlu untuk menekan permintaan,” tegas Kepala BNN RI saat diwawancari oleh awak media usai membuka kegiatan Rakernis Pencegahan dan Pemberdayaan Masyakat, di Bali, Kamis (10/3).
Sebagai upaya menekan demand atau permintaan narkoba , maka strategi soft power approach, yang salah satunya melalui pencegahan tentu harus dimaksimalkan. Oleh karena itulah, kegiatan Rakernis yang digelar di Bali ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Kepala BNN RI.
Kepada awak media, Kepala BNN RI juga menyampaikan rasa bangganya atas kemampuan yang dimiliki stafnya yaitu penyuluh narkoba yang dinilai mampu melakukan terobosan positif untuk menekan penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Rakernis Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat dihadiri oleh lebih dari dua ratus peserta secara luring yang berasal dari 34 BNNP dan 173 BNNK di seluruh Indonesia.
Biro Humas dan Protokol BNN RI