Skip to main content
UnggulanBerita UtamaSekretariat Utama

Kepala BNN RI : Suplai Narkoba Turun Saat Pandemi COVID-19

KEPALA BNN RI : SUPLAI NARKOBA TURUN SAAT PANDEMI COVID-19
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

BNN.GO.ID – Jakarta, Kepala BNN RI, Drs. Heru Winarko, S.H. mengungkapkan bahwa selama pandemi covid-19, suplai narkoba melalui jalur udara (penerbangan internasional) mengalami penurunan lebih dari 80%. Sementara itu, risiko penyelundupan narkoba via jalur laut khususnya dari Malaysia juga mengalami penurunan. Kondisi ini disebabkan kebijakan lockdown di negara tersebut, di mana terjadi peningkatan pengawasan terhadap orang, barang dan kapal dari Malaysia.

“Tak hanya itu, penyelundupan narkoba di jalur darat juga mengalami penurunan akibat dari meningkatnya pengawasan di perbatasan, ungkap Kepala BNN dalam kegiatan briefing virtual dalam rangka peluncuran laporan terbaru UNODC berjudul “Narkoba Sintentis di Asia Timur dan Tenggara: Perkembangan Terakhir dan Tantangan”, pada Selasa (19/5).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNN juga mengatakan, meski negara ini masih dilanda kondisi pandemi corona, namun semangat BNN dalam memutus mata rantai peredaran narkoba tidak pernah luntur. Kepala BNN mengatakan, jajarannya telah berusaha keras untuk mengungkap sejumlah jaringan narkotika selama pandemi covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. Namun dalam kondisi saat ini, diakui bahwa telah terjadi penurunan pengungkapan kasus narkoba. Adapun barang bukti yang disita merupakan simpanan stok lama.

Baca juga:  BNN RI Dan Kemenkumham Bangun Sinergi Wujudkan Lapas Bersinar

Sementara itu, Country Manager UNODC Indonesia, Collie Brown menyampaikan gambaran singkat kondisi peredaran narkoba di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Ia mengatakan bahwa covid-19 tidak berdampak signfikan terhadap peredaran narkoba sintetis di kawasan Asia Timur dan Tenggara.

“Aksi penyelundupan narkoba berjalan seperti biasa karena fleksibilitas kelompok kejahatan terorganisir dalam menjalankan operasinya, kedekatan secara geografis dengan negara penghasil precursor, penyebrangan dan perdagangan secara langsung melalui perbatasan gelap, dan kejahatan terorgansir di wilayah ini lebih unggul dibanding dengan wilayah lainnya,” ungkap Collie Brown.

Selain itu, Collie juga mengatakan bahwa pengungkapan kasus sabu di Asia Timur dan Tenggara terus meningkat dari tahun ke tahun. Banyaknya pasokan telah menyebabkan harga sabu menjadi semakin murah. Namun di sisi lain, tingkat kemurnian sabu di Asia Tenggara tetap tinggi bahkan semakin meningkat. Hal ini tentu harus diwaspadai, karena dengan kualitas yang tinggi namun harga yang semakin murah dapat meningkatkan keterjangkauan dan ancaman pada saat yang bersamaan.

Oleh karena itulah, baik BNN dan juga UNODC sepakat bahwa kerja sama internasional penting dilakukan antar negara. Oleh karena itulah UNODC merekomendasikan agar kerja sama bilateral antar negara seperti MoU atau Agreement dilakukan di mana di dalamnya dapat diatur mekanisme pertukaran informasi intelijen, joint investigation dan joint operations.

Baca juga:  Pelibatan Pemuda Tekan Angka Coba Pakai Narkoba  

Kegiatan briefing virtual ini dihadiri oleh Kepala BNN yang didampingi oleh Deputi Hukum dan Kerja Sama, Deputi Pemberantasan, Kapus Litdatin dan Kabiro Humpro. Sedangkan dari UNODC dihadiri oleh Country Manager, UNODC Indonesia yang didampingi oleh Analyst dan Project Consultant UNODC. Kegiatan ini juga mengundang secara daring para pejabat tinggi BNN, Kemenkumham, Kemenku, Kementan, Bareskrim Polri, TNI AD, BNPP, Bakamla, Kemenko Bid Kelautan & Perikanan, Kemensos, Kemlu, KKP, dan Kemenkes.

Biro Humas dan Protokol BNN RI

Instagram: @infobnn_ri
Twitter. :@infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel