Gambaran Umum Hasil PelaksanaanInternational Drug Enforcement Conference (IDEC) XXIXNusa Dua – Bali, 12 – 14 Juni 2012Selama pelaksanaan forum International Drug Enforcement Conference (IDEC) di Bali, dari tanggal 12-14 Juni 2012, terdapat beberapa poin penting yang menjadi input positif dan konstruktif bagi para negara peserta. Konferensi tingkat tinggi di bidang penanggulangan Narkoba ini dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Dr Boediono, Menkum & HAM dan beberapa pejabat penting lainnya. Dalam pidato pembukaannya, Wapres RI memberikan penekanan khusus pada masalah kejahatan Narkoba terorganisir dan termasuk dalam kejahatan transnasional. Faktanya, kejahatan Narkoba telah melibatkan banyak orang dengan modus operandi yang rapi. Wapres RI memberikan arahan penting agar kerjasama lintas negara semakin dimaksimalkan guna menanggulangi penyalahgunaan Narkoba yang semakin meluas. Wapres RI juga menyampaikan beberapa langkah penting yang telah dilakukan Indonesia dalam mengatasi kejahatan jaringan sindikat Narkoba internasional, sebagaimana diimplementasikan dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Gories Mere, sebagai Presiden IDEC ke-29, menekankan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam upaya pemberantasan jaringan sindikat Narkoba yang terorganisir dibutuhkan dukungan dan komitmen yang kuat dari seluruh negara. Masalah kejahatan Narkoba yang kian kompleks mendorong seluruh negara untuk senantiasa waspada dan melakukan antisipasi yang penting, karena kejahatan ini dapat melibatkan kejahatan lainnya, seperti perdagangan manusia, pencucian uang, penyelundupan senjata, terorisme dan banyak kejahatan besar lainnya. US-DEA Administrator, Michele Leonhart, melihat Indonesia telah mencapai keberhasilan dalam upaya pemberantasan Narkoba dalam level global. Oleh karena itulah Michele mendorong negara-negara anggota dan pengawas IDEC untuk mengoptimalkan forum dunia ini sebagai sarana ideal untuk saling bertukar informasi dan saling bertukar pengalaman dalam upaya pemberantasan Narkoba. Agenda terpenting dalam IDEC adalah pertukaran informasi, khususnya mengenai target operasi dan pemetaan prioritas target operasi. Beberapa narasumber yang memiliki kapabilitas menyampaikan materi penting terkait masalah Narkoba global. Dalam presentasi yang bertemakan Combating Narco-terrorism as an Expanding Threat to the World, Presiden IDEC ke-29 Gories Mere menjelaskan tentang situasi perkembangan Narkoba terkini dalam tataran global. Beliau juga menggambarkan keterkaitan antara kejahatan Narkoba dan teroris serta upaya-upaya yang harus ditempuh dalam memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang kini kian mengemuka. Dalam ulasannya, dijelaskan bahwa para teroris kini semakin gencar untuk melakukan rekruitmen kepada para pelaku kejahatan Narkoba yang mendekam dalam penjara. Mereka memanfaatkan para bandar Narkoba untuk berbisnis dan keuntungannya akan masuk ke dalam kas para sindikat teroris. Hal penting lainnya yang disampaikan adalah desakan pada seluruh negara anggota IDEC untuk lebih waspada dan meningkatkan upayanya dalam mengatasi peredaran Narkoba jenis Amphetamine Type Stimulan (ATS), karena cenderung saat ini menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan. Masalah Narkoba juga memiliki dampak pada aspek lainnya, seperti masalah ekonomi dan kesehatan. Sebagaimana diungkapkan oleh Brigitte Slot, seorang konsultan utama ECORYS, bahwa rendahnya biaya produksi Narkoba dan tingginya permintaan barang tersebut telah memberikan keuntungan ekonomis kepada para sindikat, namun pada saat yang bersamaan para sindikat telah menghancurkan apsek kesehatan masyarakat. Briggite juga mengulas masalah maraknya kejahatan pencucian uang dari peredaran gelap Narkoba. Menurutnya, korelasi antara peredaran gelap Narkoba dan pencucian uang akan merusak tatanan ekonomi sebuah negara. Pada kenyataannya, banyak hal yang harus dipikirkan guna menanggulangi permasalahan Narkoba secara komprehensif. Tingginya peredaran gelap Narkoba tidak bisa lepas dari bagaimana bahan-bahan utama pembuat Narkoba atau prekursor bisa dijual secara bebas atau ditemukan dengan mudah. Karena itulah, Alan Santos selaku Deputy Assistant Administator DEA mengatakan bahwa salah satu cara ampuh untuk mengatasi laju peredaran Narkoba adalah dengan melakukan pengawasan ketat terhadap ketersediaan prekursor. Dinamika masalah Narkoba yang menggerus stabilitas sebuah negara tidak dapat diatasi dengan hanya mengandalkan sisi eradikasi. Karl Eikenberry, dari Universitas Stanford yang juga mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Afganistan mengatakan bahwa penguatan dan pemberdayaan sisi ekonomi sangat vital untuk direalisasikan dan disinergikan dengan upaya represif pada tindakan kejahatan Narkoba. Penguatan sisi ekonomi dapat terimplementasikan pada sisi pemberdayaan mata pencaharian alternatif yang dapat mengalihkan masyarakat dari dependensi bisnis narkotika ke jenis pekerjaan yang legal. Forum IDEC ke-29 ini dihadiri oleh 73 negara, yang berasal dari 6 kelompok kerja regional, yaitu regional Eropa dan Afrika, Asia Selatan dan Tengah, Amerika Selatan, Karibia, Amerika Utara dan Tengah. Pada forum IDEC kali ini, telah bergabung beberapa negara anggota baru yaitu Mesir, Kyrgistan, dan Norwegia. Selain itu, beberapa negara pengamat baru juga turut hadir seperti Cape Verde, Islandia, Kuwait, Myanmar, Nepal, Senegal, dan Timor Leste. Untuk mempertajam transformasi informasi lintas negara dalam koridor pemberantasan Narkoba, masing-masing kelompok kerja melakukan diskusi yang mendalam dan komprehensif mengenai keberhasilan penegakkan hukum dalam mengatasi masalah Narkoba, termasuk di dalamnya membahas mengenai isu-isu intelejen, modus operandi, dan isu berkembang lainnya. Langkah penting lainnya yang dicapai oleh Indonesia sebagai tuan rumah pada forum ini adalah menjalin hubungan kerjasama yang lebih serius melalui pembahasan-pembahasan bilateral, dengan beberapa negara, seperti Rusia, USA, Belanda, Brasil, Malaysia, RRC, Peru, Meksiko, Thailand, Bulgaria, Saudi Arabia, Italia, Nigeria, dan Filipina. Menutup rangkaian kegiatan forum IDEC, Presiden IDEC XXIX Gories Mere menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi pada seluruh kolega atau mitra anggota IDEC yang secara aktif telah bersinergi untuk terus bersama mengatasi masalah peredaran gelap Narkoba secara global. (BK) Humas BNN
Terkini
-
KEPALA BNN RI AJUKAN TAMBAHAN ANGGARAN TAHUN 2026 SEBESAR RP 1,14 TRILIUN 10 Jul 2025
-
BNN TEGASKAN KOMITMEN NASIONAL, DESA SANCANG JADI LOKUS PENGUATAN P4GN 10 Jul 2025
-
ISTRI WAPRES KUNJUNGI BOOTH BNN DI RAKERNAS X PKK DAN PERINGATAN HKG PKK KE-53 10 Jul 2025
-
BNN TINGKATKAN KOMPETENSI PETUGAS REHABILITASI MELALUI PELATIHAN KONSELING DAN ASESMEN 09 Jul 2025
-
BNN DAN MYANMAR SEPAKAT PERKUAT KOLABORASI PEMBERANTASAN NARKOTIKA 09 Jul 2025
-
BRIEFING ON THE 2025 WORLD DRUG REPORT: BNN-UNODC PERKUAT KOMITMEN REGIONAL HADAPI ANCANMAN NARKOBA SINTETIK 08 Jul 2025
-
BNN TINGKATKAN KUALITAS LAYANAN REHABILITASI NARKOTIKA MELALUI PELATIHAN PETUGAS 08 Jul 2025
Populer
- BNN DAN UKSW JALIN KERJA SAMA UNTUK PENGUATAN PROGRAM REHABILITASI NARKOTIKA BERKELANJUTAN 15 Jun 2025
- KOLABORASI PENGUNGKAPAN KASUS JARINGAN NARKOTIKA: PEREMPUAN JADI ‘PION’ STRATEGIS DALAM SINDIKAT TERORGANISIR 23 Jun 2025
- KEPALA BNN RI HADIRI SIDANG TERBUKA PROMOSI DOKTOR ALEXANDER SABAR 21 Jun 2025
- TANDATANGANI SKK, BNN DAN KEJATI KEPULAUAN RIAU BERSINERGI HADAPI GUGATAN PERDATA 22 Jun 2025
- BNN DAN BRIN BERSINERGI DALAM RISET NASIONAL PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA 2025 21 Jun 2025
- BNN RI DAN DESK PEMBERANTASAN NARKOBA MUSNAHKAN 2 TON SABU, BUKTI NYATA AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI 13 Jun 2025
- HADIRI WISUDA SANTRI, KEPALA BNN RI BERHARAP WISUDAWAN MENJADI DA’I 23 Jun 2025