Skip to main content
Berita Utama

Berlari dari GWK ke GBK Sebarkan Pesan Anti Narkoba

Oleh 30 Des 2018Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Jakarta,- Empat pelari bernama Gatot Sudaryono, Adlan Djohan, Suparmin, dan Cokro Sumarno memutuskan untuk berlari dari Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali ke Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta untuk mengkampanyekan pesan anti narkoba.

Setelah berlari dengan menempuh jarak 1.567 Km selama tiga puluh hari akhirnya mereka menyentuh garis finish di GBK, pada Minggu (30/12). Ketika diwawancarai tim Humas BNN, para pelari mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

Gatot Sudaryanto, salah satu dari pelari ini mengaku banyak kenangan dan pengalaman yang tak terlupakan. Ia mengaku banyak tantangan yang harus dihadapi seperti kondisi jalan yang naik turun, dan juga cuaca yang ekstrim dan berubah-ubah.

Namun, keempatnya tetap bersemangat untuk berlari sambil mengampanyekan bahaya narkoba. Menurut Gatot, upaya serius mencegah narkoba sangat penting karena narkoba sudah menjadi bencana nasional. Ia menyebutkan empat juta orang terkena narkoba.

“Pesan kami kepada generasi muda, kita tidak boleh kompromi pada narkoba, kita harus jauhi, jaga saudara kita untuk jauh dari narkoba, lalu kita bisa nikmati hidup, dan menghasilkan prestasi” tegas pria yang sering mengikuti kegiatan marathon ratusan hingga ribuan kilometer atau ultra marathon.

Baca juga:  DEKLARASI BINUS SEBAGAI KAMPUS BERSIH NARKOBA

Gatot, yang mulai berlari di usia separuh abad ini berbagi pengalamannya agar tetap konstan berlari selama tiga puluh hari dengan jarak tempuh yang sangat jauh. Menurutnya, perencanaan yang matang dan dikuatkan dengan disiplin waktu menjadi kunci keberhasilannya, untuk mengatur kapan harus berlari dalam tempo cepat dan berapa jarak kilometer yang bisa didapatkan, dan kapan harus beristirahat dan kapan harus melanjutkan larinya.

Pengalaman mengesankan juga dirasakan oleh pelari lainnya yaitu Cokro Sumarno asal Wonogiri. Ia mengatakan, banyak pengalaman seru yang ia dapatkan. Salah satunya ketika harus menaklukan tanjakan di Cemoro Sewu dan di Cadas Pangeran yang begitu menguras tenaga.

Sedangkan, Suparmin, pelari yang berasal dari Klaten ini mengaku senang karena dengan perjalanan panjang ini mendapatkan saudara-saudara baru. Selama berlari, ia pun selalu menyempatkan diri untuk bersosialisasi dengan masyarakat terutama saat mampir di warung-warung. Di saat itulah, ia mengatakan pada masyarakat yang ia jumpai tentang pentingnya menangkal bahaya narkoba.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel