Gerakan rehabilitasi masif seratus ribu penyalah guna narkoba tahun ini tidak akan kunjung menemukan hasil maksimal jika dilakukan tanpa perjuangan yang keras dan kreativitas yang tinggi. Kepala BNN memberikan wejangan pada seluruh Kepala BNN Provinsi dan Kabupaten/kota untuk terus melakukan serangkaian terobosan agar target tersebut dapat tercapai. Sikap hanya menunggu para penyalah guna narkoba untuk datang berbondong-bondong ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) bukan perkara yang efektif, karena faktanya jumlah yang ada tidak begitu signifikan. Karena itulah, lakukan kreativitas agar para penyalah guna narkoba bisa datang untuk menjalani rehabilitasi, ungkap Anang saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi bertajuk Sinkronisasi Program Layanan Rehabiltiasi dan Pascarehabilitasi Bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, di Red Top Hotel di Jakarta, Senin (6/4). Di samping kreativitas yang tinggi, Kepala BNN juga mengingatkan kepada seluruh jajaran BNN di daerah agar berani tampil di media untuk menjelaskan tentang permasalahan narkoba secara komprehensif. Penjelasan di media akan sangat penting agar masyarakat dapat memiliki pemahaman yang benar tentang permasalahan penyalah guna narkoba. Menurut Kepala BNN, ada dua anggapan yang masih keliru di tengah-tengah masyarakat. Pertama, penyalah guna narkoba dianggap pantas dipenjarakan dan yang kedua penyalah guna narkoba dianggap aib yang selama ini banyak disembunyikan. Padahal dua anggapan tadi salah, karena penyalah guna dan dalam kondisi ketergantungan bukan kriminal dan bukan juga aib sehingga wajib untuk direhabilitasi, beber Kepala BNN. Dalam konteks pemahaman masyarakat inilah, BNN memiliki tugas yang sangat penting untuk dapat memberikan mindset yang benar tentang bagaimana menangani penyalah guna narkoba. Dalam rapat ini, Anang juga meminta agar seluruh jajaran BNN dari pusat hingga daerah yang mengemban fungsi rehabilitasi agar memaksimalkan kesempatan ini untuk mensinkronisasikan seluruh program sehingga pelaksanaan rehabilitasi bisa berjalan dengan maksimal. Sementara itu, Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN, Riza Sarasvita menyampaikan ekspektasi tinggi agar dari kegiatan yang digelar selama tiga hari ke depan dapat memunculkan rekomendasi dan rencana aksi nyata dalam mensukseskan rehabilitasi masif ke depannya nanti.
Berita Utama
Butuh Kreativitas Tinggi Untuk Rehabilitasi Masif
Terkini
- Kajian Model Intervensi Ketahanan Keluarga Anti Narkoba 05 Apr 2024
- BNN RI SIAPKAN JUKNIS KOLABORASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KAWASAN RAWAN NARKOBA 26 Mar 2024
- TINGKATKAN PROFESIONALISME, BNN RI GELAR PEMBINAAN KEPEGAWAIAN JABATAN FUNGSIONAL TAHUN 2024 25 Mar 2024
- BNN RI GELAR PEMBEKALAN MANAJERIAL STANDARDISASI LEMBAGA REHABILITASI SESUAI SNI 8807:2022 25 Mar 2024
- MONEV REFORMASI BIROKRASI BNN: LAKUKAN PERUBAHAN GUNA MENDORONG PENINGKATAN NILAI RB 25 Mar 2024
- 22 TAHUN UNTUK P4GN, BNN KUATKAN KOLABORASI BERLANDASKAN PROFESIONALISME WUJUDKAN INDONESIA BERSINAR 22 Mar 2024
- BNN RI-PT BINTANG TOEDJOE BERSIAP PERLUAS KOLABORASI 22 Mar 2024
Populer
- KOLABORASI BNN RI-UNODC-TP PKK PERKUAT KETAHANAN KELUARGA ANTI NARKOBA 19 Mar 2024
- Pembinaan Teknis Bagi Satuan Kerja Pelaksana Pemberdayaan Alternatif di Provinsi Aceh 08 Mar 2024
- BNN RI–RCMP JAJAKI PELUANG KERJA SAMA 20 Mar 2024
- Pemetaan Potensi pada Kawasan Rawan Narkoba di Provinsi Sumatera Utara 08 Mar 2024
- SIDE EVENT CND KE-67: BNN RI SAMPAIKAN STRATEGI PENANGANAN NARKOTIKA DALAM AGENDA PREVENTIVE DRUG EDUCATION-THE WAY FORWARD 19 Mar 2024
- Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara 08 Mar 2024
- SIDE EVENT SIDANG CND KE-67: BNN RI PAPARKAN PEMANFAATAN SCIENTIFIC INFORMATION DALAM DETEKSI DINI NPS 19 Mar 2024