Skip to main content
Berita Utama

BNN Siap Cetak Konselor Adiksi Berkompetensi

Oleh 16 Sep 2013Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Konselor memiliki peran dan fungsi yang sangat vital dalam membantu pemulihan para pecandu narkoba. Mereka rela untuk menjangkau, mendampingi dan memberikan dorongan untuk mengubah perilaku para pecandu narkoba sehingga berhenti mengonsumsi narkoba. Tantangan berat ini menuntut para konselor harus terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam menangani para penyalah guna narkoba ini. Karena itulah, BNN mengundang puluhan petugas rehabilitasi dari sejumlah tempat rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat untuk diberikan pembekalan dari sejumlah pakar adiksi nasional. Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (PLRKM) Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, dr Budyo Prasetyo mengemukakan, para petugas rehabilitasi berbasis masyarakat harus terus ditingkatkan kompetensinya. Oleh karena itulah, pada hari ini BNN menggelar kegiatan pelatihan kepada puluhan petugas rehabilitasi berbasis masyarakat, petugas medis di beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta, serta para petugas yang mengelola klinik-klinik penyedian layanan rehabilitasi narkoba. Dalam pelatihan ini, BNN bekerja sama dengan Dewan Sertifikasi Konselor Adiksi Indonesia (DSKI) untuk memberikan materi-materi terkait dengan adiksi yang sesuai dengan kurikulum yang disusun oleh The Colombo Plan Asian Centre for Certification and Education of Addiction Prefessional Training Series. Peserta yang datang hari ini diberikan materi adiksi kurikulum seri 1 dan 2 yang merupakan materi dasar, kata dr Budyo, di sela-sela kegiatan Peningkatan Kompetensi Konselor Adiksi Petugas Rehabilitasi Komponen Masyarakat, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (16/9). Harapannya, kita dapat mencegak konselor adiksi yang tersertifikasi secara nasional, dan internasional, imbuh Direktur PLRKM. Sementara itu, Deputi Rehabilitasi BNN, Kusman Suriakusumah mengatakan, bahwa konselor memang harus terus meningkatkan kemampuannya, karena masalah narkoba terus menunjukkan dinamika. Menurutnya, saat ini permasalahan narkoba yang makin marak adalah beredarnya zat psikoaktif baru atau New Psychoactive Substance (NPS). Jenis narkoba yang baru banyak bermunculan dengan efek yang lebih bahaya dari narkoba yang sudah ada, dan lebih parahnya lagi, narkoba jenis baru itu belum bisa disentuh hukum, karena dibuat sesuai dengan pesanan atau keinginan konsumen (designer drug), ujar Deputi. Dengan kompleksitas masalah seperti inilah, setiap konselor harus terus memiliki pemahaman yang lebih mendalam, ujar Deputi. Deputi Rehabilitasi menitipkan pesan kepada para calon konselor ini untuk bisa mengedepankan empati dalam tugas ke depan dalam rangka menangani penyalah guna narkoba. Di samping itu, pola komunikasi dengan klien pecandu narkoba harus dibangun secara harmonis. Jangan mudah katakan tidak, atau jangan, dan jangan gampang memotong pembicaraan, tapi yang paling penting adalah dapat mendengarkan keluh kesah mereka, dan selanjutnya dapat memberikan feedback yang tepat. Menanggapi maraknya masalah narkoba yang terus mencuat, Deputi mengatakan kepada puluhan calon konselor ini bahwa ke depan peran konselor harus lebih proaktif. Banyak pecandu yang tersembunyi dan enggan direhabilitasi, karena itulah peran konselor harus lebih agresif untuk menjangkau, dan mendampingi mereka untuk menjalani rehabilitasi, pungkas Deputi.

Baca juga:  Penghanugerahan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM Tahun 2020

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel