Skip to main content
UnggulanBerita UtamaBidang Pemberdayaan MasyarakatBidang Hukum dan Kerjasama

BNN RI Timba Pengalaman Implementasi Pemberdayaan Alternatif Sejumlah Negara

Oleh 28 Jan 2022Januari 29th, 2022Tidak ada komentar
NN RI Timba Pengalaman Implementasi Pemberdayaan Alternatif Sejumlah Negara
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) menghadiri pertemuan Expert Group Meeting on Alternative Development (AD) : Promoting Sustainability in AD secara daring, selama dua hari, Rabu-Kamis (26-27/1/2022), di Jakarta. Pertemuan tersebut diinisiasi oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) bersama dengan tiga negara yaitu Thailand, Peru dan Jerman.

Direktur Kerja Sama Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Drs. Achmad Djatmiko, M.A mengatakan, tujuan dari pertemuan ini adalah untuk bertukar informasi terkait perkembangan terbaru dalam hal pemberdayaan alternatif di masing-masing negara.

“Adapun hasil pertemuan ini akan menjadi conference room paper pada pertemuan CND ke-65 mendatang,” imbuh Direktur Kerja Sama BNN RI, Rabu (26/1).

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah pakar dari UNODC dan berbagai negara memaparkan beberapa isu penting antara lain pelaksanaan pemberdayaan alternatif di Afghanistan dan Kolombia; generasi muda di wilayah penanaman narkotika; perkembangan Commission on Narcotic Drugs ke-65 terkait pemberdayaan alternatif; Alternative Development, lingkungan ekonomi dan narkotika serta beberapa inovasi terkait pemberdayaan alternatif di beberapa daerah.

Baca juga:  PENGUNGKAPAN JARINGAN SINDIKAT NARKOBABOSKI als KIRAN als SURYA BAHADUR TAMANG als DAVID

Dari pertemuan kali ini, Direktur Kerja Sama BNN RI mengharapkan munculnya ide dan inovasi untuk pengembangan pemberdayaan alternatif di Indonesia menuju Indonesia Bersinar melalui peningkatan kerja sama dengan stakeholder, pihak swasta dan counterpart baik secara bilateral, regional maupun multilateral.

Saat sesi diskusi, delegasi Indonesia menyinggung tentang tanaman prekursor (ephedra) yang tumbuh di daerah Afghanistan, tempat di mana UNODC melaksanakan proyek pemberdayaan alternatif. Terkait hal tersebut, BNN RI mempertanyakan apakah UNODC fokus menangani ephedra atau tidak. Dari sudut pandang BNN RI, isu ephedra harus diatensi karena saat ini tanaman tersebut cenderung meningkat sebagai bahan baku produksi sabu.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Jaqueline García-Yi, Peneliti UNODC mengatakan pihaknya masih terfokus dalam program pemberdayaan alternatif untuk mengatasi permasalahan kultivasi opium dan belum menyasar pada tanaman ephedra. Meski demikian, Jaqueline menilai masalah ephedra juga harus diantisipasi dan mendapat atensi untuk ditangani. (BK)

 

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel