
Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 pagi, yang dibuka oleh Deputi Pemberdayaan Masyarakat selaku chair working group. Kegiatan dihadiri peserta dari Brunei Darussalam, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Filiphina dan Thailand.
Pertemuan WG on Alternative Development mencatat semakin meningkatnya ancaman penyalahgunaan narkotika dan menggarisbawahi pentingnya alternative Development dalam menanggulangi ancaman tersebut. Pertemuan juga mencatat bahwa kratom mempunyai tingkat bahaya setara dengan narkotika yg lain seperti cannabis. Beberapa negara seperti Malaysia dan Indonesia tengah memproses pelarangan kratom di dalam negeri.Pertemuan saling berbagi informasi mengenai implementasi hasil-hasil rekomendasi WG on Alternative Development ke-39 dan saling bertukar pandangan mengenai berbagai program Alternative Development Pertemuan menghasilkan rekomendasi 1. mendorong saling berbagi program kerja, pengalaman dan tantangan yang dihadapi antar negara anggota Asean terkait model program alternative development 2. mendorong dibentuknya jejaring para ahli di bidang alternative development di kawasan ASEAN dalam mendukung aspirasi ASEAN Drug free region.3. memperkuat kerja sama kemitraan antara Pemerintah dan sektor swasta dalam melaksanakan program alternative development. 4. melanjutkan pembangunan alternative development di desa dan kota yg terintegrasi dan mendorong penggunaan teknologi internet dan online dalam memasarkan produk-produk yg dihasilkan dari proyek alternative development. 5. Malaysia ditunjuk sebagai chair pada Working Group ASOD 2020 di Bali, Indonesia.