Skip to main content
Berita UtamaBidang Rehabilitasi

Tingkatkan Mutu Pelayanan, BNN Lakukan TOT Rehabilitasi

Tingkatkan Mutu Pelayanan, BNN Lakukan TOT Rehabilitasi
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

BNN.GO.ID – Jakarta, Badan Narkotika Nasional (BNN) mewajibkan seluruh penyelenggara rehabilitasi pecandu narkoba untuk mengacu pada Standard Nasional Indonesia (SNI). Hal ini disampaikan Deputi Rehabilitasi BNN, dr. Buriyono, MARS, saat menghadiri Training of Trainer (TOT) Asesmen dan Rencana Terapi (UTC 5) Bagi Petugas Rehabilitasi di Hotel Harper, Jakarta, Senin (1/3). Kebijakan tersebut dilakukan guna meningkatkan kualitas layanan rehabilitasi di Indonesia hingga ke pelosok daerah.

TOT yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Rehabilitasi BNN ini berpusat pada pelatihan penyelenggaraan asesmen, screening dan penentuan rencana terapi bagi pecandu narkotika. Menurut dr. Budiyono, hal ini penting dilakukan agar upaya rehabilitasi yang dilakukan di Indonesia dapat berjalan dengan maksimal.
“Tahap awal penyelenggaraan rehabilitasi sangat crucial, karena pada tahap ini kita akan menentukan rencana terapi apa yang tepat pagi pasien yang akan direhabilitasi”, ujar dokter yang juga menyandang pangkat kepolisian sebagai jendral bintang dua.

dr. Budiyono menambahkan pihaknya berharap para peserta training yang terdiri dari Kepala Bidang Rehabilitasi dan Koordinator Petugas Rehabilitasi ini dapat menjadi perwakilan yang kompeten bagi wilayahnya masing – masing. Nantinya, para peserta training diharap dapat mentransfer ilmunya ke petugas rehabilitasi yang ada di wilayah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

Baca juga:  BNN Kab. Deli Serdang Sosialisasi Bahaya Narkoba Pada Pelajar SMK Yapim Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

dr. Budiyono juga menyampaikan adanya kendala dalam upaya rehabilitasi pecandu di daerah. Salah satunya adalah kurangnya tempat rehabilitasi pecandu serta minimnya tenaga ahli yang kompeten dalam penanganan rehabilitasi pecandu narkoba.

“Untuk itu kami membuat program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBS), yang dilakukan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat”, imbuhnya.

dr. Budiyono yang hari ini telah memasuki masa purna tugasnya menyampaikan, dirinya berharap para peserta training juga mampu menjalin Kerjasama yang berkualitas, baik secara internal maupun eksternal. Hal ini sesuai dengan jargon Rehabilitasi BNN, yakni Solid, Innovative dan Partnership (SIP).

“Petugas rehabilitasi harus solid, saling membantu diantara rekan kerja, Inovatif dalam menjalankan tugas serta mampu menjalin Kerjasama dengan berbagai pihak agar tujuan dari rehabilitasi dapat tercapai”, ungkapnya.

Meski telah memasuki masa pensiun, dr. Budiyono berharap apa yang telah berjalan dengan baik selama ini dapat terus ditingkatkan. Dirinya juga berharap akan muncul generasi baru yang mampu menjadi trainer-trainer unggulan, tak hanya ditingkat nasional, bahkan hingga ditingkat internasional.

Baca juga:  Deputi Rehabilitasi BNN Terima Kunjungan Perwakilan UNODC

“Kita sudah punya trainer kelas internasional, yang memberikan pelatihan hingga ke berbagai negara. Semoga bapak-ibu yang ada disini tak belajar sampai disini. Terus kembangkan ilmu hingga mampu menjadi penerus”, tutup dr. budiyono. (VDY)

BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI

Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel