Skip to main content
Berita Utama

SURABAYA, PILOT PROJECT PENERAPAN KURIKULUM ANTINARKOBA PERTAMA DI INDONESIA

Oleh 11 Jun 2015Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Genderang perang melawan Narkoba melalui dunia pendidikan telah dimulai. Untuk pertama kalinya di Indonesia, Kota Surabaya menjadi Pilot Project penerapan Kurikulum AntiNarkoba. Meskipun pelaksanaannya baru akan diberlakukan pada Tahun depan, keberadaan kurikulum AntiNarkoba bagi siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA ini diresmikan langsung oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. DR. Anang Iskandar bersama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, di JX International & Exhibition, Surabaya, Selasa (9/6).Lebih kurang sekitar 10.000 pelajar yang didampingi oleh masing-masing Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah hadir dalam peresmian kurikulum AntiNarkoba tersebut serta Peluncuran Program Kota Surabaya Resik Narkoba dan jelang Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2015 di Wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.Kepala BNN sangat mengapresiasi atas peluncuran kurikulum AntiNarkoba ini. Hal ini dapat diselaraskan dengan program BNN terkait Rehabilitasi 100.000 pengguna Narkoba pada tahun ini dan akan ditingkatkan menjadi 200.000 pengguna Narkoba yang akan direhabilitasi pada Tahun 2016mendatang, Kurikulum ini bukan hal yang aneh-aneh, akan tetapi amanat dari Undang-undang Narkotika, ungkapnya.Saya bangga kurikulum ini di-Launching bersamaan dengan jelang peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), pada 26 Juni mendatang. Peringatan ini adalah bukan sebuah perayaan besar, akan tetapi keprihatinan terhadap para korban penyalahguna Narkoba, tambahnya.Melalui kurikulum AntiNarkoba ini, BNN ingin Kota Surabaya memanfaatkannya sebagai infrastruktur terhadap perang melawan Narkoba. Ada dua musuh. Satu perangi Narkoba, kalau tidak dibentengi bisa kecanduan dan rawan tertular banyak penyakit. Yang terlanjur menggunakan Narkoba harus segera direhabilitasi. Kedua, bandar Narkoba harus dituntut dengan hukuman yang seberat-beratnya, papar Anang.Sementara itu Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam sambutannya menjelaskan dampak buruk Narkoba. Menurutnya, Narkoba kini telah merambah pengguna pelajar SMP. Ia berharap bantuan Kepala Sekolah dan Guru untuk mengawasi anak-anak saat istirahat. Ia menambahkan, masa depan negara bergantung kepada anak-anak.Risma mengaku prihatin atas keberadaan pelajar yang sudah kecanduan Narkoba hingga harus direhabilitasi. Orang tua menyuapi anaknya, mengajari jalan, menyekolahkannya hingga sukses, tapi karena takut dibilang tidak modern, anak itu menggunakan Narkoba. Lebih baik berprestasi di berbagai bidang dari pada menyalahgunakan Narkoba, tambahnya.Sementara dalam sambutan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya, Ikhsan, menyatakan, Awalnya program ini adalah Konselor Sebaya, yakni pendampingan anak dengan modul. Kemudian, dikembangkan dengan program Kampunge Arek Suroboyo, sekarang dikembangkan ke Kurikulum AntiNarkoba yang didampingi oleh BNN Pusat, BNN Provinsi, dan BNN Kota/Kabupaten. Kurikulum AntiNarkoba ini nantinya akan masuk ke semua Mata Pelajaran yang ada. Sebagai contoh Matematika, siswa akan disuruh membuat grafik dengan lebih dulu menggali data pengguna Narkobanya. Data didapat kemudian dituangkan kedalam grafik tersebut,. Dalam setahun akan ada 12 modul yang diterapkan di sekolah-sekolah, tambah Ikhsan.Usai sambutan, dilakukan peresmian Launching kurikulum AntiNarkoba secara simbolis dengan penekanan tombol oleh Kepala BNN, Walikota Surabaya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Forum Pimpinan Daerah, perwakilan Kepala UPT Sekolah dan Stake Holder terkait. Kepala BNN juga menyerahkan kurikulum AntiNarkoba 2015 kepada Walikota Surabaya serta dilanjutkan penyerahan kepada Kepala UPT Sekolah oleh Walikota Surabaya. (IRW)

Baca juga:  BNN RI dan PT BRI Syariah Jalin Kerjasama Upaya P4GN dan CSR

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel