Skip to main content
UnggulanBerita UtamaBerita Satker

Soft Power, Hard Power, dan Smart Power Approach Bersama Cooperation Hadir Pada Pameran IDEC di Bali

Oleh 03 Agu 2022Agustus 4th, 2022Tidak ada komentar
Soft Power, Hard Power, dan Smart Power Approach Bersama Cooperation Hadir Pada Pameran IDEC di Bali
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

BNN.GO.ID – Bali, Pertemuan The Far East Regional IDEC yang berlangsung pada 2 -4 Agustus 2022 di Nusa Dua, Bali, turut diramaikan dengan kehadiran pameran dari Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Bidang Pencegahan, Deputi Bidang Rehabilitasi, Deputi Bidang Pemberantasan, serta Pusat Penelitian Data dan Informasi (Puslitdatin) BNN.

Pameran dari lima satuan kerja tersebut menunjukan tiga pendekatan yang digunakan BNN sebagai strategi dalam penanganan narkotika di Indonesia selain pendekatan cooperation atau kerja sama. Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Pencegahan, dan Deputi Rehabilitasi merupakan bagian dari strategi soft power approach, sementara Deputi Bidang pemberantasan marupakan strategi hard power approach, dan Puslitdatin sebagai strategi smart power approach.

“Stand yang ada di sini menunjukan kepada para peserta conference strategi yang dijalankan BNN yaitu soft power approach melalui pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi, hard power approach melalui pemberantasan, kemudian smart power approach dengan penggunaan kecanggihan teknologi informasi sebagaimana perintah presiden untuk digitalisasi,” ungkap Kepala BNN, Dr. Petrus Reinhard Golose usai mengunjungi stand-stand pameran dalam The Far East Regional IDEC.

Baca juga:  Siswa SD Kristen Siloam Timba Ilmu di BNN

Stand pameran Deputi Pemberdayaan Masyarakat pada pertemuan The Far East Regional IDEC menghadirkan berbagai hasil karya kerajinan yang dihasilkan dari daerah rawan narkoba, seperti tas anyaman, kotak tissue, dompet rajut, dan lain-lain. Adapula hasil program alternative development yaitu berupa kopi Aceh yang merupakan produk unggulan. Direktur Peran Serta Masyarakat, Drs. Richard M. Nainggolan, M.M., M.B.A. menyampaikan bahwa kopi Aceh ini merupakan hasil dari alih fungsi lahan ganja pada program alternative development.

“Kopi ini merupakan hasil dari alih fungsi lahan ganja menjadi tanaman produktif untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki kemandirian finansial sehingga tidak terlibat dalam peredaran gelap narkotika,” ujar Richard M. Nainggolan.

Sementara pada stand pameran Deputi Pencegahan dan Deputi Rehabilitasi menampilkan berbagai produk informasi. Deputi Bidang Pencegahan melalui program pencegahan anak usia dini dan ketahanan keluarga memiliki bahan informasi seperti buku dan komik. Sementara Deputi Bidang Rehabilitasi selain menampilkan produk informasi tempat rehabilitasi dan treatment rehabilitasi yang diberikan kepada pecandu narkoba juga menggandeng Calm Rehabilitasi Bali yang merupakan tempat rehabilitasi bagi pecandu narkoba berkewarganegaraan asing.

Baca juga:  Pengiat Anti Narkoba sebagai agen P4GN BNN

Tak ketinggalan Deputi Bidang Pemberantasan yang juga memamerkan beberapa contoh senjata dan perlengkapan yang digunakan oleh tim pemberantasan dalam melakukan pengungkapan.

Terakhir ada stand Puslitdatin yang dalam pameran tersebut memperlihatkan kecanggihan teknologi yang dimiliki BNN dalam upaya penanggulangan masalah narkotika di Indonesia. Puslitdatin dalam pameran tersebut juga membawa serta hasil penelitian yang secara periodik dilakukan terkait penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Kapuslitdatin saat diwawancarai mengatakan banyak negara lain yang memuji data penelitian prevalensi penyalahguna narkotika yang dilakukan BNN, pasalnya banyak negara yang tidak melakukan penelitian tersebut sehingga tidak memiliki data yang valid di negaranya.

Biro Humas Dan Protokol BNN

Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel