Baru-baru ini, Balikpapan gencar diberitakan karena maraknya penyelundupan Narkoba dari India. Pada pembuka tahun 2013, sudah dua kali Balikpapan dijadikan sasaran sindikat internasional. Pertama, pada 4 Januari lalu, Narkoba jenis sabu seberat 1 Kg masuk ke Balikpapan. Kemudian, belum lama ini, yaitu pada 23 Januari 2013, petugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Pabean B Balikpapan bersama dengan Ditresnarkoba Polda Kaltim berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sabu seberat 2 Kg. Petugas Ditresnarkoba Kaltim kemudian melakukan pengembangan kasus, dan berhasil menangkap seseorang berinisial FS, yang menerima paket tersebut.Semua upaya penyelundupan itu menggunakan modus yang sama, yaitu disembunyikan dalam paket. Ini memang bukan modus baru, tapi ada hal yang patut diwaspadai, yaitu pengiriman paket ini sepertinya tidak hanya pada satu titik, tapi banyak sasaran yang dituju. Bisa jadi pengungkapan di Balikpapan ini memang berhasil karena upaya pihak bandara dan penegak hukum sangat ketat sehingga barang larangan ini tidak berhasil lolos. Namun bagaimana jika pengiriman itu melalui pintu-pintu lainnya yang tidak begitu kuat?Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Benny Mamoto, beberapa waktu lalu pernah mengatakan bahwa sindikat seringkali melakukan taktik sekali kirim barang atau kurir langsung ke banyak daerah. Nah, tidak menutup kemungkinan hal itu juga terjadi di Balikpapan. Betapa tidak, dalam satu bulan, pengiriman Narkoba dari negara yang sama, kembali terulang.JIka ditanya kenapa Balikpapan jadi sasaran? Tentu sindikat memiliki perhitungan tersendiri. Sindikat pasti membaca situasi yang terjadi di kawasan ini. Menanggapi isu ini, Kepala BNN Kota Balikpapan, I Ketut Rasna, mengungkapkan bahwa penyelundupan Narkoba via paket ke Balikpapan mengindikasikan bahwa daerah ini dianggap sebagai pasar yang potensial (Harian Kompas, 25/1).Dengan derasnya upaya sindikat Narkoba di negeri ini, masih pantaskah kita untuk tetap berleha-leha dan menganggap hal ini biasa saja? Jawabannya tegas, bahwa masyarakat harus siaga menghadapi maraknya penyalahgunaan dan peredaran Narkoba di negeri ini. Bahkan, Kepala BNN RI, Anang Iskandar dalam sebuah diskusi di TVRI menyatakan dengan tegas bahwa negeri ini darurat Narkoba.Lalu apa yang harus diperbuat oleh masyarakat?Hal pertama yang harus ditingkatkan adalah kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi isu-isu krusial mengenai kejahatan Narkoba. Masyarakat harus sadar bahwa sindikat itu pandai menghalalkan segala cara untuk melancarkan aksinya.Beberapa waktu lalu, BNN mengungkap upaya penyelundupan sabu dari India melalui paket. Setelah ditelusuri, rupanya penerima paket itu adalah seorang wanita Indonesia, sebut saja YL. Malangnya, YL melakukan tindakan ini karena diminta oleh teman dekatnya yang berkewarganegaraan Nigeria, bernama DU. DU yang diduga sebagai anggota jaringan Narkoba internasional melibatkan wanita Indonesia dalam upaya peredaran Narkoba. Tragis sekali bukan? Sejak reformasi, sudah berapa wanita yang akhirnya terseret oleh bujuk rayu pria Afrika. Jawabannya tentu saja tidak hanya satu dua, tapi lebih dari ratusan.Pertemanan YL dengan DU rupanya tidak berlangsung secara alamiah. DU terus-terusan merayu lewat facebook, yang akhirnya keduanya bertemu dan menjalin hubungan kekasih.Ini menjadi pelajaran bahwa siapapun, bahwa berteman dengan orang asing tidak boleh sembarangan. Karena fakta memang berkata demikian, banyak sekali warga negara kita yang akhirnya terjebak dalam lingkaran sindikat Narkoba.Pelajaran selanjutnya yang harus diketahui oleh masyarakat adalah, jangan mudah memberikan kartu identitas baik itu KTP atau SIM kepada orang lain,meskipun rekan atau saudara sendiri.Belum lama ini, BNN mengamankan seorang kurir berinisial AN, seorang penerima paket sabu seberat 1 kg. AN meminjam alamat dan KTP milik temannya untuk dijadikan sasaran pengiriman sabu dari luar negeri. Hal ini tentu saja akan berimbas pada si pemilik alamat tersebut, karena tidak menutup kemungkinan sang pemilik alamat dan KTP ikut terjerat hukum. (BK — dari berbagai sumber)
Berita Utama
Sindikat Internasional Serang Balikpapan
Terkini
-
BNN TERIMA AUDIENSI PEMKAB BANJAR, KUATKAN SINYAL POSITIF PEMBENTUKAN BNN KABUPATEN 23 Apr 2025
-
15 TAHUN KOLABORASI, BUKTI KOMITMEN YAYASAN PUTERI INDONESIA DALAM MENDUKUNG P4GN 23 Apr 2025
-
DIREKTUR HUKUM BNN SEBUT RAPERDA SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG, SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI BAHAYA NARKOTIKA 22 Apr 2025
-
PERKUAT KETAHANAN NASIONAL, BNN BERPARTISIPASI DALAM TEMU BISNIS INDUSTRI BERBASIS RISET YANG DIADAKAN BRIN 22 Apr 2025
-
BNN GENCARKAN PELATIHAN PENDAMPING AGEN PEMULIHAN, PERLUAS JANGKAUAN REHABILITASI NARKOBA BERBASIS KOMUNITAS 22 Apr 2025
-
BNN BUKA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS KE-IV TAHUN 2025: DORONG KEPEMIMPINAN PELAYANAN UNTUK WUJUDKAN INDONESIA BERSINAR 21 Apr 2025
-
Pengumuman Jadwal Seleksi Kompetensi PPPK Formasi Tenaga Teknis dan Tenaga Kesehatan Tahap II BNN RI T.A. 2024 21 Apr 2025
Populer
- Pengumuman Jadwal Seleksi Kompetensi PPPK Formasi Tenaga Teknis dan Tenaga Kesehatan Tahap II BNN RI T.A. 2024 21 Apr 2025
- BNN PERINGATI HARI JADI KE-23 SECARA SEDERHANA DAN PENUH MAKNA 24 Mar 2025
- BNN DAN PGI BERSATU LAWAN NARKOBA, FOKUS PADA PENCEGAHAN DAN REHABILITASI 26 Mar 2025
- TEMUI MENLU SUGIONO, KEPALA BNN RI UPAYAKAN PENGEJARAN DPO DAN PERAMPASAN ASET DI LUAR NEGERI 26 Mar 2025
- BNN DAN TEMPO JALIN KOLABORASI STRATEGIS, PERANGI NARKOBA DI JAKARTA 28 Mar 2025
- DUKUNG MUDIK AMAN DI 2025, BNN LAKUKAN TES URINE DI 4 TERMINAL JAKARTA 27 Mar 2025
- BNN HADIRI GELAR GRIYA IDULFITRI 1446 H DI ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA 01 Apr 2025