BNN memberikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan Puteri Indonesia (YPI), karena dalam kurun satu dasawarsa terakhir, lembaga ini senantiasa mendukung BNN dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).Demikian disampaikan oleh Dr. Victor Pudijadi, Direktur Advokasi BNN, usai memberikan materi bahaya Narkoba pada 38 finalis Puteri Indonesia, di Hotel Sahid, Minggu (27/1). Sinergi BNN dengan Yayasan Puteri Indonesia sudah terjalin sejak 10 tahun silam. Setiap tahun YPI selalu meminta BNN untuk memberikan pembekalan materi bahaya Narkoba kepada para finalis putri Indonesia. Hal ini sangat positif sekali, ujar Victor kepada Humas BNN. Victor menambahkan bahwa, banyak sekali materi atau isu yang berkembang di masyarakat, akan tetapi isu bahaya Narkoba selalu diberikan tempat yang khusus dalam pembekalan para finalis Puteri Indonesia. Karena itulah, BNN sangat berterima kasih kepada YPI. Pembekalan materi Narkoba setiap tahun menunjukkan keseriusan YPI dalam mendukung BNN dalam upaya akselerasi P4GN, imbuh jenderal bintang satu yang mahir bermain sulap ini.Terkait dengan kriteria Puteri Indonesia, rupanya sudah ada paradigma yang baru. Jika dulu hanya dikenal 3B (brain, beauty, behavior), maka kini ada tambahan satu B lagi, yaitu Bebas Narkoba. Dijelaskan oleh Direktur Advokasi bahwa hal tersebut telah menjadi prinsip yang kuat bagi YPI dalam menentukan standar seorang puteri Indonesia. Jika memang Puteri Indonesia ini terlibat penyalahgunaan Narkoba, maka gelarnya akan dicopot. Dalam kegiatan ini BNN tidak hanya memberikan pencerahan, akan tetapi juga memberikan materi yang konkret untuk setiap Puteri Indonesia, yaitu satu paket buku, majalah, CD, leaflet, dan berbagai produk informasi lainnya. Harapannya adalah mereka semakin mendapatkan pemahaman tentang bahaya Narkoba, dan nantinya jadi ujung tombak di daerahnya masing-masing untuk menjadi agent atau kader anti Narkoba, pungkas Victor. Senada dengan Victor, Ketua Pelaksana Harian YPI, Ary Putranto pun mengaku senang sudah bekerja sama dengan BNN selama 10 tahun ini. Bagi YPI, banyak manfaat yang bisa diambil dari pemahaman pengetahuan Narkoba. Sosialisasi Narkoba di kalangan finalis Puteri Indonesia sangat penting sekali, karena akan memberikan pemahaman dan pengalaman yang sangat bernilai bagi mereka. Sehingga mereka tidak hanya berhenti di titik ini, ke depannya mereka mampu menjadi inspirator yang dapat memberikan contoh yang baik, dan dapat mengajak orang untuk mengatakan tidak pada Narkoba, ujar Ary. Ary juga menegaskan agar para finalis ini mampu menyampaikan apa bahaya Narkoba, paling tidak pada lingkungan yang paling dekat dengan diri mereka. Dalam ajang pemilihan Puteri Indonesia memang tidak ada kategori finalis Puteri Anti Narkoba, meski demikian, Puteri Indonesia harus tetap concern, bahwa Narkoba itu bahaya laten yang harus ditangkal sedini mungkin. Tanggapan para peserta mengenai sosialisasi Narkoba kali ini cukup positif. Bripda Friska Juliana Agustinus, dari Bengkulu mengaku senang dengan sosialisasi ini. Finalis yang berasal dari anggota Polri ini memang tidak asing dengan kegiatan sosialisasi bahaya Narkoba. Meski demikian, sosialisasi ini tetap memberikan banyak pengetahuan yang baru mengenai Narkoba pada dirinya. Sebagai Puteri Indonesia dan juga Polwan yang berdinas di Museum Polri, ia berpesan agar masyarakat agar terus konsisten menjaga nilai-nilai tradisi dan budaya. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu kunci untuk dapat menebalkan imunitas diri dari rayuan Narkoba. Sementara itu, Florentia Anindita, finalis dari DIY Yogyakarta yang diketahui memiliki bakat menulis lagu dan membuat aransemen musik, mengatakan bahwa untuk mencegah Narkoba maka bisa dilakukan dengan hal kreatif. Finalis yang berkuliah di ITB ini ingin sekali dapat menciptakan lagu-lagu yang bertema anti penyalahgunaan Narkoba dan dipasarkan di industri musik. Menurutnya lagu dengan tema seperti ini masih minim, sehingga ia tertarik untuk menciptakan karya yang mengandung pesan moral seperti ini. Saya terpikir untuk membuat lagu bertema anti Narkoba, karena saat ini belum banyak lagu-lagu di industri musik yang bertemakan Narkoba. Saat ini hanya lagu cinta dan tema lainnya yang laku dijual, akan tetapi lagu seperti tema Narkoba belum banyak diangkat. Sehingga dengan ide ini semoga pesan Narkoba bisa lebih kena di masyarakat, ujar Florentia Anindita Apsari Isthika, yang akrab dipanggil Anin. Anin yang tengah menggeluti bisnis toko buku online ini, tidak menutup kemungkinan untuk merekrut karyawan dari berbagai kalangan. Jika memang ada mantan pecandu Narkoba yang memenuhi kriteria, dan mereka bisa menerima pendidikan, pelatihan, dan memiliki kemauan keras untuk berubah menjadi positif maka tidak ada yang mustahil bagi orang tersebut untuk saya pekerjakan, sekalipun dia mantan pengguna Narkoba, imbuh Anin. Sosialisasi Narkoba ini juga memberikan banyak input bagi para puteri Indonesia asal Jakarta, yaitu Nila Veronica. Nila telah membuat komitmen yang kuat bahwa Puteri Indonesia harus menjadi contoh teladan bagi masyarakat dan harus menjadi inspirasi yang nyata bagi anak muda Indonesia. Ke depanya, kerja sama BNN dengan Puteri Indonesia diharapkan akan berkelanjutan. Ia juga berharap agar BNN senantiasa melibatkan Puteri Indonesia untuk mensosalisasikan bahaya Narkoba di berbagai daerah. Ketiga Putri Indonesia, baik itu Bripda Friska, Nila Veronica, dan Anin sepakat bahwa anak muda Indonesia jangan pernah sekalipun mencoba Narkoba. Mereka menegaskan bahwa penyalahgunaan Narkoba seringkali berasal dari mengonsumsi rokok kemudian alkohol, sehingga tak jarang akhirnya mencoba Narkoba. Karena itulah mereka berpesan agar jauhi rokok, hindari alkohol, dan cegah penyalahgunaan Narkoba!!!!!!Sambil menutup pembicaraan dengan lantang mereka mengatakan say no to drugs… (BK)
Baca juga: Kegiatan Pembinaan Teknis bagi Satker Pelaksana Pemberdayaan Alternatif di Sumatera Utara