
BNN.GO.ID – Bogor, Permasalahan narkotika di Indonesia saat ini menimbulkan ancaman dan tantangan serius, yang menuntut upaya dalam penanganannya. Indonesia merupakan salah satu negara ASEAN yang memiliki perbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia dan Filipina. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai pintu masuk penyelundupan dan pasar yang menjanjikan bagi sindikat narkotika.
Untuk menangani permasalahan tersebut, Direktorat Kerja Sama BNN RI Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama mengikuti meeting secara virtual pada pertemuan The 10th ASEAN Drug Monitoring Network (ADMN) di Hotel Aston Sentul Lake Resort & Coference Center, Jawa Barat, Rabu (7/4) yang diikuti oleh berbagai negara di kawasan ASEAN.
Pertemuan ini juga dihadiri perwakilan dari satker BNN, seperti Direktorat Narkotika, Direktorat Intelijen, Direktorat Dakjar, Direktorat PLRIP, Direktorat Advokasi, Direktorat Edukasi dan Informasi, dan Puslitdatin. Perwakilan dari Direktorat Kerja Sama Polkam ASEAN dan Direktorat Kerja Sama Sosbud ASEAN Kemenlu RI serta ASEAN Member States (AMS) dan ASEAN Sekretariat.
Acara ADMN dibuka oleh Mr. Thanakorn Kaiyanunta selaku Deputy Secretary-General ONCB Thailand. Ia menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat kerja sama dan tetap menjalin persahabatan antar negara ASEAN, terutama dalam memerangi narkoba.
Kegiatan ADMN ini merupakan pertemuan antar negara ASEAN dalam hal sharing data dan sharing informasi tentang kecenderungan mengenai perkembangan narkotika di masing-masing negara ASEAN. Data tersebut nantinya akan digunakan untuk penyusunan ASEAN Drug Report hasil dari analisa data yang dikumpulkan baik dari sisi supply dan demand reduction.
Dengan adanya pertemuan ADMN ini, Indonesia berharap ada peningkatan kerjasama antar negara ASEAN khususnya di bidang pencegahan dan pemberantasan narkotika. Adanya pertukaran informasi, data, kasus-kasus serta perkembangan ataupun kejadian terkait permasalahan narkoba dapat kita upayakan bersama demi menuju ASEAN Drug Free, ujar Direktur Kerja Sama Drs. Achmad Djatmiko, M.A. saat menghadiri ASEAN Drug Monitoring Network.
“Pandemi Covid-19 ternyata berpengaruh terhadap penyelundupan narkoba di negara ASEAN yang cenderung menurun. Tetapi, di negara Indonesia penyelundupan narkoba di masa pandemi ini masih tetap tinggi serta tidak mengurangi aktifitas
para sindikat dalam mengedarkan narkoba yang memanfaatkan jalur laut”, imbuh Drs. Achmad Djatmiko, M.A.
Selanjutnya, topik yang ingin diinformasikan pada acara ADMN yaitu tentang program Desa Bersinar (Bersih Narkoba). Desa Bersinar merupakan salah satu program yang digelorakan oleh BNN. Program ini diharapkan
menjadi wadah bagi masyarakat agar turut andil dan bergerak bersama
dalam mencegah serta menekan laju penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
“BNN sendiri telah memiliki program Desa Bersinar yang akan menjadi model dan contoh bagi negara ASEAN. Negara yang sudah tertarik dan berminat untuk mengikuti program tersebut antara lain negara Thailand dan Filipina”, tutup Direktur Kerja Sama BNN RI.(ADR)
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI
Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn
#WarOnDrugs
#IndonesiaBersinar