Skip to main content
Artikel

Sampaikan Pesan Anti Narkoba dengan Cara “Asyik”

Oleh 01 Jun 2012Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Menyampaikan materi penyuluhan bukanlah hal yang mudah, termasuk memberikan penyuluhan Narkoba. Tidak jarang para audience mengantuk, bahkan tak segan-segan tidur di tengah paparan berlangsung. Menyiasati hal ini, dibutuhkan metode spektakuler, sehingga apa yang disampaikan oleh penyuluh dapat tersampaikan dengan maksimal. Dengan metode edutainment, yaitu education dan entertainment, Direktur Advokasi Deputi Pencegahan BNN, dr. Victor Pudjiadi, dapat menciptakan penyegaran dalam penyuluhan Narkoba melalui kombinasi materi tentang Narkoba dan hiburan-hiburan, berupa sulap, pantomim, dan multimedia. Dalam setiap kesempatan penyuluhan, Direktur Advokasi membawa sejumlah peralatan, dan properti yang cukup banyak. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang, memberikan materi akan lebih terasa menarik jika penyampaiannya menggunakan banyak alat peraga atau pendukung. dr. Victor selalu menghadirkan kejutan-kejutan bagi para peserta penyuluhan. Selain data dan fakta tentang Narkoba yang up to date, detil, dan lengkap, ia juga dapat menghidupkan suasana dengan hiburan sulap. Sulap yang dihadirkan pun selalu dikorelasikan dengan materi Narkoba. Hal ini dapat dilihat pada saat dr. Victor memainkan sulap memasukan balon ke dalam mulut tanpa pecah. Aksi ini ia tunjukkan setelah ia menjelaskan tentang modus penyelundupan Narkoba dengan cara ditelan di dalam perut. Dengan kepiawaiannya mempresentasikan materi Narkoba dengan cara yang asyik, tak heran jika Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahinya sebagai penyuluh Narkoba dengan variasi terbanyak. Banyak gaya khas memang yang ditampilkan oleh para pemateri yang terkait dengan Narkoba. Figur menarik lainnya yang juga memiliki kapasitas yang oke, adalah Dedi Dwitagama, seorang Kepala Sekolah di SMKN 29 Jakarta, yang memiliki keahlian lainnya sebagai fotografer, motivator, dan juga blogger. Integritas seorang Dedi Dwitagama, cukup mumpuni untuk menciptakan sebuah suasana agar informasi tentang Narkoba itu dapat tersampaikan dengan maksimal. Pendekatan Dedi yang disampaikan dalam penyampaian materi selalu membutuhkan fleksibilitas baik dari segi tata ruang, dan juga peserta itu sendiri. Dedi selalu ingin agar tata ruang disusun bukan seperti kelas, tapi lebih kepada ruang yang luas, dan para peserta dapat berbaur satu sama lainnya. Hai…helloo, begitulah gaya sapaan Dedi kepada para pesertanya sebelum memulai materi. Dedi pun tidak ingin agar para peserta sibuk dengan pena dan kertasnya, tapi ia lebih menginginkan agar para peserta larut dengan suasana santai tapi konseptual. Kejutan pun menjadi salah satu ciri yang ia hadirkan. Pada suatu kesempatan, ia membawa bola, dan menampilkan permainan lempar bola dan setiap orang yang mendapatkan lemparan bola itu, harus berbicara masalah Narkoba selama 2 menit. Inilah game yang benar-benar edukatif, membuat orang harus berpikir cepat, dan mengeluarkan segala potensi yang ada dalam waktu yang sempit. What a simple game, tapi tentunya sarat dengan makna. Di negara ini banyak figur hebat yang dapat menyampaikan informasi dengan cara yang asyik. Nah, dalam konteks penanggulangan Narkoba, semoga saja banyak kader anti Narkoba yang bisa dicetak dengan kredibilitas yang mantap, tapi tetap asyik. (BK)

Baca juga:  Hindari Narkotika Cerdaskan Generasi Muda Bangsa

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel