
BNN.GO.ID, Kabupaten Badung, 18 Mei 2022 Kegiatan raker ini dibuka oleh Kepala BNNP Bali, Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra,S.H., M.Si. Dalam sambutannya, Kepala BNNP Bali mengatakan, tantangan penanggulangan narkoba cukup berat karena saat ini prevalensi penyalah guna narkoba di Bali mencapai angka 15 ribuan orang, samping itu, kasus kejahatan peredaran narkoba terutama sabu dengan “sistem tempel” di Bali makin marak hingga ke pedesaan. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya pengungkapan kasus baik oleh Polri dan BNN di wilayah Bali, tantangan lain yang perlu menjadi perhatian di Bali adalah penanganan daerah rentan rawan narkoba. Salah satu daerah wisata di Bali yaitu Badung menjadi salah satu kawasan yang mendapatkan intervensi agar bersih dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Kami lakukan pendekatan soft power approach, yaitu bagaimana kita melakukan edukasi termasuk pemberdayaan masyarakat, yang mana kegiatan pemberdayaan di kawasan rawan itu dinilai sangat efektif.
Dengan kegiatan ini diharapkan mereka diberikan pembekalan life skill yang nantinya bisa produktif mandiri dan tidak bersentuhan lg dg narkoba,” ungkap Kepala BNNP Bali.
Senada dengan hal pernyataan tersebut, Kepala Kesbangpol Badung, I Nyoman Suendi mengatakan bahwa perlu semangat dan niat untuk bergerak melakukan penanggulangan narkoba di wilayahnya. Komitmen tersebut sudah terbukti dengan terbitnya Perda Bupati Badung Nomor 2 Tahun 2022. Melalui perda inilah diharapkan seluruh OPD dapat mengalokasikan anggarannya untuk melaksanakan kegiatan P4GN.
Kepala Kesbangpol juga menyatakan Pemda Badung terus bersinergi dengan BNNP Bali dan jajarannya untuk terus bergerak melakukan upaya dari mulai pemantauan desa-desa rawan narkoba, hingga ke penyiapan rumah rehabilitasi.
Menutup raker hari ini, Titik TriMulyani, S.E. Kasi Monev Masyarakat Perkotaan BNN menyampaikan materi optimalisasi program pemberdayaan alternatif dalam menggandeng stakeholder terkait pada kawasan rawan dan rentan di Kabupaten Badung Provinsi Bali.
Kasi Monev BNN menjelaskan, upaya penanggulangan masalah kawasan rawan narkoba membutuhkan dukungan dari stakeholder, terutama para kepala lingkungan atau banjar yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. dalam paparannya, Kasi Monev BNN menekankan agar pengawasan keluarga harus lebih dioptimalkan agar tidak terjebak dan tidak dimanfaatkan oleh jaringan sindikat narkoba.
Terkait dengan optimalisasi penanganan wilayah rawan narkoba, Titik menjelaskan dalam waktu dekat akan melaksanakan program life skill di daerah Badung. oleh karena itulah, BNN RI merangkul Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung juga Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dengan harapan hasil produk dari masyarakat binaan Direktorat Pemberdayaan Alternatif BNN RI di Badung nantinya dapat dipasarkan lebih luas ke masyarakat baik di Indonesia maupun mancanegara.
#War on Drugs
#hidup 💯 persen
#sadar_sehat_produktif_&_bahagia