
Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) menggelar Pelatihan Pemanfaatan Komunikasi Digital dalam Penyuluhan Narkoba Tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual pada 3 s.d. 7 November 2025 dan diikuti oleh 40 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta terhadap konsep dan prinsip dasar komunikasi digital dalam konteks penyuluhan bahaya narkoba. Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada pengembangan keterampilan teknis dalam merancang, memproduksi, dan mengelola konten kreatif berbasis digital, yang efektif untuk mendukung kampanye Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan serta Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
Dalam pelatihan, para penyuluh narkoba dibekali kemampuan analisis digital untuk memahami perilaku audiens, mengoptimalkan penyebaran pesan di berbagai platform media sosial, serta menumbuhkan etika dan literasi digital agar setiap pesan yang disampaikan tetap edukatif, inspiratif, dan bertanggung jawab.
Kepala PPSDM BNN RI, Caca Syahroni, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas penyuluh dalam menghadapi tantangan komunikasi di era digital.
Sementara itu, Penyuluh Ahli Utama BNN RI, Yunis Farida Oktoris, yang mewakili Deputi Pencegahan BNN RI menegaskan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang membutuhkan penanganan serius melalui peran aktif para penyuluh.
“Penyuluh narkoba adalah garda terdepan dalam upaya pencegahan. Karena itu, penyuluh harus memiliki kemampuan komunikasi digital yang baik untuk menyampaikan pesan pencegahan secara efektif,” ujar Yunis Farida membacakan sambutan Deputi Pencegahan.
“Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan arah kebijakan pimpinan yang harus dipedomani oleh seluruh insan BNN, yaitu dalam rangka perluasan program pencegahan. Saya berharap penyuluh narkoba akan mendapatkan kemampuan yang optimal dalam komunikasi digital ini,” tambahnya.
Adapun indikator penilaian peserta pada pelatihan ini terdiri atas 80 persen evaluasi akademik dan 20 persen penilaian sikap. Materi yang diberikan meliputi kesesuaian sasaran konten, ketepatan media placement, relevansi tujuan, kejelasan pesan, kreativitas pembuatan konten, dan kualitas penyajian.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para penyuluh narkoba mampu berinovasi dan berkolaborasi dalam mengembangkan strategi komunikasi publik berbasis digital yang relevan dengan isu narkoba di berbagai wilayah Indonesia.
#warondrugsforhumanity
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN













