
BNN.GO.ID. Kaltim, 31 Maret 2022. Kegiatan di hari ke empat ini adalah Kunjungan lapangan ke beberapa lokasi untuk menggali potensi sumber daya di lokus yang dapat menjadi informasi dalam pelatihan kewirausahaan yang nanti akan di lakukan di desa Kota Bangun Seberang atau Desa KBS dan juga menggali seputar tanaman kedemba yang ditanam oleh warga setempat.
1. Perdagangan Ikan di tempat pedagang ikan Desa Kota Bangun (Pak Irwansyah)
Kunjungan kembali ke tempat pak irwansyah ini dilakukan lebih pagi untuk mengetahui situasi perdagangan ikan ketika ikan hasil tangkapan maupun pembelian oleh pak irwansyah baru saja datang dan dijual ke warga sekitar.
Pak Irwan sudah menggeluti usaha ini sejak puluhan tahun. Selain memperoleh sendiri ikan melalui tangkapan, ikan juga beliau beli dari Pela. Pak irwan juga menerima hasil tangkapan ikan dari beberapa nelayan tangkap untuk dijual kembali. Kali ini tim sengaja berkunjung lebih pagi untuk mengamati suasana penjualan ikan ke warga sekitar ketika ikan baru saja tiba. Pak irwan tiap harinya menjual ikan dalam bentuk segar namun jika tidak laku terjual akan diasinkan untuk kemudian dijual kembali. Ikan-ikan yg ia jual beragam, mulai dari ikan Patin, Nila, Biawan, dan Aruan, dan harga yang ditawarpun beragam sesuai dengan jenis ikannya. Potensi ikan di wilayah ini cukup tinggi karena memang daerahnya dikelilingi sungai. Ikan yg sedang populer atau banyak didapatkan sekarang adalah Biawan. Ikan-ikan ini dibeli dr pengepul dari Pela, Pelintang Semayang harga Biawan adalah 20ribu perkilo. Bu Pariyah, istri pak Irwansyah, turut membantu pak Irwansyah menjual ikan-ikan tsb. Ikan yg didapatkan bervariasi, ada ikan Repan, ikan Curing, Haruan dll. Harga haruan per kg adalah 40ribu per kg, ikan Rapan sekilo 15ribu, ikan Aruan 40ribu per kg. Ikan-ikan ini biasanya digoreng atau di bakar.
2. Nelayan Keramba Desa Kota Bangun Seberang (Bpk. Ibnu Rahmadi)
Pak Ibnu Rahmadi merupakan salah satu nelayan keramba tepatnya ketua kelompok nelayan keramba di desa KBS ini. Satu kelompok tim terdiri dari 10 orang. Beliau sudah menggeluti puluhan tahun sebagai nelayan keramba ini. Kerambanya bisa menghasilkan sebanyak 30 ribu ekor ikan, dan dijual 35 ribu perkilo. Panen ikan biasanya tiap tiga sampai empat bulan sekali. Hasil panen ikannya biasanya dikirim ke Tenggarong dan Samarinda, baik dalam keadaan mati atau keadaan hidup, tergantung permintaan konsumen. Ikan-ikan itu dikirim menggunakan mobil. Dalam usaha kerambanya ini, biasanya beliau dan anggotanya membeli 1000 bibit ekor dengan seharga 300 ribu per 1000 bibit itu. Harga bibit bisa bervariasi, harga paling tinggi diangka 300 ribu. Beliau mengatakan permintaan di Desa KBS ini cukup tinggi. Masalah yg kerap kali menjadi kendala yakni jika banjir melanda. Ketika keramba terkena banjir, banyak ikan dikeramba yg mati. Presentasinya bisa mencapai 50 persen yg mati, nelayan hanya bisa mengambil sisa ikan yang tersisa dan masih hidup. Ketika ditanyakan mengenai Kedemba, ia mengaku pernah menjual kedemba yg tumbuh liar, tapi belum pernah menanam Kedemba secara sengaja, ia juga mengetahui info bahwa kedemba merupakan tanamam berbahaya, dan setuju kalau kedemba untuk dibatasi pemakaiannya atau di larang untuk dikonsumsi.
3. Susur sungai mahakam di wilayah desa kota bangun seberang.
Dalam hal ini tim melakukan susur sungai untuk mengamati tanaman kedemba atau kratom di sepanjang aliran sungai mahakam dekat wilayah desa kota bangun seberang yang berseberangan dengan desa lainnya. Dalam susur sungai didapati bahwa di wilayah desa kota bangun seberang, tanaman kedemba tidak tumbuh liar melainkan sengaja ditanam oleh warga. Tanaman tersebut persis berada di belakang rumah warga dengan jarak tanam yang teratur,namun dapat diamati bahwa tanaman tersebut memang terlihat sudah lama tidak diambil daunnya dan ini sesuai pengakuan dari warga setempat yang menyampaikan bahwa kedemba tidak ada lagi permintaan. Tanaman kedemba di sepanjang aliran sungai yang berada di belakang rumah warga ini rata2 sudah berumur di atas 7 bulan. Di sepanjang aliran sungai tersebut juga ada aktifitas pengangkutan batubara oleh kapal2 tongkang.
4. Rapat di Kantor Balai desa Kota Bangun
Berikutnya, selesai melakukan kunjungan lapangan, tim II Dayatif berkunjung kembali ke Kantor Kepala Desa Kita Bangun. Ditempat ini tim berdiskusi dengan kades Kota Bangun Seberang, kepala BPD dan sekdes. Pada kesempatan kali ini, dibahas beberapa rencana persiapan untuk pelaksanaan rangkaian giat selanjutnya yakni pelatihan kewirausahaan. Kami mengarahkan dan meminta kepada kepala desa untuk berkenan menghadirkan perangkat desa nya untuk hadir dalam kegiatan Kewirausahaan yg akan dilaksanakan, juga mempartisipasikan warganya untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan dlm rangka pelaksanaan P4GN ini. Pendataan terhadap tokoh tokoh masyarakat yang akan dijadikan pendamping juga dilakukan dalam kesempatan ini.
#WarOnDrugs
#IndonesiaBersinar