Skip to main content
Berita SatkerBidang Pemberdayaan MasyarakatFoto

Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara

Oleh 08 Mar 2024Maret 12th, 2024Tidak ada komentar
Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 
Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara

Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN melalui Direktorat Pemberdayaan Alternatif laksanakan Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 4 s.d. 8 Maret 2024 dalam rangka P4GN.

BNN.GO.ID. Madina 4 – 8 Maret 2024, Tim Panitia BNN Pusat diterima oleh Kabag Umum BNNK Mandailing Natal, PJ P2M dan para Staf yang ada di BNNK Mandailing Natal. Sudah 2 tahun BNNK Mandailing Natal belum mendapatkan anggaran lagi untuk kegiatan pemberdayaan alternatif. Pelatihan yang telah diberikan oleh BNNK Mandailing Natal tahun 2020 yaitu Budi Daya Penanaman Bibit Terong Belanda. Jarak dan akses Desa Pardomuan yang akan ditempuh oleh BNN Pusat dapat dilalui dan ditempuh dengan kendaraan motor dan mobil tujuan akhir dari kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu membuat desa Agrowisata yaitu menjadi desa yang mandiri dan produktif.
Akses Desa yang akan dilalui jalannya berlubang dan rusak dan kondisi jalan masih dapat dilewati kendaraan roda 2 dan roda 4. Kondisi geografi Desa Pardomuan adalah berbukit dan terjal. Potensi perkebunan yang banyak dikembangkan yaitu tanaman kopi, coklat, dan karet. Camat Panyabungan Timur, Rahmat Riski Pulungan, S.Sos menyampaikan bahwa ada 15 desa di Panyabungan Timur. dari 15 Desa tersebut terdapat 3 desa yang terindikasi masuk dalam desa yang rawan akan narkoba. Kepala Desa Pardomuan menyampaikan bahwa di Desa Pardomuan memiliki 202 Kepala Keluarga dan 878 Orang jumlah anggota keluarga.
Mayoritas penduduk di desa Pardomuan banyak di usia Produktif dan memiliki jumlah lansia sekitar 30 orang. Segi pendidikan yang terdapat di desa Pardomuan hanya memiliki 1 sekolah dasar, maka SDM yang ada di desa tersebut mayoritas pendidikan lulusan Sekolah Dasar. sehingga mata pencaharian dan ekonomi susah di dapat dan mengakibatkan tingkat kriminal yang masih tinggi. Dari segi fasilitas umum yang ada masih banyak kendala, contohnya terkait listrik yang ada sering mati listrik dan jaringan seluler di desa tersebut susah signal. pernikahan dini yang terjadi di desa tersebut sangat tinggi sehingga mengakibatkan resiko kekerasan dalam rumah tangga yang lebih tinggi dan angka perceraian yang tinggi. Kondisi geografinya yaitu Berbukit dan terjal. Akses Desa yang dilewati Kondisi jalannya berbatuan, berlubang, dan berlumpur. masih bisa di lewati kendaraan roda 4 (empat) / mobil dan truck Dikarenakan sering dilewati mobil besar kondisi jalan semakin rusak Terdapat beberapa jalan setapak yang hanya dapat dilewati sepeda motor untuk mengangkut hasil tani. Akses dapat dilewati dari kantor kecamatan ke desa Pardomuan sekitar 30 menit. Potensi pertanian yang dimiiki oleh desa Pardomuan yaitu banjar dolok dan banjar lombang adalah bertani cabe, jagung, dan sedikit sayuran. Potensi Perkebunan yang ada di desa Pardomuan yaitu tanaman Karet, Kopi, terong belanda, dan nilam. kendala yang dihadapi yaitu belum ada pemasaran dan belum adanya koperasi tanaman yang ditanam yaitu di lahan sendiri dan rata2 lahan yang dimiliki 1-2 Hektar. Dari hasil pertanyaan kami ke warga masyarakat di desa Pardomuan masih ada sekitar 30 Rumah tangga yang masih terlibat terkait penanaman ganja.
Potensi peternakan belum dimiki oleh desa Pardomuan, masih sebatas untuk konsumsi pribadi. Potensi lain yang ingin dimiliki oleh masyarakat desa pardomuan adalah menanam kopi. untuk kendala yang dihadapi masyarakat adalah sistem pengairan masih mengandalkan curah hujan. Alat komunikasi yang terkadang susah mendapat signal. Penjualan hasil komoditi masih kepada pengepul lokal. belum tersedia nya pasar untuk menampung dan menjual hasil pertanian dan perkebunan dari kami sebagai warga. Mayoritas pendidikan masyarakat Desa Pardomuan yaitu Sekolah Dasar usia 40an rata-rata lulusan SD, Untuk usia 30an rata-rata lulusan SMP pekerjaan nya adalah sebagian besar yaitu bertani. Penghasilan yang diperoleh yaitu masih sangat kecil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. tidak adanya penyuluh pertanian dan perkebunan sehingga tidak ada kelompok tani. Secara umum keahlian oleh masyarakat desa dan dapat menghasilkan secara ekonomi yaitu pertanian, ·Perkebunan, berternak dan pemotong kayu. Tim 3 melakukan kunjungan Lapangan ke desa Pardomuan. Perjalanan ke Desa Pardomuan, melewati beberapa desa yaitu desa Parmompang, Padang laru, dan Pagur Tim melanjutkan perjalanan ke desa Huta Tinggi, melewati beberapa desa yaitu Huta Bangun dan Sirangkap, Tim melihat langsung jalan yang dilewati terjal, berbatu, berbukit, dan berlumpur. Lebar jalan yang dilewati menuju desa pardomuan dan Huta Tinggi hanya 1 meter, sehingga hanya bisa dilewati satu mobil. ketika dilewati tidak bisa bersamaan dengan mobil lain atau motor. Tim melakukan kunjungan Kantor Desa Pardomuan dan Kantor Desa Huta Tinggi. Di Desa Pardomuan, Tim melakukan kunjungan langsung ke lahan tempat masyarakat berkebun dan bertani. Lahan tempat masyarakat berkebun lokasi nya menanjak dan terjal. Tim melihat tanaman yang ada di kebun tempat masyarakat berkebun mayoritasnya adalah tanaman coklat dan karet. Tim juga melihat langsung tempat pembuatan gula aren.

Baca juga:  Tanamkan Semangat Perang Melawan Narkoba, Kepala BNN RI Kunjungi BNNP Sultra

Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara

Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara

Pemetaan Kawasan SDA dan SDM dalam rangka Identifikasi Kawasan Kultivasi tanaman Terlarang di Provinsi Sumatera Utara

#IndonesiaDrugFree
#Indonesia Bersinar

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel