BNN.GO.ID – Jakarta, Kerja sama Indonesia dengan organisasi internasional Colombo Plan (CP) telah terjalin sejak lama. Indonesia mulai bergabung dan menjadi anggota Colombo Plan pada tahun 1953. Sebagai anggota dari organisasi tersebut, Indonesia berperan aktif dalam berbagai program dalam berbagai pilar, yaitu Drug Advisory Programme (DAP), Capacity Building Programme (CBP), Gender Affair Programme (GAP) dan Environment Programme (EP). Khusus untuk BNN, kerja sama yang dijalin dengan CP adalah pada pilar Drug Advisory Programme (DAP).
Melalui kerja sama ini, BNN diharapkan tidak hanya aktif sebagai anggota yang mendapatkan manfaat tapi juga mampu melaksanakan transfer of knowledge baik itu lintas kementerian maupun di tataran internasional.
Demikian disampaikan Ricky Syailendra, sebagai Analis Kebijakan Madya Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Sekretariat Negara saat memberikan paparannya secara virtual dalam kegiatan Rapat Pemanfaatan Colombo Plan Drug Advisory Programme (CPDAP) Dalam Upaya P4GN, di Bekasi, Kamis (20/5).
Dalam kesempatan ini, Ricky mengulas perkembangan CP dari sejak awal berdiri hingga saat ini. Pada intinya, ia mengatakan bahwa pada awalnya, CP lebih fokus untuk mendukung pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang, namun seiring berjalannya waktu, CP mengubah fokusnya menjadi pembangunan kapasitas sumber daya manusia.
Dalam dinamikanya, kerja sama yang dijalankan selama ini antara CP dengan BNN khususnya dalam bidang pembangunan kapasitas telah memberikan banyak manfaat. Ricky menyebutkan manfaat yang didapatkan dari CPDAP ini antara lain : pelatihan kurikulum terapi dan rehabilitasi, pelatihan CHILD, Universal Treatment Curriculum (UTC) untuk rehabilitasi, dan _Training of Trainers (ToT)_ untuk UTC.
Pelatihan-pelatihan yang selama ini dijalankan ternyata telah banyak mencetak banyak trainer handal baik di bidang pencegahan maupun rehabilitasi. Terkait hal ini, Errry Wijoyo, selaku Program Officer dari Colombo Plan Drug Advisory Program mengatakan setidaknya sudah ada empat orang asal Indonesia yang sudah bisa memberikan pelatihan di level internasional, salah satunya dari BNN yaitu adalah Dr. Riza Sarasvita, M.Si,MHS,Ph.D selaku Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah (PLRIP) Deputi Bidang Rehabilitasi BNN RI.
Mengingat dampak yang dirasakan sangat positif, maka kemitraan dengan CP dinilai perlu untuk terus dikembangkan. Direktur Kerja Sama BNN RI, Drs. Achmad Djatmiko, M.A, mengatakan pihaknya siap untuk terus melanjutkan kerja sama, termasuk untuk melaksanakan nota kesepahaman atau MoU dengan CP.
“Kita perlu manfaatkan dan maksimalkan, baik dalam aspek Drug Advisory Programme, maupun dengan pilar lainnya,” imbuh Direktur Kerja Sama.
Di akhir pernyataannya, Direktur Kerja Sama mengatakan BNN siap untuk lebih berperan aktif dalam pertemuan regional atau internasional Colombo Plan yang akan digelar di masa mendatang. (BK)
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI
Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn
#WarOnDrugs
#IndonesiaBersinar