Skip to main content
Berita Utama

Negara Akan Hancur Kalau Rakyatnya Tidak Peduli dengan Masalah Narkoba

Oleh 29 Mei 2013Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Rabu, 29 Mei 2013, JAKARTA – Bahaya penyalahgunaan narkoba saat ini sudah tidak bisa dianggap sepele, karena dampaknya sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap hari, sedikitnya 40 hingga 50 orang meninggal karena narkoba. Oleh karena itu, semua komponen masyarakat harus peduli kalau tidak ingin generasi bangsa ini hancur karena mengkonsumsi narkoba. Kekhawatiran dan harapan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penyuluh Badan Nasional Narkotika (BNN), Dik Dik Kusnadi, di Jakarta, Rabu (29/5). Dik Dik mengakui bahwa kepedulian masyarakat terhadap pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya sangat rendah dan cenderung tidak peduli,Rendahnya komitmen dan kepedulian masyarakat terhadap penyalahgunaan narkoba, adalah awal dari kehancuran bangsa ini, tandas Dik Dik.Soal kepedulian masyarakat akan bahaya narkoba, ia menganalogikan dengan kepedulian warga akan bahaya kebakaran. Soal kebakaran, masyarakat sudah tahu apa yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran. Ketika terjadi kebakaran, masyarakat tanpa dikomando bersama-sama memadamkan api, “Karena mereka tak mau rumahnya ikut terbakar, pakai apa saja untuk memadamkan api, kata dia.Harusnya juga begitu terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba. Harus dipupuk kepedulian, bagaimana jika keluarga sendiri yang terjerat. “Ya, harus ada pemahaman sama seperti menghadapi kebakaran, tak mau rumah sendiri ikut terbakar. Nah, kalau narkoba tak mau keluarga sendiri yang kena, kata Dik Dik.Secara sederhana, teori peredaran narkoba didukung oleh tiga faktor. Pertama, ada orang yang mau. Kedua, barang tersedia. Ketiga, lingkungan yang mendukung. Karena itu, jika lingkungan menolak, meski ada peminat dan ada bandar, peredaran akan susah berkembang, “Kalaupun ada narkoba, tapi lingkungan itu menolak, bandar juga susah, ujar dia.Bahkan lebih kerasnya, lingkungan masyarakat mengenakan semacam sanksi sosial. Misalnya, lingkungan tak memberi tempat bagi para bandar. Bila ketahuan, diusir dari lingkungan. Dengan warning sosial, pergerakan bandar kian sempit. Tidak seperti sekarang, justru lingkungan masyarakat yang permisif dimanfaatkan bandar. Bahkan, sampai ada home industry narkoba. “Itu karena antartetangga tak peduli, kata dia.Padahal, tegas dia, bahaya narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Selain itu, pemberantasan narkoba bukan semata-mata kerja pemerintah. Saat ini, korban terus berjatuhan, tak kenal strata, sehingga semua komponen mesti ikut turun tangan,”Tetapi ironisnya, masyarakat masih cuek, kurang peduli dan sibuk dengan urusan masing-masing. Masih ada anggapan, bila bukan keluarga sendiri, ngapain mesti ikut peduli? Anggapan itu yang mesti dikikis. Bayangkan, sekarang ini 40 sampai 50 orang setiap hari meninggal karena narkotika. Itu ancaman nyata kita. Idealnya semua bergerak. Ikut menyadarkan bahaya narkoba. Saling mengajak, dan saling mencegah, ujar Dik Dik. (pas)

Baca juga:  BNN Duduk Bersama Dinsos dan Dinkes DKI Jakarta Bahas Optimalisasi Rehabilitasi dan TAT

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel