Skip to main content
Berita Utama

Masyarakat Imun, Bandar pun Bangkrut

Oleh 19 Apr 2012Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Kunci utama menangkal penyalahgunaan Narkoba, terletak pada masyarakat Indonesia itu sendiri. Ketika imunitas masyarakat terwujud, maka sekuat apapun godaan para Bandar atau pengedar untuk menawarkan Narkoba maka hal itu sia-sia belaka. Sehingga, ketika masyarakat benar-benar kebal maka dengan sendirinya bandar pun bangkrut.Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Dr. Victor Pudjiadi, Direktur Advokasi Deputi Pencegahan BNN, saat memberikan paparan dihadapan 72 peserta Pembentukan Kader Organisasi Masyarakat, di Hotel Oasis, Rabu (18/4).Pembentukan kader anti penyalahgunaan Narkoba di kalangan pegiat organisasi masyarakat memiliki poin cukup penting. Seperti diketahui bersama, bahwa Ormas-Ormas besar seperti Kowani dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama, memiliki jumlah anggota yang cukup besar, sehingga ketika Ormas ini turut dilibatkan dalam kegiatan pencegahan maka akan menghasilkan pengaruh yang cukup besar pula.Menurut Direktur Advokasi, tipikal masyarakat Indonesia ini pada umumnya terbagi menjadi tiga, pertama masyarakat yang responsif dan reaktif dengan kesadaran tinggi untuk turut aktif dalam kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), lalu yang kedua masyarakat yang cuek akan fenomena penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dilingkungannya, dan yang terakhir adalah masyarakat yang terlibat dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.Kami berharap Ormas-Ormas yang hadir disini menjadi kelompok masyarakat yang responsif dan juga reaktif dalam rangka mengimplementasikan program P4GN dilingkungannya, ujar Direktur Advokasi yang juga piawai bermain sulap ini.Peran Ormas dinilai strategis dalam konteks penanggulangan masalah Narkoba, khususnya dalam upaya pencegahan, karena pada dasarnya masing-masing Ormas sudah memiliki serangkaian program positif di masyarakat, sehingga program sosialisasi pencegahan penyalahgunaan Narkoba bisa terintegrasikan dalam program yang sudah ada. Kasubdit Masyarakat Direktorat Advokasi, Siti Alfiasih, berharap bahwa setelah mendapat pembekalan materi melalui kegiatan pembentukan kader ini, maka para anggota Ormas ini dapat menjadi kader yang memiliki kapabilitas untuk menyampaikan pesan bahaya penyalahgunaan Narkoba ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.Untuk menjadi kader memang tidaklah mudah, karena selain memiliki pemahaman yang luas tentang Narkoba, ia juga harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Dalam kegiatan pembentukan kader ini, BNN menghadirkan para narasumber yang berkompeten dibidangnya, untuk membekali para peserta agar kemampuan para peserta ini bisa lebih maksimal.Karena kader akan sering terlibat dalam kegiatan yang sifatnya sosialisasi, maka Kasandra Putranto, seorang psikolog yang sudah kondang di negeri ini memberikan trik-trik pada para peserta dalam membangun komunikasi yang efektif dengan audience. Menurut Kasandra, poin terpenting dalam komunikasi adalah, setiap individu harus bisa menjadi pembicara yang baik, dengan tidak menafikan kemampuan mendengar aspirasi orang lain, sehingga jalinan komunikasi yang terbentuk akan lebih maksimal.Khususnya dalam menghadapi para pecandu, maka seorang kader ataupun fasilitator harus memiliki pemahaman yang jauh lebih detil tentang permasalahannarkoba lebih dari si pecandu itu sendiri.Saat kita berdiskusi kita harus memiliki lebih banyak data atau hasil penelitian yang sangat konkret yang bisa menjadi bahan analisis sehingga kita bisa memberikan ilustrasi yang proporsional tentang bahayanya menyalahgunakan Narkoba, ujar psikolog yang sudah malang melintang di dunia penanggulangan adiksi Narkoba.Para peserta yang telah mengikuti kegiatan pembentukan kader, dituntut untuk bisa membuat rencana aksi dalam konteks pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Dalam sebuah sesi diskusi terbuka yang dipandu oleh narasumber, Dedi Dwitagama, menyimpulkan dari beberapa pendapat peserta, bahwa untuk membuat rencana aksi maka ada beberapa poin yang harus dipertimbangkan, yaitu; rencana tersebut harus sistematis, kader harus mengenal audience-nya, kader harus melakukan evaluasi, dan punya visi yang jelas. (BK)

Baca juga:  Sukseskan Gerakan Rehabilitasi, BNN Kota Kediri Gelar Workshop P4GN

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel