Skip to main content
UnggulanBerita UtamaBidang Pemberdayaan Masyarakat

KOPI Mandailing, “Ladang Emas Baru” Di Kabupaten Mandailing Natal

KOPI Mandailing, “Ladang Emas Baru” Di Kabupaten Mandailing Natal
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

BNN.GO.ID, Mandailing Natal – Pegunungan Tor Sihite yang terletak di Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal terkenal sebagai penghasil ganja nomor dua di Indonesia. Untuk dapat menghilangkan stigma negatif tersebut, Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah bersama stakeholder lainnya wajib bersinergi dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) guna meminimalisir peredaran gelap narkotika, khususnya ganja di Kabupaten Mandailing Natal.

Dengan semakin marak dan meluasnya penanaman hanja serta meningkatnya jumlah penyalahguna ganja dari tahun ke tahun di Indonesia, memicu terjadinya transaksi pasar gelap narkotika antara angka permintaan dan ketersediaan.

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Mandailing Natal, AKBP Ramlan, S.H., M.H dalam paparannya dikegiatan Bimbingan Teknis Life Skill Masyarakat Pedesaan, menyebutkan implementasi Inpres No. 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN khususnya penguatan Grand Design Alternative Development (GDAD) perlu diterapkan sebagai solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang terdampak kultivasi tanaman narkotika dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berkelanjutan.

Baca juga:  Kepala BNN RI dan Dirut PT. Pegadaian Tanda Tangani Nota Kesepahaman Wujudkan Kerjasama P4GN

“Program GDAD adalah program yang didesain khusus untuk menurunkan dan mengganti tanaman narkotika dan mengubah profesi penanam ganja menjadi petani dalam produksi unggulan,” jelasnya.

Saat ini dengan semakin meningkatnya kultivasi ganja, BNN RI bersama kementerian terkait, pemerintah daerah dan dunia usaha melaksanakan Pemberdayaan Alternatif untuk masyarakat desa di empat lokasi yaitu Pardomuan, Huta Bangun, Huta Tinggi dan Banjar Lancat melalui upaya pemetaan potensi wilayah dan pemulihan kawasan rawan narkoba dengan intervensi program dengan penanaman tanaman produktif secara berjenjang.

“Untuk masalah ganja perlu penanganan bersama, dibutuhkan partisipasi semua stakeholder agar masyarakat paham akan dampak narkoba dan ikut aktif dalam memeranginya,” tutup Ramlan.

Pada kesempatan yang sama Riki Wijayadi, pengusaha kopi sekaligus pemilik Lopo Coffee Mandailing Natal mengatakan bahwa, kopi merupakan ladang emas baru yang bisa meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat khususnya di wilayah Panyabungan Timur. Dalam pemaparannya, Riki menambahkan kiat-kiat sukses menjadi petani kopi khas Mandailing Natal adalah dengan melihat pangsa pasar diluar dan menciptakan produk kopi baru khas Mandailing Natal yang belum ada di pasaran. (HNY/CH)

Baca juga:  Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika melalui Tes Urine bagi Pegawai PT. Bussan Auto Finace (BAF)

 

Biro Humas dan Protokol BNN RI
#hidup100persen

Instagram: @infobnn_ri
Twitter. : @infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel