Dalam pernyataan membuka Pertemuan Para Pejabat Tinggi ASEAN untuk masalah narkoba (ASOD) di Hotel Dusit Thani, Manila hari Selasa tanggal 1 Juli 2014, Wakil Presiden Philipina, YM. Jejomar C Binay menyampaikan komitmen dan keteguhan negara-negara ASEAN untuk bersatu melawan dan mengatasi ancaman dan masalah narkoba yang terus menghantui dan menggerogoti kemajuan sosial-ekonomi negara-negara ASEAN. Wakil Presiden Philipina mengingatkan bahwa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba adalah musuh bersama ASEAN karenanya ia mengajak semua negara ASEAN melawannya sebagai ONE REGION, ONE ASEAN. Wakil Presiden Jejomar C Binay selain membuka Pertemuan ASOD di Manila, juga telah melakukan tatap muka dengan para Ketua Delegasi dari 10(sepuluh) negara anggota ASEAN serta Wakil dari ASEAN Secretariat yang akan bersidang selama 3(tiga) hari untuk membahas berbagai langkah yang dilakukan negara-negara anggota ASEAN dalam mengimplementasi Program Kerja Asean 2009-2015 guna merealisasi visi ASEAN BEBAS NARKOBA 2015. Pertemuan ASOD ini di ketuai oleh Undersecretary Edgar C Calvante dari Dangerous Drug Board Philipina dan di hadiri para pejabat tinggi anti narkoba negara-negara ASEAN. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala BNN, Komjen Pol. Anang Iskandar dengan di dampingi wakil dari BNN, Badan POM, Polri dan Kemlu. Selain anggota ASEAN juga hadir mitra negara di luar ASEAN seperti wakil RRT, Jepang, India dan Korea Selatan serta wakil dari UNODC dan DEA. Penyelenggaraan Pertemuan ASOD ini sangat penting dalam mengkaji langkah-langkah yang telah dilakukan dan capaian masing-masing negara, khususnya di 3(tiga) bidang prioritas Rencana Aksi ASEAN dalam mengatasi peredaran gelap dan penyalah-gunaan narkoba di kawasan ASEAN. Ketiga bidang termaksud adalah; (1) pengurangan lahan tanaman gelap, (2) penurunan produksi, peredaran dan kejahatan narkoba serta (3) pengurangan prevalensi narkoba masing-masing negara. Dalam pernyataan pembukaan para Ketua Delegasi memaparkan situasi terkini dari ancaman bahaya narkoba di negara masing-masing dan upaya mereka untuk mengatasinya. Terungkap bahwa saat ini di bidang pengurangan lahan tanaman gelap seperti tanaman opium dan ganja telah banyak kemajuan terutama yang terjadi di Thailand untuk jenis opium dan tanaman ganja untuk Indonesia yang telah berhasil dilakukan melalui program eradikasi tanaman gelap dan kegiatan alternative development. Dalam kaitan pengurangan produksi dan penekanan peredaran gelap narkotika, terungkap bahwa di hampir semua negara ASEAN ancaman dari jenis Amphetamine (ATS), utamanya Methaphethamine atau Shabu dan Ecstasy sangat menonjol. Kecuali untuk beberapa negara yang dekat dengan sumber tanaman opium yaitu Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja tercatat di samping kasus ATS, kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan jenis heroin masih tetap menonjol. Di bidang Pencegahan berbagai program dan kegiatan untuk menurunkan tingkat prevalensi di masing- masing negara ASEAN telah berhasil dilakukan dengan target utama kepada upaya pencegahan dini bagi para pelajar, generasi muda, keluarga serta masyarakat untuk membangun kesadaran, sikap dan kemandirian untuk menolak narkoba. Dalam kaitan Rehabilitasi, negara anggota ASEAN menekankan pentingnya upaya membuka akses untuk pengguna narkotika mendapatkan layanan terapi dan rehabilitasi secara sungguh-sungguh dan terukur melalui scientific based programme. Di samping itu diingatkan pentingnya upaya Pengintegrasian secara sistimatis terhadap para pencandu untuk kembali ke masyarakat melalui program after care. Selama Pertemuan berlangsung akan dilakukan diskusi dan pembahasan yang lebih mendalam di 5(lima) Kelompok Kerja, masing-masing KK Pencegahan, KK Penegakan Hukum, KK Rehabilitasi, KK Pemberdayaan Alternatif dan KK Penelitian. Pertemuan masih akan dilanjutkan sampai dengan hari Kamis, tanggal 3 Juli 2014 dan antara lain akan membahas Tindak lanjut Pertemuan Tingkat Menteri Asean Tentang masalah narkoba serta langkah bersama untuk merealisasi Drug-Free ASEAN 2015, termasuk Agenda ASEAN Paska 2015.
Berita Utama
KOMITMEN “ONE REGION – ONE ASEAN” MELAWAN ANCAMAN NARKOBA DI KAWASAN ASEAN
Terkini
-
KUNJUNGI BNN, TRC PPAI BAHAS PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DARI BANDAR NARKOBA 13 Mar 2025
-
Rapat Lanjutan Penyusunan Draft Awal Dokumen Kolaborasi Penanganan Kawasan Tanaman Terlarang dan Rawan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba 12 Mar 2025
-
BNN DAN KEMENTERIAN IMIPAS SEPAKATI SINERGI TUGAS DAN FUNGSI DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA 12 Mar 2025
-
KEPALA BNN RI HADIRI RAPAT KOORDINASI PENEGAKAN HUKUM TPPU BERSAMA PPATK 12 Mar 2025
-
KEPALA BNN RI SEBUTKAN ASTA CITA PADA PEMBUKAAN CND KE-68 11 Mar 2025
-
PERKUAT REGULASI, BNN DAN KEMENDES PDT SIAP BERKOLABORASI 11 Mar 2025
-
BNN DAN KOOPSUDNAS BAHAS KERJA SAMA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN NARKOTIKA 10 Mar 2025
Populer
- Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pra Sanggah Pengadaan PPPK Formasi Tenaga Teknis dan Tenaga Kesehatan Tahap II BNN T.A. 2024 18 Feb 2025
- BUKTIKAN KOMITMEN BERANTAS NARKOBA BNN SITA 1,2 TON BARANG BUKTI NARKOTIKA 03 Mar 2025
- BNN DAN PARFI JAJAKI PELUANG KERJA SAMA PENCEGAHAN NARKOBA DI KALANGAN PELAKU INDUSTRI KREATIF 15 Feb 2025
- KEPALA BNN RI DAN MENTERI UMKM SINERGIKAN P4GN DENGAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT 17 Feb 2025
- RAPIM BNN: PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM PENGUATAN KOLABORASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH 18 Feb 2025
- KEPALA BNN RI HADIRI PERTEMUAN DENGAN PRESIDEN RI DI ISTANA NEGARA 18 Feb 2025
- TINDAK LANJUT EFISIENSI ANGGARAN, BNN GELAR RAPAT KERJA TEKNIS BIDANG PENCEGAHAN TAHUN 2025 20 Feb 2025