
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Dr. Petrus R Golose menghadiri acara penutupan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN II) Angkatan IX di PPSDM BNN, Jumat (07/10).
Dalam acara tersebut, seluruh peserta PKN II Angkatan IX yang terdiri dari 60 peserta, diantaranya 32 orang peserta dari BNN, 22 orang peserta dari Mabes Polri, 2 orang peserta dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2 orang peserta dari KPK, 1 orang dari Kejaksaan RI dan 1 orang dari Kementerian Sosial, dan memaparkan hasil proyek perubahannya kepada Kepala BNN RI berserta Pejabat Tinggi Madya dan Pejabat Tinggi Pratama.
Sebelum upacara pelepasan peserta PKN II Angkatan IX Tahun 2022 dimulai, Kepala BNN RI bersama seluruh undangan yang hadir berkeliling menyaksikan Expo Hasil Proyek Perubahan para peserta PKN II Angkatan IX.
Dalam pelaksanaan upacara pelepasan peserta, Kepala PPSDM BNN RI Sindhu Setiatmoko, S.E., M.M., dalam laporannya mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan PKN II Angkatan IX ini, dilakukan dengan metode dan tahapan sebagai berikut: pembelajaran klasikal tahap 1, pembelajaran mandiri, E-Learning, pembangunan komitmen bersama, pembelajaran klasikal tahap 2 dan dilanjutkan dengan Visitasi Kepemimpinan Nasional yang dilaksanakan di 2 wilayah yaitu Povinsi Jawa Timur dan Provinsi Kepulauan Riau, off campus II, dan pembelajaran klasikal III.
Adapun penilaian akhir terhadap kelulusan peserta PKN II Angkatan IX difokuskan pd 4 aspek, yaitu: evaluasi akademik 15%, evaluasi pembelajaran lapangan 20%, evaluasi sikap perilaku 15% dan evaluasi proyek perubahan 50%. Dari hasil evaluasi yang ada, 60 peserta dinyatakan lulus. 10 peserta mendapatkan peringkat sangat memuaskan dan 50 peserta mendapatkan peringkat memuaskan.
Sejalan dengan laporan tersebut, Deputi Penyelenggaraan Pengembangant Kompetensi LAN RI Dr. Basseng, M.Ed , dalam sambutannya menyatakan bahwa Kepemimpinan Strategis penting dilaksanakan dikarenakan kondisi masyarakat saat ini sedang menghadapi realitas VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), yaitu kondisi yang labil dan berubah dengan sangat cepat, penuh ketidakpastian dan sulit memprediksi dengan akurat apa yang akan terjadi, tantangan menjadi lebih rumit karena multi faktor yang sangat terkait serta ketidakjelasan atas suatu kejadian. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang mampu melakukan terobosan dan inovasi pelayanan publik yang lebih baik dan mencari langkah antisipatif apabila di kemudian hari terjadi hal-hal tak terduga.
Deputi Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN RI juga mengumumkan 5 besar dari peserta PKN II Angkatan IX ini, yaitu,
1. dr. Bina Ampera Bukit, M.Kes, dari BNN;
2. Bogat Widyatmoko, S.E., MA., dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Mungki Hadipratikto dari KPK;
4. Dr. Muhammad Cholifihani, SE., MA. dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; dan
5. Elly Triana Dewy, S.H., M.H., dari Kepolisian Negara Republik Indonesia.
“Harapannya semoga alumni PKN Tingkat II Angkatan IX dapat melakukan terobosan pelayanan yang telah dilakukan bukan hanya sebatas sampai pada Seminar Proyek Perubahan di Kampus saja, tapi tugas terpenting selanjutnya adalah membuat stakeholders atau masyarakat menikmati pelayanan, menikmati hasil terobosan tersebut. Tugas kita menjamin terobosan yang kita lakukan dalam pelayanan publik benar-benar dirasakan masyarakat (delivered), bukan hanya menjamin pelayanan tersedia (sent).” Ujar Deputi Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN RI.
Kepala BNN dalam sambutannya mengungkapkan bahwa para peserta benar-benar siap menjadi pemimpin di lingkungannya masing-masing. Tapi yang harus diingat selain belajar tentang kepemimpinan, tidak lupa bahwa para peserta juga adalah pengikut/ follower dari suatu organisasi. Jadi harus ingat bahwa punya leadership yang kuat tetapi juga harus menunjukkan sebagai pemimpin dan yang dipimpin oleh yang lain sifat atau gaya followership.
Kepala BNN juga mengungkapkan bahwa dirinya terharu kepada dr. Bukit sebagai perwakilan dari peserta membacakan Executive Summary Policy Brief. Di dalam Executive Summary tersebut, Kepala BNN melihat masukan yang bagus dalam membuat kebijakan-kebijakan.
Kepala BNN menambahkan bahwa implementasi dari kebijakan jangan hanya bagus di Executive Summary tetapi juga bisa dilaksanakan di lingkungan kerja para peserta.
“Saya berterima kasih kepada LAN karena telah mencetak pemimpin-pemimpin yang bisa melakukan perubahan tentunya yang bisa dilaksanakan dalam organisasi yang saya pimpin dan secara tematik melakukan perang besar kita terhadap Narkotika. Narkotika lebih bahaya dari korupsi dan lebih berbahaya dari terorisme. Tadi sudah dipresentasikan tentang cooperation, tidak ada institusi yang bisa menyelesaikan masalah Narkotika sendiri, semuanya harus bersinergi”, ungkap Petrus R.Golose
“Sekali lagi kepada Pak Sindhu dan para fasilitator yang luar biasa, saya ucapkan terima kasih dengan tempat kita yang terbatas tapi kita bisa mencetak pemimpin-pemimpin perubahan yang luar biasa”, ujar Kepala BNN RI
Menutup sambutannya, Kepala BNN RI mengungkapkan harapannya bahwa dengan adanya sekolah ini melalui pembelajaran, selain para peserta dapat menjadi pemimpin perubahan, agent of change, tetapi juga dapat menjadi agen-agen anti Narkotika. Kepala BNN RI percaya para peserta bisa menjadi agen perubahan dengan adanya pembelajaran yang sudah dilakukan.
Biro Humas dan Protokol BNN RI