Pada tahun 1908, Indonesia menuliskan tinta emas sejarah dengan peristiwa yang kita kenang dengan kebangkitan nasional. Peristiwa penting ini mutlak hasil kreasi kaum pejuang dan negarawan yang susah payah memikirkan bangsa ini agar lepas dari cengkraman penjajah. Momen ini merupakan peristiwa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme dan kesadaran untuk memperjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada era imperaliasme Belanda ataupun Jepang, Indonesia belum menunjukkan semangat kebangkitan nasional, hingga Boedi Oetomo terlahir pada 20 Mei 1908. Organisasi ini kemudian menginspirasi tokoh-tokoh negeri ini untuk berjuang melalui berbagai bidang. Tidak dapat dipungkiri, gerakan Boedi Oetomo telah menjadi salah satu dinamisator perjuangan negeri untuk bebas dari jeratan imperialisme tradisional. Setelah 105 tahun diperingati, lantas apakah yang harus kita bisa lakukan dalam upaya penanggulangan narkoba yang banyak dianggap sebagai imperialisme gaya modern?Pertanyaan besar ini harusnya jadi cambuk bagi setiap warga negara Indonesia untuk dapat melakukan langkah konkret demi menjaga ketahanan negara ini dari serbuan narkoba. Angka empat juta jiwa penyalahgunaan narkoba sudah cukup jadi bukti bahwa sindikat mengintai kita semua. Mungkin sekarang kita diam saja, dan acuh tak acuh karena tidak ada anggota keluarga yang terkena. Namun apakah bijaksana jika kita menunggu sampai keluarga kita dihantam narkoba? Jawaban logis tentunya, kita harus bertindak sebelum malapetaka terjadi. Kepala BNN berulangkali mengungkapkan, jika orang Indonesia tidak peduli dengan situasi permasalahan narkoba yang ada di sekitarnya, maka perlu dipertanyakan kewarganegaraannya. Sebagai warga negara yang baik, tentunya kita harus berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan pernah mencoba narkoba, sekalipun godaan yang menerpa begitu kencang. Imunitas diri menjadi modal terbaik yang harus dimiliki, karena dengan imunitas yang begitu prima, tentu kita bisa lebih mudah untuk melakukan proteksi pada keluarga kita dari ancaman narkoba, dan menghantarkan pesan kuat pada orang lain untuk jauh dari narkoba. Ketika kita sudah memahami betul dengan bahaya narkoba yang begitu mengancam, sudah selayaknya jadi tanggung jawab kita untuk menguatkan orang-orang yang ada di sekitar kita, dari mulai keluarga, tetangga, dan lingkungan yang ruang lingkupnya lebih besar. Family watch harus jadi yang pertama dan utama. Narkoba tidak hanya mengintai kalangan keluarga yang rusak, tapi juga keluarga yang baik-baik. Hal ini tidak dapat dibantahkan lagi karena data dan fakta berbicara. Pengawasan keluarga menjadi faktor krusial, karena dalam dinamikanya, tidak jarang seorang anak jadi penyalahguna, dan tidak sedikit pula sang ayah juga malah menggunakan narkoba. Lebih parahnya lagi, beberapa waktu lalu gencar di media diberitakan satu keluarga menjadi pengedar narkoba. Komunikasi satu sama lain dalam keluarga harus berjalan penuh harmonisasi. Sebagai orang tua, curahan perhatian menjadi kunci penting terhadap perkembangan sang anak. Sikap permisif harus segera ditanggalkan, karena hal ini kadang menjadi celah bagi sang anak untuk terus menerus melakukan hal-hal menyimpang, hingga menjadi habit, yang akhirnya sulit dibendung, termasuk salah satunya menyalahgunakan narkoba. Ketika berada di tengah masyarakat, kita juga harus menguatkan pengawasan di lingkungan tempat tinggal, setidaknya di lingkungan RT. Banyak kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba terjadi karena kurangnya kepedulian dari warga sendiri terhadap apa yang terjadi di lingkungannya. Sebagai warga harus terus mengingatkan kepada RT atau RW tentang pendataan warga yang ada, karena dikhawatirkan pendatang baru yang tidak jelas asal usul dan pekerjaannya justru jadi boomerang di lingkungan tersebut. Negara memandang keterlibatan masyarakat dalam penanganan narkoba sebenarnya cukup besar potensinya. Bahkan UU No.35 Tahun 2009 mengatur bagaimana masyarakat harus berperan serta agar lingkungannya bebas dari penyalahgunaan narkoba. Sekarang, masyarakat harus demam P4GN (pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba). Langkah yang paling sederhana dimulai dari diri sendiri untuk berkomitmen bersih dari narkoba dan selanjutnya menularkannya pada masyarakat dengan beragam intervensi positif dan inspiratif.
Artikel
Jadikan Kebangkitan Nasional Refleksi Penanggulangan Narkoba
Terkini
-
KEPALA BNN RI HADIRI MALAM RENUNGAN GRANAT DALAM RANGKA PERINGATAN HANI 2025 29 Jun 2025
-
PERINGATAN HANI 2025: MEMUTUS RANTAI PEREDARAN GELAP NARKOBA MELALUI PENCEGAHAN, REHABILITASI, DAN PEMBERANTASAN MENUJU INDONESIA EMAS 2045 27 Jun 2025
-
AUDIENSI KEPALA BNN RI DENGAN PEMRED RADIO ELSHINTA, PERKUAT SINERGI LITERASI PUBLIK MELALUI MEDIA MASSA 26 Jun 2025
-
URGENSI REGULASI PENDIDIKAN ANTI NARKOTIKA DALAM KURIKULUM ASN DAN KEDINASAN 26 Jun 2025
-
KEPALA BNN RI TERIMA AUDIENSI KBPPP, BAHAS KOLABORASI PENGUATAN KADERISASI DAN PENCEGAHAN NARKOBA 26 Jun 2025
-
BNN DAN AIRNAV INDONESIA PERKUAT SINERGI DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN NARKOTIKA 25 Jun 2025
-
BNN MUSNAHKAN ARSIP REKAM REHABILITASI 25 Jun 2025
Populer
- BNN DAN UKSW JALIN KERJA SAMA UNTUK PENGUATAN PROGRAM REHABILITASI NARKOTIKA BERKELANJUTAN 15 Jun 2025
- PEMUSNAHAN BARANG BUKTI DAN DEKLARASI ANTI NARKOBA, AKSI NYATA MASYARAKAT PAMEKASAN MENUJU INDONESIA BERSINAR 05 Jun 2025
- BNN GELAR UPACARA PERINGATAN HARLAH PANCASILA TAHUN 2025 03 Jun 2025
- BNN PAPARKAN TANTANGAN PEMBERANTASAN NARKOTIKA KEPADA MAHASISWA HUKUM UNDIP 04 Jun 2025
- GELAR JOINT WORKING GROUP, BNN DAN NCB INDIA BAHAS PENANGGULANGAN PEREDARAN NARKOTIKA LINTAS NEGARA 05 Jun 2025
- KEPALA BNN RI HADIRI UPACARA PERINGATAN HARLAH PANCASILA YANG DIPIMPIN PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO 02 Jun 2025
- BNN DAN KOWANI TEKEN KERJA SAMA, PERKUAT PERAN PEREMPUAN DALAM PENCEGAHAN NARKOBA 11 Jun 2025