
Hingga kini, Sidang Komisi Narkotika atau Commission on Narcotic Drugs (CND) ke 62 yang diselenggarakan di Wina, Austria, masih berlangsung. Di hari ke 5 Ini, peserta CND ke- 62 diagendakan melakukan beberapa sesi pertemuan.
Salah satu sesi pertemuan yang menarik adalah saat Indonesia yang diwakili oleh Direktur Diseminasi Informasi Deputi Pencegahan BNN, Antoni Hutabarat, menyampaikan masukan bagi negara maju yang menyusun kebijakan narkotika. Menurutnya, negara maju, baiknya perlu Mempertimbangan adanya dampak bagi negara lain atas kebijakan yang dibuatnya.
“Kebijakan yang diterapkan mereka di negaranya bisa saja berdampak tidak langsung kepada situasi di negara lain. Misalnya kebijakan legalisasi ganja di mayoritas negara bagian di US akan berdampak bagi opini masyarakat (khususnya kalangan muda) di negara lain seperti Indonesia”, ujar Antoni.
Pada sesi yang mengangkat tema Drug Policy and Advocacy Effort ini membuka kesempatan bagi beberapa negara untuk menyampaikan berbagai kendala yg dialaminya.
Salah satunya Negara Kenya. Pihaknya menyampaikan hal mendasar yang menjadinpenyebab terjadinya tindak pidana narkotika disebabkan oleh kemiskinan.
Disamping itu, mewakili negara Bosnia, Boro Goic menekankan pentingnya upaya recovery menjadi kebijakan dalam penanganan permasalahan narkoba, yang didasarkan kepada riset dan penelitian, serta pendekatan multi disiplin dalam implementasinya.
Pada sesi lain yg mambahas tema tentang Strengthening Efforts to Prevent Drug Abuse in Educational Setting. Arif Nawaz Khan, Sekjen Ministry Of Narcotics Control Pakistan yanh bertindak sebagai pimpinan sidang. Dalam pembukaannya, menyampaikan bahwa Pakistan memandang pentingnya pencegahan yang berbasis pembuktian untuk mengantisipasi tingginya ancaman peredaran narkoba.
Sementara itu, mewakili UNODC, Gilberto Gerra berpendapat bahwa penting baginya untuk memfokuskan aspek-aspek seperti keterikatan kepada sekolah, healthy lifestyle dan lifeskill education dalam mengimplementsikan standar pencegahan berbasis sekolah.
Pertemuan tak hanya diwarnai dengan sharing permasalahan antar negara. Beberapa negara mengangkat kisah suksesnya dalam menyusun kebijakan terkait permasalahan narkotika. Salah satunya Negara Islandia yang mengkisahkan kunci keberhasilan deklarasi Islandia Drug Free di tahun 1998. Beberapa langkah signifikan yang dilakukan adalah dengan menerapkan jam malam bagi anak-anak dan remaja serta program-program ubtuk orang tua, guru serta aktifitas olahraga dan seni untuk para remaja.
Melalui pertemuan ini, Indonesia berharap tak hanya dapat menyerap informasi positif dari negara lain, namun juga dapat berbagi pengalaman sukses menerapkan kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia.
Humas BNN