
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Petrus Reinhard Golose, hadir dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diselenggarakan di Istana Merdeka, Rabu, 5 Oktober 2022. Mengusung tema “TNI adalah Kita”, perayaan HUT TNI ke-77 dimeriahkan oleh serangkaian demo udara di atas langit Ibu Kota.
Demo udara tersebut meliputi, Ryder Flight yang terdiri dari 8 pesawat F-16, Tri Matra Flight yang terdiri dari 8 helikopter gabungan TNI, dan Jupiter Aerobatic Team yang terbang membentuk formasi, melintas dan melukis langit Istana Negara pada Upacara Peringatan HUT ke-77 TNI 2022.
Mengutip sejarah TNI dari laman Kompas.com, 5 Oktober 2018. Sebelum menjadi TNI, Indonesia mempunyai Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk untuk menjaga keamanan daerah dan membantu korban seusai perang kemerdekaan. Saat itu BKR bukanlah institusi resmi militer Indonesia.
Saat kondisi negara belum stabil pasca kemerdekaan, muncul berbagai permasalahan keamanan. Untuk itu dibentuk wadah militer tentara nasional guna meningkatkan fungsi BKR kala itu. Mantan anggota Pembela Tanah Air (PETA), Heiho, dan KNIL yang dulu bergabung di BKR sepakat untuk memperdalam tugas dan fungsi BKR menjadi organisasi ketentaraan. Awalnya hal tersebut kurang mendapat persetujuan dari beberapa pihak, namun karena situasi yang mendesak dengan adanya kedatangan tentara sekutu ke Indonesia, maka dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pembentukan TKR dilakukan pada 5 Oktober 1945 dan menjadi Angkatan perang pertama yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia. Saat itu, Mohammad Hatta menunjuk Mayor Oerip Soemohardjo yang merupakan mantan Perwira KNIL untuk menjadi Kepala Staf TKR. 5 Oktober ini lah yang kini diperingati sebagai HUT TNI setiap tahunnya. Kedatangan dan ancaman Sekutu ke Indonesia saat itu menjadi langkah penting bagi TKR untuk menyelamatkan kedaulatan Indonesia.
Pada 7 Januari 1946, pemerintah mengubah Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat untuk memperluas fungsinya dalam hal pertahanan kemerdekaan dan keamanan rakyat Indonesia. Kemudian nama tersebut berubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 1946 untuk menunjang standar organisasi militer internasional. Dari TRI, kemudian berubah nama lagi menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertujuan menyatukan barisan bersenjata lain di samping TRI ke dalam wadah militter nasional.
Masih dari laman Kompas.com, 3 Juni 2022, pada 1962, angkatan perang dan intitusi kepolisian disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan komando saat itu bertujuan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan peranan masing-masing. Namun pada masa reformasi, tepatnya pada 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi berpisah menjadi institusi sendiri-sendiri.
Sebutan ABRI sebagai tentara juga kembali menjadi TNI. Tugas pokok TNI saat ini adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI