“Orang tua perlu membekali anak cara untuk memiliki sosial skill yang baik dan keberanian untuk katakan tidak pada Narkoba”. Hal tersebut disampaikan Yunis Farida Oktoris, Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN), saat Live Webinar yang digelar oleh Dewan Pusat Gerakan Anti Narkoba (GRANAT) pada kamis (9/7).
Dalam kegiatan yang bertema “Generasi Tanpa Narkoba”, Yunis menekankan bahwa seluruh lapisan masyarakat perlu memiliki peran serta melindungi generasi muda dari penyalahgunaan narkoba. Menurutnya remaja yang ada pada fase puber perlu diberi rangsangan untuk mampu memiliki aktualisasi diri Tentunya melalui berbagai aktifitas positif.
Hal tersebut bertujuan agar ketika mereka berada pada fase dewasa dan mulai produktif, mereka memiliki tingkat kematangan mental yang baik dan siap untuk menghadapi dunia luar. Kegiatan yang dipandu oleh Erie Vitria Trisanti, Dewan Pakar DPP Granat diikuti oleh lebih dari 100 peserta webinar.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Komjen Pol (Purn) Drs. Ahwil Luthan, Koordinator Kelompok Ahli BNN. Dalam kesempatan itu, Drs. Ahwil Luthan yang juga merupakan Dosen Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia membeberkan sedikitnya beberapa kondisi yang menyebabkan Indonesia rawan peredaran narkoba.
Pertama, letak geografis Indonesia yang strategis terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Kedua, peredaran gelap narkoba bukan hanya menyasar orang dewasa dan remaja melainkan juga anak-anak.
“ketiga, demografis yang sangat besar yakni 225 juta jiwa menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba,” terang Ahwil Luthan.
Terakhir adalah penegakkan hukum yang belum mampu memberikan efek jera kepada penjahat narkoba. Selain itu, modus operandi dan variasi jenis narkoba di Indonesia pun masih terus berkembang.
“Narkoba sebagai mesin pembunuh massal (silent killer) yang merusak manusia terutama fungsi kerja otak, fisik dan emosi. Selain itu, Lapas justru bertransformasi menjadi pusat kendali peredaran gelap narkoba,” imbuhnya.
Kerugian materi yang timbul akibat penyalahgunaan narkoba pun tak main-main. Yakni mencapai angka Rp 84,7 triliun rupiah. Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala BNN ini berharap, semua pihak dapat berpartisipasi dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga diri agar senantiasa bebas dari bahaya narkoba. Bersama, lanjut Ahwil, kita ciptakan generasi emas tanpa narkoba.
“Sebab bahayanya sangat besar. Berdasarkan studi komparatif, narkoba dapat dijadikan sarana untuk menghancurkan satu negara,” tutup Ahwil.
Biro Humas dan Protokol BNN RI
Instagram: @infobnn_ri
Twitter. :@infobnn
Facebook Fan page : @humas.bnn
YouTube: Humasnewsbnn