Skip to main content
Berita Utama

Diestimasikan Tiga Orang Pecandu Narkoba Ada Di Setiap RT di Kediri

Oleh 16 Des 2013Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Jumlah penduduk Kediri yang diperkirakan mencapai angka 300 ribu jiwa dengan prevalensi penyalah guna narkoba dua persen, bisa diestimasikan ada sekitar 6 ribu pecandu yang membutuhkan bantuan untuk dijangkau dan direhabilitasi. Jika ada 2 ribu RT di Kediri, maka diestimasikan ada tiga orang pecandu dalam tiap RT. Pecandu butuh dijangkau, karena mereka enggan untuk melaporkan dirinya, selain takut ditangkap, mereka merasa malu, takut mengeluarkan biaya mahal, dan merasa bosan karena penyakit adiksi seperti ini bisa kambuh kapan saja. Karena komunitas pecandu itu tersembunyi, maka ada berbagai langkah yang bisa diambil untuk memancing mereka datang ke tempat pelayanan rehabilitasi. Kusman menyarankan kepada pejabat di daerah agar mendirikan posko kesehatan di titik-titik rawan penyalahgunaan narkoba. Berikan saja layanan kesehatan umum jangan gembor-gemborkan masalah narkoba, setelah berjalan lama, maka akan banyak pecandu yang datang, yang tadinya konsultasi kesehatan menjadi konsultasi akan masalah adiksinya, ujar Kusman kepa peserta diskusi fokus mengenai pentingnya dekriminalisasi dan depenalisasi terhadap penyalah guna narkoba, di Kantor Radar Jawa Pos Kediri, Sabtu (14/12).Selain cara itu, upaya penjangkauan harus dimaksimalkan. Harus ada relawan yang mau dan sanggup menjangkau mereka, dan mengajak mereka untuk berobat, kata Kusman. Namun jika masih sulit sekali dijangkau dengan cara seperti itu, maka bisa dilakukan cara penangkapan terhadap penyalah guna narkoba namun atas permintaan keluarga atau pihak yang bisa mempertanggungjawabkannya. Keluarganya atau kerabatnya bisa melaporkan, dan BNN membantu mengamankan si penyalah guna narkoba untuk nantinya dibawa langsung ke pusat rehabilitasi, imbuh Kusman. Menanggapi pentingya pendirian pos kesehatan di daerah, Wali Kota Kediri, dr Samsul Ashar mengatakan pihak telah menciptakan program kepedulian korban narkoba dengan cara menyediakan pos kesehatan di setiap kelurahan. Berada di bawah koordinasi pemerintah dan dibantu oleh komponen masyarakat, pusat kesehatan ini memiliki sebuah tim yang berfungsi melayani para pecandu narkoba, korban HIV/AIDS, dan korban kekerasan anak. Penanggulangan narkoba harus serius, karena itulah kami membentuk tim di pos kelurahan ini sebagai langkah untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba, imbuh wali kota. Keseriusan pucuk pimpinan Kediri ini bukan hanya karena ia paham betul soal bahaya dari penyalahgunaan narkoba, akan tetapi karena berpijak pada rasa simpati dan empati terhadap para korban penyalahgunaan narkoba. Seandainya hal ini terjadi pada keluarga kita, tentu kita akan sedih, karena saya punya pengalaman merawat korban penyalahgunaan narkoba dengan yang masih duduk di bangku SMP, saya khawatir masa depannya akan menjadi terpuruk karena stigma terus melekat, sehingga kita harus empati, pada mereka, kata Wali Kota Kediri sambil menutup pembicaraan dengan media. (bk)

Baca juga:  Temui Kepala BNN RI, PUSLAB LEMHANAS Gali Best Practice Gaya Kepemimpinan Berwawasan Kebangsaan

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel