Sidang CND ke-62 di Wina, Austria menjadi ajang pertemuan antara negara dalam membahas permasalahan narkotika secara lebih intensif. Beberapa pertemuan bilateral pun digelar di sela-sela kegiatan sidang tersebut. Setelah sempat melakukan bilateral meeting bersama China, Jepang, dan Iran, Indonesia kemudian melakukan pertemuan bilateral bersama Filipina dan dilanjutkan dengan Singapura.
Dalam pertemuannya bersama Filipina, BNN berharap untuk dapat meningkatkan kerja sama khususnya dalam penanganan money laundry atau pencucian uang. Menganggapi hal tersebut, Philippine Drug Enforcement Agency (PDEA) pun berencana untuk melakukan upaya proaktif dan bekerja sama dengan Anti Money Laundering Council (AMLC). Selanjutnya PDLA juga mengusulkan untuk menggelar bilateral meeting ketiga di Filipina sekaligus melakukan kunjungan ke Balai Silangan yang merupakan satu-satunya fasilitas rehabilitasi bagi anak-anak jalanan dan menjadi model di ASEAN.
Sementara itu dalam bilateral meeting bersama Singapura, keduanya membahas pelaksanaan bilateral meeting antara BNN dan Control Narcotic Berau (CNB) yang rencananya akan dilaksanakan sekitar bulan Juli atau Agustus di Bali, Indonesia. Beberapa poin yang akan menjadi agenda dalama pertemuan tersebut di antaranya join operation di perbatasan, pertukaran informasi dalam penanganan kasus narkotika, dan penanganan money laundery. Selain itu dalam pertemuan tersebut baik BNN maupun CNB menyatakan posisi yang sama terkait dengan ganja. Keduanya menyatakan untuk tetep melarang ganja maupun berbagai bahan olahanya.
Selain melakukan bilateral meeting dengan beberapa negara, BNN juga melakukan bilateral meeting dengan berbagai organisasi yang memiliki keterkaitan dengan narkotika di dunia. Salah satu organisasi internasional tersebut yaitu International Narcotics Control Board (INCB) yang berperan sebagai lembaga independen yang melakukan monitoring implementasi konvensi internasional pengendalian obat-obatan PBB. Dalam pertemuan ini BNN dan INCB membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan narkotika, termasuk di dalamnya terkait dengan ketersediaan narkotika, psikotropika, dan prekursor yang digunakan untuk tujuan medis maupun ilmu pengetahuan.
