Paradigma penanganan penyalahguna narkoba melalui rehabilitasi tengah menjadi isu penting dan terus mengemuka. Rehabilitasi menjadi sangat penting, karena penangananan narkoba dengan penegakkan hukum semata tidaklah cukup. Artinya, rehabilitasi dan penegakkan hukum harus jadi panglima dalam penanggulangan narkoba. Hal ini disampaikan DIrektur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (PRLKM), dr Budyo Prasetyo, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Focus Group Discussion di kantor BNNP Sulsel, Rabu (24/7). Dr Budyo menambahkan, banyak kendala yang dihadapi dalam merehabilitasi para penyalahguna narkoba, karena mereka termasuk dalam golongan populasi yang tersembunyi. Karena itulah, peran lembaga rehabilitasi berbasis masyarakat dalam hal ini sangat penting, karena dapat dimaksimalkan perannya baik itu dengan cara menjangkau, mendampingi, hingga menerapkan konsep rehabilitasi. Peran lembaga rehabilitasi berbasis adiksi masyarakat perlu didukung penuh mengingat peran mereka yang cukup sentral dalam upaya rehabilitasi narkoba. Di sela-sela kegiatan diskusi ini, BNN secara simbolis menyerahkan bantuan kepada tiga lembaga rehabilitasi komponen masyarakat, antara lain; YKP2N, Doulos, dan Klinik Razak yang semuanya beroperasi di daerah Makasssar. Besaran bantuan yang diberikan pada masing-masing lembaga berbeda, dengan perincian, YKP2N mendapatkan bantuan sebesar Rp 22.470.000, Klinik Razak sebesar Rp 27.000.000 dan yayasan Doulos sebesar Rp 31.575.000. Dukungan dana ini nantinya akan dimaksimalkan untuk melayani para penyalahguna narkoba yang menjalani program di tempat-tempat rehabilitasi tersebut. Dengan bantuan tersebut, masing-masing penyalahguna narkoba yang sedang direhabilitasi mendapatkan subsudi dengan angka yang beragam sesuai dengan programnya. Seperti contoh, untuk setiap klien penyalahguna narkoba yang berobat di klinik akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 2,7 juta. Eksistensi lembaga rehabilitasi milik masyarakat menjadi krusial, karena pemerintah sendiri belum bisa menyediakan begitu banyak tempat rehabilitasi narkoba. Keberadaan lembaga tersebut menjadi salah satu solusi untuk mengakselerasikan gerakan narkoba secara masif. Oleh karena itulah, BNN terus menguatkan peran lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dengan berbagai upaya dari mulai bantuan dana, hingga optimalisasi sumber daya manusia dengan berbagai bimbingan teknis. Dalam kesempatan diskusi ini, seorang peserta Erik Heriyanto, mantan penyalahguna narkoba mengatakan rehabilitasi itu sangat penting dengan catatan, rehabilitasi itu berawal dari keinginan diri sendiri untuk pulih. Setelah bertahun-tahun ia mengonsumsi narkoba, Erik akhirnya menemukan pola rehabilitasi yang cocok yaitu di Doulos, sebuah lembaga rehabilitasi masyarakat yang berada di Makassar. Menurutnya, pemulihan yang dapatkan tak luput dari keinginan yang kuat dan juga dukungan pelaksana rehabilitasi di mana ia menjalani pemulihan. Ia merasa mendapatkan kehidupan yang baru setelah menjalani rehabilitasi di Doulos. Ada dorongan yang kuat setelah saya dibina selama dua bulan, dan saya merasa begitu cepat untuk mendapatkan pemulihan, imbuh Erik. Setelah menjalani dua bulan dibina, Erik melanjutkan dengan program lanjutan yang sifatnya lebih kepada pembentukan karakter. Kini saya sudah 12 tahun bebas dari narkoba, rokok dan beberapa hal negatif lainnya, imbuh Erik. Penerapan rehabilitasi terhadap penyalahguna narkoba memang belum sepenuhnya berjalan maksimal. Dalam sistem hukum, banyak terjadi permasalahan terkait dengan penanganan terhadap penyalahguna narkoba. Kepala BNNP Sulsel, Richard Nainggolan mengatakan perlu mengambil formula yang tepat untuk para korban narkoba, bukan untuk membangun citra institusi. Diskusi kali ini harus menghasilkan rekomendasi yang tepat agar para penyalahguna narkoba mendapatkan hak-haknya dalam mendapatkan rehabilitasi, pungkasnya.
Berita Utama
BNN Dukung Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat di Makassar
Terkini
-
PENGUMUMAN PENUNDAAN HASIL SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA INSPEKTUR UTAMA BNN T.A. 2025 24 Des 2025 -
BUKA WEBINAR UPDATE ON ADDICTION, KEPALA BNN RI: ADIKSI JUDI ONLINE DAN NARKOBA ANCAM PRODUKTIVITAS 23 Des 2025 -
MERAJUT KOLABORASI, SABA DESA DORONG PEMBANGUNAN DAN TERWUJUDNYA DESA BERSINAR 23 Des 2025 -
BNN GELAR UPACARA PERINGATAN HARI IBU KE-97 23 Des 2025 -
BNN GELAR PEMBINAAN ROHANI DAN MENTAL SERTA BAKTI SOSIAL BAGI PEGAWAI 23 Des 2025 -
BNN GELAR AUDIENSI BERSAMA WORLD MOSQUE YOUTH DALAM PENCEGAHAN NARKOTIKA 23 Des 2025 -
BNN GELAR BAKTI SOSIAL BAGI PONPES DAARUL WASIILAH AL-ABROR 22 Des 2025
Populer
- BNN–BAIS TNI BERHASIL AMANKAN BURONAN INTERNASIONAL DEWI ASTUTIK DI KAMBOJA 03 Des 2025

- HASIL AKHIR SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA BNN T.A. 2025 27 Nov 2025

- BNN RI OPERASI GABUNGAN DI BERLAN JAKARTA TIMUR: AMANKAN 24 ORANG, SALAH SATUNYA SEORANG BANDAR 26 Nov 2025

- BNN GENJOT PERCEPATAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI 02 Des 2025

- HASIL SELEKSI KOMPETENSI MANAJERIAL DAN SOSIAL KULTURAL (ASSESMENT CENTER)DALAM RANGKA SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA INSPEKTUR UTAMA BNN T.A. 2025 26 Nov 2025

- KEPALA BNN RI RAIH PENGHARGAAN PADA DETIKCOM AWARDS 2025 26 Nov 2025

- PEDULI SEMERU, BNN SALURKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KE LUMAJANG 26 Nov 2025
