Proses pemulihan penyalahguna narkoba berbasis masyarakat memerlukan upaya yang maksimal dan progresivitas dalam pelayanannya. Badan Narkotika Nasional (BNN) selaku leading sector dalam rehabilitasi penyalahguna narkoba terus mengambil langkah penting dengan menggandeng lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat, sekaligus memberikan penguatan dalam konteks kualitas pelayanan rehabilitasinya.Sebagai bentuk upaya optimalisasi atau pengembangan rehabilitasi komponen masyarakat, diperlukan gagasan yang cemerlang dan solusi tepat yang bisa dilakukan oleh lembaga rehabilitasi masyarakat. Salah satu strateginya, BNN mengundang berbagai lembaga rehabilitasi masyarakat khususnya di sekitar Jawa Barat dengan cara menggelar kegiatan diskusi terarah, atau Focus Group Discussion (FGD) seputar permasalahan pelaksanaan rehabilitasi di tataran lembaga adiksi masyarakat dalam memulihkan penyalahguna narkoba, di Sekretariat Rumah Cemara, Bandung (28/6).Melalui kegiatan diskusi dari hati ke hati ini, Sri Bardiyati, Kepala Subdit TC Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat BNN, berharap nantinya muncul berbagai ide atau gagasan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba, baik dari mulai menjangkau, mendampingi, hingga tahap pengobatan atau rehabilitasi.Pentingnya formulasi penanganan penyalahguna narkoba sangat mendesak karena secara kuantitatif, jumlah penyalahgunaan narkoba khsususnya di Jawa Barat sangat tinggi.Benny Ardjil, penggerak kegiatan rehabilitasi narkoba, yang juga mantan Kepala Pusat Terapi Rehabilitasi BNN beberapa tahun lalu, mengatakan, jumlah pecandu narkoba di Jawa Barat berkisar antara 700-800 ribu orang, namun yang menjalani rehabilitasi masih mencapai angka 5%. Hal ini membuat angka penyalahgunaan narkoba makin tinggi, karena pasokan narkoba masih tinggi.Melihat fakta demikian, upaya penanganan harus terus ditingkatkan. Kegiatan penjangkauan dan pendampingan penyalahguna narkoba terus digencarkan. Menurut Benny, kegiatan sepert ini sangat penting guna membangun kesadaran masyarakat dan harus didukung oleh pemangku kebijakan lintas sektor.Karena itulah, Benny mendorong agar lintas sektor instansi terus bahu membahu bersinergi dengan lembaga rehabilitasi masyarakat untuk menjalankan kegiatan rehabilitasi secara terpadu dan konsisten.Menanggapi minimnya masalah pecandu atau penyalahguna narkoba yang ditangani, Juju Junaedi BNNK Kuningan, berpendapat bahwa hambatannya adalah masih kurangnya tempat rehabilitasi yang tersedia bagi para penyalahguna narkoba. Karena itulah, ia mengusulkan agar BNN juga dapat memberikan arahan atau informasi di mana saja si penyalahguna narkoba bisa mendapatkan layanan rehabiliasi baik yang disediakan oleh pemerintah maupun komponen masyarakat.Sementara itu, Kepala BNNP Jawa Barat, Anang Pratanto, menilai lembaga rehabilitasi adiksi narkoba berbasis masyarakat memang harus diberikan suntikan dukungan operasionalnya. Namun pemberian dukungan itu harus tepat atau difokuskan pada panti rehabilitasi yang memang benar-benar serius menjalankannya. Karena banyak yang masih memiliki namanya tapi kegiatannya sudah mati, jadi harus cermat untuk diberikan dukungan operasionalnya, kata Kepala BNNP.Salah satu lembaga rehab berbasis masyarakat yang menggunakan metode komunitas therapeutic yang konsisten adalah, Yayasan Rumah Cemara. Lembaga ini berlokasi di Bandung. Ardani, salah seorag penggerak di lembaga tersebut, mengatakan penanganan adiksi memang cukup membutuhkan tenaga pikiran dan waktu. Ia berpesan agar para petugas pelayanan di bidang rehabilitasi harus mengerti konsep perilaku si klien yang seringkali menunjukkan penyangkalan untuk direhabilitasi. mereka sering mengatakan tidak butuh, padahal mereka tidak mau untuk direhabilitasi, sehingga para petugas harus mampu meyakinkan mereka untuk direhab, kata Ardani.
Berita Utama
BNN Ajak Lembaga Rehabilitasi Adiksi Masyarakat Diskusi Dari Hati ke Hati
Terkini
-
BNN PAPARKAN STRATEGI 2025-2029, KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS SIAP DUKUNG PENANGANAN NARKOBA SEBAGAI BAGIAN DARI RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL 10 Mei 2025
-
Rapat Kerja Dalam Rangka Sinergi Stakeholder Pada Kawasan Rawan Narkoba di Provinsi Kalimantan Utara 09 Mei 2025
-
Pemetaan Potensi SDM & SDA Kawasan Rawan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Provinsi Jawa Tengah 09 Mei 2025
-
TEMUI WARGA KAMPUNG KIAPANG, KEPALA BNN RI: KEMISKINAN BUKAN ALASAN UNTUK MENJADI BAGIAN SINDIKAT KEJAHATAN NARKOBA 09 Mei 2025
-
SESTAMA BNN RI HADIRI FORUM SEKRETARIS K/L: PERKUAT SINERGI PEMBERDAYAAN UMKM 08 Mei 2025
-
BERIKAN KULIAH UMUM, KEPALA BNN RI BUKA WAWASAN MAHASISWA UNRI TERKAIT NARKOBA 08 Mei 2025
-
GEDUNG BARU BNNP RIAU, WUJUD KOMITMEN PEMPROV DUKUNG P4GN 06 Mei 2025
Populer
- Pengumuman Jadwal Seleksi Kompetensi PPPK Formasi Tenaga Teknis dan Tenaga Kesehatan Tahap II BNN RI T.A. 2024 21 Apr 2025
- SAMBANGI JAJARAN DI GARUT, KEPALA BNN RI BERIKAN DUKUNGAN MORIL 13 Apr 2025
- RESMI BEROPERASI, GEDUNG LAYANAN REHABILITASI DAN KANTOR BNN KOTA BANDUNG, SIMBOL SINERGI DAN KOLABORASI PENANGANAN NARKOBA DI BANDUNG 15 Apr 2025
- SAMBANGI KAMPUS SEHAT UPI, KEPALA BNN RI TEKANKAN PERAN MAHASISWA ANTINARKOBA SEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSA 15 Apr 2025
- TEMUI MENDIKDASMEN, KEPALA BNN RI PERKUAT STRATEGI KOLABORASI PENANGANAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR 16 Apr 2025
- BNN-KOWANI PERKUAT SINERGI CEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PEREMPUAN DAN KELUARGA 17 Apr 2025
- BNN TERIMA HIBAH TANAH SELUAS 10.000 M2 DI SUMATERA BARAT UNTUK FASILTAS LAYANAN P4GN 29 Apr 2025