Skip to main content
Berita Utama

Asean Bersatu Lawan Narkoba

Oleh 02 Jul 2014Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

Dalam Pertemuan Para Pejabat Tinggi ASEAN untuk masalah narkoba atau Asean Senior Officials on Drug Matters (ASOD) di Hotel Dusit Thani, Wakil Presiden Philipina, YM. Jejomar C Binay menyampaikan komitmen dan keteguhan negara-negara ASEAN untuk bersatu melawan dan mengatasi ancaman narkoba yang berpotensi menghambat kemajuan ASEAN baik dalam aspek sosial maupun ekonomi.Penyalahgunaan dan Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba adalah musuh bersama Asean karena itulah negara Asean harus melawannya sebagai one region, one asean, tegas Jejomar, di Manila, Selasa (1/7).Sementara itu, Kepala BNN, DR Anang Iskandar menilai pertemuan ASOD sangat penting, karena dalam kesempatan ini negara-negara Asean akan membahas langkah dan pencapaian masing-masing negara dalam mengatasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di wilayah Asean.Kepala BNN menjelaskan, dalam pertemuan ini ada tiga aspek penting dibahas lebih mendalam antara lain; (1) pengurangan lahan tanaman gelap, (2) penurunan produksi, peredaran dan kejahatan narkoba serta (3) pengurangan prevalensi narkoba masing-masing negara.Pertemuan ASOD diketuai oleh Undersecretary Edgar C Calvante dari Dangerous Drug Board Philipina dan dihadiri oleh para pejabat tinggi anti narkoba negara-negara Asean. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala BNN, DR Anang Iskandar didampingi sejumlah perwakilan wakil dari BNN, Badan POM, Polri dan Kemlu. Selain anggota ASEAN juga hadir mitra negara di luar ASEAN seperti Tiongkok, Jepang, India dan Korea Selatan serta wakil dari UNODC dan DEA.Dalam pembukaan sidang, para Ketua Delegasi memaparkan situasi terkini dari ancaman bahaya narkoba di negara masing-masing dan upaya yang ditempuh untk mengatasinya. Dari masing-masing paparan dapat disimpulkan bahwa upaya pengurangan lahan tanaman gelap seperti tanaman opium dan ganja mengalami dinamika keberhasilan seperti di Thailand untuk jenis opium dan tanaman ganja di Indonesia melalui program eradikasi tanaman gelap dan program alternative development. Pada kesempatan paparan ini pulan, hampir seluruh negara menghadapi ancaman yang sama yaitu derasnya peredaran Amphetamine (ATS), utamanya Methaphethamine atau sabu dan ekstasi. Sedangkan beberapa negara yang dekat dengan sumber tanaman opium seperti Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja tidak hanya menghadapi masalah ATS, akan tetapi juga heroin.

Baca juga:  Laporan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Bagi Petani tentang Inseminasi Kambing Boer di Mukim Maheung, Provinsi NAD

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel