Pertemuan Internasional The 12th ASEAN Drug Monitoring Network (ADMN), memasuki agenda Working Group Demand and Management Data. Pada hari kedua ini seluruh delegasi berdiskusi tentang kondisi demand, atau angka permintaan narkoba, di negaranya guna memenuhi kebutuhan data pada penyusunan ASEAN Drugs Monitoring Report 2021.
Di pimpin oleh Ms. Rachanikorn Sarasiri, Direktur ASEAN-NARCO untuk negara Thailand, focal point masing-masing negara diberi waktu untuk berdiskusi serta mendalami proses input data pada system pelaporan ASEAN Drug Monitoring Report. Sementara itu, focal point untuk Indonesia, Adhy Prastyo, mengatakan, melalui Badan Narkotika Nasional (BNN), Indonesia siap memenuhi kebutuhan data dalam penyusunan ASEAN Drugs Monitoring Report 2021.
“Kita (BNN) sudah memiliki sistem digitalisasi data yang cukup mumpuni. Jadi kebutuhan data yang harus diunggah saat ini sangat bisa kita penuhi”, ujar Adhy Prastyo, saat hadir pada hari ke dua pertemuan The 12th ADMN secara virtual Hotel Aston Sentul Lake Resort & Conference Center, Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/4).
Ia mengatakan pertemuan ini akan kembali digelar beberapa bulan mendatang sebagai finalisasi data sebelum nantinya dapat dirilis sebagai laporan monitoring Narkoba tingkat ASEAN periode 2021. Seluruh delegasi bersiap untuk mencapai target penyelesaian laporan sesuai dengan working plan ADMN 2022.
Seperti diketahui sebelumnya ASEAN Drug Monitoring Report merupakan laporan tahunan angka penyalahgunaan narkoba di kawasan Asia Tenggara. Laporan ini nantinya dapan digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai kebutuhan seperti penelitian, penyusunan makalah dan analisa data. Melalui ASEAN Drug Monitoring Report ini Indonesia juga dapat menganalisa situasi narkoba khususnya pada kawasan rawan narkoba di wilayah Asia Tenggara.
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI