Di sela pertemuan CND ke- 58 di Wina, Austria, wakil WHO memaparkan gambaran yang sangat mengkhawatirkan terkait penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan masyarakat dunia secara keseluruhan. Menurut wakil WHO terdapat kesenjangan yang besar dalam hal akses masyarakat terhadap kesehatan dan kurangnya akses pelayanan kesehatan terutama pada pecandu yang sudah ketergantungan. WHO memperkirakan ada 5.5 milyar penduduk dunia hidup di negara-negara yang kurang atau tidak memiliki akses terhadap penggunaan psychoactive substances untuk keperluan medis, utamanya obat-obatan untuk penawar penyakit serius. Menurut perkiraan WHO untuk tahun 2012, ada sekitar 162 – 324 juta orang di dunia yang berusia antara 15 – 64 tahun yang pernah mengonsumsi narkoba. Sementara itu pengguna narkoba teratur dan pecandu yang sudah ketergantungan diperkirakan mencapai angka 16 sd 39 juta orang. Berdasarkan data dan analisis bersama, WHO, UNODC dan World Bank memperkirakan ada sekitar 12.7 juta (range/kisaran 8,9 -22,4 juta) pengguna narkoba dengan jarum suntik. Narkoba yang paling banyak digunakan adalah jenis ganja (cannabinoids) dengan perkiraan mencapai 177 juta pengguna, diikuti oleh jenis opioid, ATS dan kokain. Di samping itu permasalahan kian kompleks dengan meningkatnya jenis NPS dalam 10(sepuluh) tahun terakhir.WHO mengingatkan kepada semua negara tentang “dual obligation” dari 3(tiga) konvensi pengawasan narkotika dan psikotropika dunia yaitu terjaminnya ketersediaan narkotika dan obat-obatan untuk kepentingan medis dan penelitian serta secara bersamaan mencegah terjadinya diversi, penyalahgunaan dan perdagangan gelap.Ditengarai selama ini tindakan dan kegiatan yang dilakukan dengan mendasari 3 (tiga) konvesi pengawasan termaksud terlalu berat sebelah (tidak berimbang) kepada penegakkan hukum dalam mencapai keamanan dan kesehatan masyarakat.Untuk memperbaiki situasi ini diharapkan agar ke depan para penegak hukum selain melaksanakan tugas investigasi dan penegakan hukum hendaknya dapat membangun kemitraan yang solid dengan institusi kesehatan dan pelayanan sosial masyarakat sehingga akses pelayanan kesehatan dan pelaksanaan harm reductions dapat tercapai.Sebagai bagian dari “right to health” yang secara universal diakui, WHO menyatakan bahwa orang yang menderita ketergantungan pada narkoba wajib mendapatkan pelayan kesehatan seperti layaknya pasien penderita penyakit lainnya.Di berbagai negara WHO bersama pemerintah dan LSM menggalakan upaya pendekatan kesehatan yang komprehensif terhadap penderita ketergantungan pada narkoba, serta membangun imunitas di tengah masyarakat agar tidak mencoba-coba narkoba. Waspada Hepatitis CTerkait public health, seluruh negara diminta aware dengan heptitis C yang sangat serius diantara penyalah guna narkotika dengan jarum suntik. Setiap negara anggota didorong untuk menyediakan akses layanan baik untuk vaksin maupun obat-obatan. Selain itu setiap negara juga didorong untuk membuat kebijakan yang relevan terkait masalah di atas. Sementara itu, dalam diskusi juga dimunculkan isu substitusi untuk pengguna ganja yang disebut Pregnanolone yg merupakan suatu brain steroid. Tapi hal yang harus jadi catatan yang penting juga bahwa Isu human right juga terus dibahas. Setiap negara diminta untuk dapat menghapuskan stigma, kriminalisasi dan marginalisasi terhadap para penyalah guna Narkotika. (Bali Moniaga, dan Diah Setia Utami)
Berita Utama
WHO Ulas Isu Kesehatan Dalam Konteks Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Terkini
-
Audiensi Badan Narkotika Nasional dengan Universitas Bina Nusantara 26 Mei 2023
-
BNN RI Dampingi Stakeholder Dalam Rangka Implementasi Alternative Development Pada Pilot Project di Aceh Utara 26 Mei 2023
-
Rapat Internal Pelaksanaan Uji Kompetensi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat di Lingkungan BNN 25 Mei 2023
-
“Meeting to Determine The Awards of The International Day Drug Abuse and illicit Trafficking” 25 Mei 2023
-
BNN RI Musnahkan Ganja Dan Sabu, Selamatkan Lebih Dari 46.000 Jiwa 25 Mei 2023
-
BNN RI Gandeng Stakeholder di Madina Untuk Tangani Kawasan Tanaman Terlarang 25 Mei 2023
-
Rapat Finalisasi Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Narkoba 24 Mei 2023
Populer
- Perkuat Kebersamaan, Pimpinan dan Staf di BNN RI Saling Bermaaf-maafan 02 Mei 2023
- Hasil Pasca Sanggah Seleksi Kompetensi CPPPK Jabatan Fungsional Tenaga Teknis BNN 2022 12 Mei 2023
- Direktorat PSM BNN RI Menerima Audiensi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) 04 Mei 2023
- Perkuat Kolaborasi Dengan Media Massa, BNN RI Adakan Pertemuan Dengan Awak Media 05 Mei 2023
- Deputi Pemberantasan BNN RI Berikan Kuliah Umum Kepada Perwira Siswa DIKREG 51 SESKO TNI 04 Mei 2023
- BNN RI Hadiri Acara Hari Bhakti Pemasyarakatan Kemenkumham Ke-59 04 Mei 2023
- Audiensi dengan KASN terkait Tindak Lanjut PKS antara Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat dengan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) 05 Mei 2023