Salah satu upaya dalam menangani dalam menekan peredaran narkoba yaitu dengan cara merehabilitasi para pecandu dan penyalah gunanya, sehingga jumlah permintaan narkoba dapat ditekan. Seperti apa yang sering didengung-dengungkan oleh Kepala BNN, Anang Iskandar, bahwa jika para pecandu dan penyalah guna ini direhabilitasi, maka para bandar narkoba akan rugi, karena permintaan narkoba menjadi berkurang bahkan bisa jadi narkoba tidak ada harganya.Perlu diketahui bahwa tingkat prevalensi penyalah guna di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI, persentase jumlah penyalah guna narkoba mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 1,9% (tahun 2008) menjadi 2,2% (tahun 2011) atau sekitar 3,7 s.d. 4,7 juta jiwa dari populasi penduduk seluruh Indonesia yang berusia 10 s.d. 59 tahun.Sedangkan jumlah prevalensi penyalah guna narkoba di Sumatera Utara pada tahun 2011, sebesar 3% atau setara 295.173 jiwa dari jumlah penduduk sebanyak 9.839.100 jiwa. Jika hal ini tidak dilakukan suatu upaya untuk menanganinya, maka jumlah prevalansi akan terus meningkat. Seperti yang disebutkan di awal, bahwa penanganan narkoba melalui rehabilitasi bisa menekan tingkat jumlah prevalensi penyalah guna narkoba, karena bisa menekan adanya permintaan narkoba. Namun, seperti yang dikutip dari Jurnal Data, Edisi 2013, yang dikeluarkan oleh BNN, jumlah pecandu narkoba yang mendapatkan pelayanan Terapi dan Rehabilitasi di seluruh Indonesia tahun 2012 menurut data Deputi Bidang Rehabilitasi BNN adalah sebanyak 14.510 orang, dengan jumlah terbanyak pada kelompok 26 – 40 tahun yaitu sebanyak 9.972 orang.Dari data tersebut, bisa dilihat bahwa masih banyak selisih antara jumlah penyalah guna, yang sekitar 4 juta jiwa, dengan jumlah yang baru direhabilitasi, sekitar 15 ribu jiwa. Tentunya ini menjadi suatu masalah yang besar jika sisa dari penyalah guna itu tidak direhabilitasi. Kecenderungan pecandu narkoba yaitu mengajak orang lain untuk menggunakan narkoba, maka hal inilah yang bisa menjadi ancaman. Tentunya efek yang akan ditimbulkkan yaitu bertambahnya jumlah pecandu. BNN yang selaku focal point dalam penanganan di bidang narkoba, memiliki tugas untuk merehabilitasi para pecandu dan penyalah guna narkoba. Namun, BNN tidak bisa bekerja sendiri dalam melakukan rehabilitasi.Dengan segala kekurangan yang dimiliki, maka mustahil BNN dapat menangani jumlah penyalah guna dan pecandu yang jumlahnya sekitar 4 juta jiwa dalam waktu singkat. Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta dari masyarakat, untuk membangun tempat-tempat rehabilitasi yang berbasis masyarakat.Dikarenakan salah satu upaya penanggulangan masalah narkoba yang dilaksanakan BNN adalah meningkatkan ketersediaan pelayanan rehabilitasi bagi korban penyalah guna narkoba, khususnya bagi masyarakat di Medan, Sumatera Utara, yang mudah di akses dari aspek biaya, lokasi, dan waktu, maka BNN pada Kamis (24/10) di Kantor Pusat Yayasan Caritas PSE, Medan, memberikan dukungan kepada lembaga pelayanan terapi dan rehabilitasi yang telah ada di Medan, Sumatera Utara.Dukungan ini diberikan kepada 4 lembaga rehabilitasi berbasis masyarakat di Medan, Sumatera Utara, yaitu Yayasan Caritas PSE Medan, Yayasan Medan Plus, Yayasan Sibolangit Center, Yayasan Galatea Medan. Dukungan ini berupa pembiayaan operasional pelayanan rehabilitasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusianya.Dengan adanya dukungan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan, serta dapat meningkatkan jumlah pecandu yang dapat mengakses layanan rehabilitasi. Sehingga dapat menekan jumlah prevalensi pecandu dan penyalah guna narkoba, khususnya di Medan, Sumatera Utara.Pada kesempatan yang sama, pada acara ini, BNN melalui Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat, mengadakan Focus Group Discusion (FGD) dengan tema Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat dalam Rangka Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat. FGD ini bertujuan juga untuk mensosialisasikan kepada masyarakat, tentang dukungan penguatan yang diberikan oleh BNN kepada Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat.Pada FGD ini turut hadir yaitu Ir. Ediani Rahardjanti, Msi dari Pokjabfung Deputi Bidang Rehabilitasi BNN Pusat, Suheri Situmorang, S. Sos dari Kasi Advokasi BNNP Sumut dan Zulkarnaen Nst dari Yayasan Sibolangit.
Berita Utama
Rehabilitasi Dapat Memberantas Narkoba
Terkini
-
OPERASI PERTAMA DI TAHUN 2025, BNN MUSNAHKAN 12 TON GANJA DI ACEH BESAR 24 Apr 2025
-
BNN TERIMA AUDIENSI PEMKAB BANJAR, KUATKAN SINYAL POSITIF PEMBENTUKAN BNN KABUPATEN 23 Apr 2025
-
15 TAHUN KOLABORASI, BUKTI KOMITMEN YAYASAN PUTERI INDONESIA DALAM MENDUKUNG P4GN 23 Apr 2025
-
DIREKTUR HUKUM BNN SEBUT RAPERDA SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG, SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI BAHAYA NARKOTIKA 22 Apr 2025
-
PERKUAT KETAHANAN NASIONAL, BNN BERPARTISIPASI DALAM TEMU BISNIS INDUSTRI BERBASIS RISET YANG DIADAKAN BRIN 22 Apr 2025
-
BNN GENCARKAN PELATIHAN PENDAMPING AGEN PEMULIHAN, PERLUAS JANGKAUAN REHABILITASI NARKOBA BERBASIS KOMUNITAS 22 Apr 2025
-
BNN BUKA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS KE-IV TAHUN 2025: DORONG KEPEMIMPINAN PELAYANAN UNTUK WUJUDKAN INDONESIA BERSINAR 21 Apr 2025
Populer
- Pengumuman Jadwal Seleksi Kompetensi PPPK Formasi Tenaga Teknis dan Tenaga Kesehatan Tahap II BNN RI T.A. 2024 21 Apr 2025
- BNN DAN PGI BERSATU LAWAN NARKOBA, FOKUS PADA PENCEGAHAN DAN REHABILITASI 26 Mar 2025
- TEMUI MENLU SUGIONO, KEPALA BNN RI UPAYAKAN PENGEJARAN DPO DAN PERAMPASAN ASET DI LUAR NEGERI 26 Mar 2025
- BNN DAN TEMPO JALIN KOLABORASI STRATEGIS, PERANGI NARKOBA DI JAKARTA 28 Mar 2025
- DUKUNG MUDIK AMAN DI 2025, BNN LAKUKAN TES URINE DI 4 TERMINAL JAKARTA 27 Mar 2025
- BNN HADIRI GELAR GRIYA IDULFITRI 1446 H DI ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA 01 Apr 2025
- BNN GELAR TRADISI HALALBIHALAL IDUL FITRI 1446 H 08 Apr 2025