Daerah perbatasan merupakan kawasan yang rawan penyelundupan narkoba. Dengan kondisi geografis Indonesia, banyak celah yang bisa dimanfaatkan para bandar narkoba, termasuk di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Oleh karena itulah masyarakat dan aparat yang bertugas di perbatasan diharapkan bisa merapatkan barisan guna melawan peredaran narkoba.
Kepala BNN RI, Drs. Heru Winarko, SH memberikan atensi khusus pada wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain seperti di Pulau Sebatik. Kepala BNN, didampingi Deputi Pencegahan, Kepala BNNP Kaltara, dan Wakapolda Kaltara, bertolak dari Pelabuhan Tengkayu ke Pulau Sebatik dengan kapal cepat milik Polda Kaltara pada, Kamis (24/1).
Dalam kesempatan kunjungan kerja ini, Kepala BNN juga bertatap muka dengan masyarakat dan pejabat setempat untuk membahas pentingnya menangkal ancaman Narkoba di gedung pertemuan Aztrada di daerah Sebatik.
Kepala BNN menggarisbawahi bahwa narkoba merusak fisik dan psikis, oleh karena itulah diharapkan masyarakat memiliki pemahaman dan ketahanan agar bisa menangkal ancaman narkoba karena dampaknya sangat membahayakan.
Khususnya di Kaltara yang memiliki lebih dari 500 km perbatasan darat dan 300 km lebih perbatasan laut, Kepala BNN berpesan agar masyarakat makin solid dan seluruh stakeholder secara terpadu melakukan langkah nyata untuk menangkal peredaran narkoba.
Ia menegaskan jika ada transaksi narkoba, masyarakat boleh menangkap basah, lalu melaporkan kepada pihak yang berwajib.
Kepala BNN juga sangat berharap agar masyarakat tidak tergiur dengan iming-iming sindikat narkoba karena jelas hal tersebut melanggar hukum.
“Jika ada anak-anak di Sebatik terkena narkoba, maka sebaiknya diasesmen agar bisa menjalani rehabilitasi,” pungkas Kepala BNN.
Dalam kunjungan kerja di Pulau Sebatik ini, Kepala BNN beserta rombongan berkesempatan untuk meninjau patok 3 yang merupakan pos perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.
HUMAS BNN