Skip to main content
Berita Utama

Persempit Ruang Gerak Pengguna Narkoba

Oleh 05 Mar 2009Agustus 2nd, 2019Tidak ada komentar
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba 

AS, Jakarta. Di sela sela pelaksanaan sosialisasi pemberdayaan potensi masyarakat anti narkoba bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang diselenggarakan Pusat Pencegahan Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Rektorat PTIK, kami sempat mewawancarai Direktur Administrasi PTIK Brigjen Pol. Drs. Suhardi Alyus, yang hadir dalam acara tersebut. Berikut petikan wawancaranya:Di sela sela pelaksanaan sosialisasi pemberdayaan potensi masyarakat anti narkoba bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) yang diselenggarakan Pusat Pencegahan Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Rektorat PTIK, kami sempat mewawancarai Direktur Administrasi PTIK Brigjen Pol. Drs. Suhardi Alyus, yang hadir dalam acara tersebut. Berikut petikan wawancaranya:As : Apa yang melatarbelakangi diselenggarakannya sosialiasi ini?Suhardi : Faktor terberat yang bepengaruh pada pendidikan saat ini adalah faktor lingkungan, salah satunya aspek narkoba. Ini peringatan dini kepada mahasiswa untuk menghindari narkoba, karena akan berpengaruh pada pendidikan, proses belajar dan proses kehidupan berikutnya. Maka kalau ingin sukses belajar, jauhi penggunaan narkoba dan hal hal yang mengarah kepada penyalahgunaan narkoba. Alasan itulah yang melatarbelakangi diselenggarakan sosialisasi ini. As : Apa saja yang telah dilakukan PTIK untuk mendukung program anti Narkoba?Suhardi : PTIK telah melakukan berbagai hal, yang dikelola oleh Direktorat Kemahasiswaan, meliputi sosialisasi peraturan, sidak, kerjasama dengan BNN, polisi, serta adanya surat keterangan bebas narkoba untuk mahasiswa, serta menekankan bahwa PTIK adalah kampus bebas narkoba. Dimana kami secara periodik berkoordinasi untuk melakukan sidak, tes urine dan kerjasama dengan BNN untuk sosialisasi narkoba kepada mahasiswa. As : Bagaimana pendapat Direktur atas sikap pemerintah terhadap para pengedar narkoba?Suhardi : Dalam konteks ini pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi akan kesadaran semua pihak yang menjadi pembuat, pengedar dan penjual narkoba. Bahkan disinyalir terdapat aparat, dokter yang terlibat dalam proses itu. Sungguh ironi, dimana mereka yang seharusnya memberi contoh, justru terlibat sebagai pengedar narkoba. Hal ini sebenarnya terkait dengan kondisi keuangan bangsa saat ini yang semakin sulit, sehingga peluang memperoleh tambahan dana lebih banyak, jika tidak sanggup menghadapi kondisi yang sulit, banyak anggota masyarakat yang terjebak dalam perdagangan narkoba. Namun jika dipikir kembali, apa nikmatnya hidup di dunia, jika dapat uang dari jual narkoba? Apa sih sebenarnya tujuan hidup ini, jika membuat kerusakan dan kesengsaraan orang lain? Betapa terkutuknya mereka yang telah merusak moral generasi muda.As : Apa harapan PTIK kedepan?Suhardi : Minimal kita semua berusaha untuk mempersempit ruang gerak pengguna narkoba dimanapun, di masyarakat, di kampus bahkan tempat lainnya. Masalahnya masyarakat masih sangat minim kesadarannya untuk bersama sama memberantas narkoba. Dan itu tugas kita, pemerintah, perguruan tinggi, institusi pendidikan yang lain serta peran masyarakat dan keluarga pada khususnya. Di lain pihak aparat dan pemerintah harus bisa melindungi pihak-pihak yang melaporkan adanya transaksi narkoba. Tentu ini adalah efek dari perekonomian kita yang masih sangat lemah, dan gejala umum di negara-negara berkembang, yang tingkat perekonomian masyarakatnya belum merata. Sehingga penjualan narkoba menjadi tumbuh pesat. Kedepan, marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan terdekat kita untuk perkembangan anak dan generasi pelanjut kita lebih baik.

Baca juga:  Vonis Penjara dan Pengusiran Pada WN Asing Mendapat Apresiasi

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel